KIRKUK , SUMUTPOS.CO – Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) terus menebar teror. Kemarin (18/6) kelompok militan Sunni tersebut melancarkan serangan besar-besaran ke kilang minyak terbesar Iraq. Bersamaan dengan itu, Perdana Menteri (PM) Nuri Al Maliki merombak jajaran petinggi militer Iraq.
Belum berhasil menguasai Kota Baghdad, ISIL berusaha melemahkan pemerintahan Maliki melalui sisi ekonomi. Yakni, mengacaukan produksi minyak bumi yang menjadi komoditas andalan Iraq. Kemarin militan menyerbu kompleks kilang minyak terbesar di Kota Baiji, Provinsi Salaheddin. Kota di sisi utara itu berjarak sekitar 200 kilometer dari ibu kota.
“Serangan ke kilang minyak terjadi sekitar pukul 04.00 pagi waktu setempat (sekitar pukul 08.00 WIB),” kata seorang pejabat pemerintah. ISIL membakar tangki-tangki berisi minyak hasil sulingan di lokasi tersebut. Baku tembak antara militan dan pasukan keamanan di kompleks itu tidak terhindarkan. Puluhan orang tewas.
Letjen Qassem Atta, yang menjabat sebagai penasihat keamanan Maliki, melaporkan bahwa militer berhasil melumpuhkan militan di Baiji. “Pasukan kami berhasil merebut kembali kilang minyak tersebut dan menewaskan sekitar 40 militan,” terangnya. Tapi, dia tidak menyebutkan jumlah korban dari pihak militer. Kabarnya, puluhan serdadu juga tewas dalam bentrok sengit kemarin.
Semua korban dalam insiden di Baiji itu adalah tentara dan militan. Sebab, saat serangan terjadi, kilang minyak sedang tidak beroperasi dan dijaga ketat militer. Hampir seluruh pekerja meninggalkan lokasi tersebut sejak Selasa (17/6). Kilang Baiji ditutup karena permintaan minyak bumi menurun drastis sejak ISIL menguasai Kota Kirkuk pada awal pekan.
Serangan ISIL ke kilang minyak setelah merebut Kirkuk yang merupakan salah satu penghasil minyak Iraq membuat negara-negara produsen minyak cemas. Saat ini ekspor minyak Iraq tercatat mencapai 2,5 juta barel per hari. Agresi militan Sunni itu, cepat atau lambat, akan memengaruhi angka produksi minyak bumi di negara tersebut. Tapi, untuk saat ini, suplai Iraq masih aman.
Kemarin Rebecca O”Keeffe dari Interactive Investor menegaskan bahwa serangan ke Baiji itu tidak akan membawa dampak serius bagi pasar minyak internasional. “Sepengetahuan saya, kilang minyak Baiji tidak memasok ke luar Iraq. Jadi, dampak serangan ini tidak akan serius,” paparnya. Namun, teori tersebut bisa berubah jika nanti ISIL berhasil menguasai Baghdad dan kilang minyak utama di selatan.
Sementara itu, Maliki merombak jajaran petinggi militernya. Tidak mau terus-menerus menjadi sasaran militan, pemimpin 63 tahun tersebut merangkul lawan-lawan politiknya. Selasa malam lalu Maliki mencopot sejumlah komandan. Di antaranya, komandan militer tertinggi Provinsi Nineveh. Komandan yang tidak disebutkan namanya itu dianggap bertanggung jawab atas jatuhnya Kota Mosul ke tangan ISIL.
Kemarin Maliki menyeret salah seorang komandan yang dia pecat itu ke pengadilan militer. Si komandan diancam dengan dakwaan desersi karena anak buahnya memilih meninggalkan pos jaga mereka setelah ISIL melancarkan serangan membabi buta. Awal pekan lalu, ribuan serdadu menanggalkan seragam militer mereka dan kabur ketika ISIL melancarkan serangan ke kota-kota yang mayoritas berpenduduk Syiah.
Berusaha mempersatukan kembali Iraq yang tercerai-berai, Maliki muncul bersama para politikus Sunni dalam sebuah tayangan televisi. Dia bahkan duduk berdampingan dengan Ketua Parlemen Osama Al Nujaifi yang merupakan rival politiknya. “Kini kami sedang berusaha menghentikan agresi militan, merebut kembali kota-kota yang mereka kuasai dan melancarkan serangan balasan,” terang Maliki. (AP/AFP/RTR/hep/c6/tia)