26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Drone Hamas Gempur Israel

GAZA, SUMUTPOS.CO – Untuk kali pertama dalam sejarah, sebuah drone atau pesawat tak berawak dari arah Jalur Gaza menyerang wilayah Israel. Namun, militer Israel bertindak cepat dan menembak jatuh drone itu.

PERANG DRONE, Prajurit militer Israel menyiapkan drone untuk memonitor perbatasan di Jalur Gaza, kemarin (14/7). Perang Israel-pejuang Hamas Palestina di Jalur Gaza kini melibatkan pesawat tanpa awak itu.
PERANG DRONE, Prajurit militer Israel menyiapkan drone untuk memonitor perbatasan di Jalur Gaza, kemarin (14/7). Perang Israel-pejuang Hamas Palestina di Jalur Gaza kini melibatkan pesawat tanpa awak itu.

Mengutip dari Associated Press, drone tersebut ditembak jatuh oleh rudal patriot di Kota Ashdod Selatan kemarin siang (14/7). Namun, hingga kini tidak jelas pihak mana yang menggunakan drone itu. Setidaknya 1.000 roket telah diluncurkan para pejuang Palestina sejak Israel menyerang pada 8 Juli. Namun, roket tersebut telah dihadang sistem pertahanan Israel yang disebut Iron Dome.

Sementara itu, meningkatnya serangan Israel membuat warga yang tinggal di lokasi Gaza mengungsi. Setidaknya sekitar 70 ribu warga yang tinggal di wilayah Beit Lahiya, Gaza Utara, berupaya mencari tempat aman. Menurut laporan badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagian besar pengungsi bukanlah pejuang, melainkan para warga sipil yang diliputi ketakutan atas serangan Israel.

Israel menjatuhkan selebaran-selebaran di Beit Lahiya sebelah utara perbatasan Gaza. Selebaran itu bertulisan, “Mereka yang tidak mematuhi instruksi untuk meninggalkan tempat ini dengan segera telah membahayakan hidupnya serta keluarganya. Hati-hati.” Pejabat PBB mencatat, sekitar 10.000 orang telah mengungsi ke selatan di delapan sekolah milik badan dunia di Gaza City.

Di sisi lain, menteri dalam negeri Gaza dalam sebuah pernyataan yang disiarkan radio Hamas menyebut peringatan Israel itu sebagai ‘perang psikologis’. Dia juga meminta warga yang mengungsi kembali dan yang lain tetap tinggal di rumah mereka. Selebaran yang disebar menggunakan pesawat pada Minggu (13/7) tersebut adalah peringatan pertama Israel bagi penduduk Palestina yang menjangkau wilayah luas. Sebelumnya, peringatan hanya berbentuk panggilan telepon ke rumah yang akan diserang.

Menteri kesehatan Gaza menyatakan, setidaknya 160 warga Palestina, termasuk di antaranya 135 warga sipil dan 30 anak, terbunuh selama perang enam hari. Selain itu, lebih dari 1.000 orang terluka. Tekanan internasional kepada dua pihak untuk menghentikan serangan meningkat. Dewan Keamanan PBB menyeru penghentian perang. Namun, Israel menyambut dingin seruan untuk melakukan gencatan senjata dan menyebut serangan terkini kepada Hamas sebagai cara terbaik untuk menjamin kembalinya keamanan dalam jangka panjang.

Sementara itu, Menlu Marty Natalegawa menegaskan, Indonesia akan melakukan upaya diplomasi untuk perdamaian di Palestina. “Upaya diplomasi terus kami tingkatkan. Sepak terjang Israel telah mengakibatkan semakin banyak korban, sekitar 70 persen, dari warga sipil,” papar Marty di kompleks Istana Presiden, kemarin (14/7).

Menyoal bantuan bagi Palestina, Marty menguraikan bahwa pihaknya telah menanyakan kepada Menlu Palestina terkait dengan bantuan apa saja yang diperlukan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan bantuan dana USD 1 juta. “Kami juga berkomunikasi dengan Dubes Palestina di Jakarta, khusus bantuan obat-obatan,” jelasnya.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi menyatakan apresiasinya terhadap Indonesia, yang telah mendukung dan memberikan bantuan bagi negaranya. “Terima kasih, kami mendapat dukungan dari Indonesia. Terima kasih atas bantuan yang diberikan, sekarang kami membahas bagaimana menyalurkan bantuan obat-obatan dari pemerintah Indonesia secepatnya,” papar Mehdawi.

Karena itu, kata Mehdawi, pihaknya akan bekerja sama lebih intens dengan Indonesia dan beberapa negara lain untuk memastikan bahwa Dewan Keamanan PBB mampu memberikan tekanan kepada Israel agar menghentikan aksi militernya di Gaza. Dia mengungkapkan, hingga saat ini sudah ada lima ribu anak yang kehilangan tempat tinggal. Selain itu, lebih dari seribu orang menderita luka-luka dan membutuhkan perawatan. “Kami perlu mengevakuasi mereka,” katanya.

Dengan banyaknya teror kepada anak-anak dan warga, kata Mehdawi, hari ini pemerintah Palestina akan mencoba untuk melobi PBB. Tujuannya, PBB bersedia menempatkan semua warga Palestina di bawah perlindungannya. “Karena itu, kami membutuhkan bantuan dari banyak negara, seperti negara-negara Gerakan Non Blok dan OKI,” tegasnya.

Sumut Minta SBY Tegas

Dari Medan, DPD Hizbut Tahir Indonesia (HTI) Sumut melakukan aksi turun ke jalan untuk menyampaikan protes dan kecaman kepada Israel. Dalam orasinya HTImeminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera tanggap menyikapi operasi militer Israel ke Palestina. Dengan mengutus TNI untuk menjadi duta perdamaian atas nama kemanusian di jalur Gaza Palestina.

“Langkah Presiden SBY dalam menghentikan agresi militer zionis Israel sangat penting,”sebut Juru Bicara HTI dalam orasinya yang digelar di Bundaran Mejestik Jalan Gatot Subroto, Medan, Senin (14/7) sore.

Massa yang didominasi kaum wanita ini meminta kepada negera-negara Islam untuk membantuk kemerdekaan Palestina yang terus menjadi korban keganasan yahudi Israel. Massa menilai aksi Israel sudah melenggar HAM paling besar di dunia. Di samping itu, massa mengimbau kepada masyarakat Kota Medan untuk menyisihkan rezekinya untuk mendonasikan dalam rangka kemanusian untuk warga Palestina dan memberikan doa untuk keselamatan warga Palestina.”Marikan kita infak harta dan rezeki untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina saat ini yang sangat memerlukan uluran tangan ikhlas di Kota Medan maupun di Indonesia,” teriak massa.

Setelah menyampaikan orasi, massa bersama-sama melakukan doa untuk keselamatan warga Palestina. Kemudian, massa HTI membubarkan diri dengan tertib dari lokasi aksi.

Di hari yang sama puluhan massa dari Solidaritas Palestina Merdeka berkumpul di Lapangan Merdeka. Massa yang berasal dari berbagai latar belakang profesi ini bergerak ke DPRD Sumut untuk mendesak agar pemerintah Indonesia segera turun tangan guna membantu perdamaian antara Palestina dengan Israel.

Massa menilai, jika pemerintah tidak berperan aktif, tentu pemerintah dianggap ikut serta melakukan pembiaran terhadap pembantaian massal yang dilakukan Israel dan sekutunya. “Sudah ratusan nyawa meninggal dunia akibat insiden penyerangan itu. Untuk itu, sudah selayaknya pemerintah mendesak PBB supaya menggelar sidang istimewa guna menjatuhkan sanksi terhadap Israel,” kata massa.

Massa beranggapan, selama ini PBB masih terkesan tutup mata. Hal ini karena adanya dugaan bahwa negara-negara yang berkecimpung di PBB sedikitnya merupakan antek-antek Yahudi. “Kami mendesak agar PBB segera membubarkan negara Israel. Israel adalah penjajah yang hendak membumihanguskan negara Palestina. Kami pun mengajak peran serta masyarakat untuk melakukan pemboikotan terhadap produk yang berbau Amerika,” sebut massa.

Selain itu, lanjut massa, bilamana warga membeli produk Amerika, secara tidak langsung masyarakat telah mendanai Israel dan sekutunya untuk membeli amunisi dan perlengkapan senjata melalui hasil penjualan produk-produk mereka.

“Setiap uang yang kita sisihkan untuk membeli produk buatan Amerika, maka secara tidak langsung kita telah menyumbangkan satu peluru bagi Israel,” kata massa.

Usai melakukan aksi di depan gedung DPRD Sumut, massa kemudian bergerak ke kantor Konjen Amerika Serikat yang ada di Jl MT Haryono.  Di tempat ini, massa disambut sejumlah petugas Polsekta Medan Timur yang mengawal Gedung Uniland tersebut.  Usai melakukan orasi, massa yang datang dengan membawa bendera Palestina dan sejumlah poster berisikan kecaman akhirnya membubarkan diri dan bergerak ke titik kumpul awal di Lapangan Merdeka.

Salat Gaib untuk Palestina

Sementara itu, ratusan pelajar dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Lubukpakam menggelar salat gaib dan penggalangan dana sebagai bentuk kepedulian terhadap umat muslim di Kota Gaza, Palestina yang telah dibombardir oleh Israel. Aksi solidaritas sebagai bentuk perihatin itu dilakukan dengan mengawali Salat Ghaib bagi ratusan umat islam yang telah tewas terkena serangan Israel. Salat dilakukan dibawah teriknya matahari dengan imam, Edi Sundowo, guru olahraga. Tanpa alas, ratusan pelajar tetap semangat memberikan doa kepada saudara di Gaza, Palestina.

Kepala Sekolah MTs Negeri Lubukpakam, Dra Mismah kepada wartawan, Senin (14/7) mengatakan salat tersebut dilaksanakan secara spontan dan tanpa perencanaan karena mereka prihatin terhadap Palestina. “Mudah-mudahan ini dapat bermanfaat, hanya sedikit yang dapat kami sumbang. Semoga doa ini menjadi kekuatan bagi umat muslim di Palestina,” katanya. (ken/c7/kim/jpnn/gus/ris/ted/rbb)

GAZA, SUMUTPOS.CO – Untuk kali pertama dalam sejarah, sebuah drone atau pesawat tak berawak dari arah Jalur Gaza menyerang wilayah Israel. Namun, militer Israel bertindak cepat dan menembak jatuh drone itu.

PERANG DRONE, Prajurit militer Israel menyiapkan drone untuk memonitor perbatasan di Jalur Gaza, kemarin (14/7). Perang Israel-pejuang Hamas Palestina di Jalur Gaza kini melibatkan pesawat tanpa awak itu.
PERANG DRONE, Prajurit militer Israel menyiapkan drone untuk memonitor perbatasan di Jalur Gaza, kemarin (14/7). Perang Israel-pejuang Hamas Palestina di Jalur Gaza kini melibatkan pesawat tanpa awak itu.

Mengutip dari Associated Press, drone tersebut ditembak jatuh oleh rudal patriot di Kota Ashdod Selatan kemarin siang (14/7). Namun, hingga kini tidak jelas pihak mana yang menggunakan drone itu. Setidaknya 1.000 roket telah diluncurkan para pejuang Palestina sejak Israel menyerang pada 8 Juli. Namun, roket tersebut telah dihadang sistem pertahanan Israel yang disebut Iron Dome.

Sementara itu, meningkatnya serangan Israel membuat warga yang tinggal di lokasi Gaza mengungsi. Setidaknya sekitar 70 ribu warga yang tinggal di wilayah Beit Lahiya, Gaza Utara, berupaya mencari tempat aman. Menurut laporan badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagian besar pengungsi bukanlah pejuang, melainkan para warga sipil yang diliputi ketakutan atas serangan Israel.

Israel menjatuhkan selebaran-selebaran di Beit Lahiya sebelah utara perbatasan Gaza. Selebaran itu bertulisan, “Mereka yang tidak mematuhi instruksi untuk meninggalkan tempat ini dengan segera telah membahayakan hidupnya serta keluarganya. Hati-hati.” Pejabat PBB mencatat, sekitar 10.000 orang telah mengungsi ke selatan di delapan sekolah milik badan dunia di Gaza City.

Di sisi lain, menteri dalam negeri Gaza dalam sebuah pernyataan yang disiarkan radio Hamas menyebut peringatan Israel itu sebagai ‘perang psikologis’. Dia juga meminta warga yang mengungsi kembali dan yang lain tetap tinggal di rumah mereka. Selebaran yang disebar menggunakan pesawat pada Minggu (13/7) tersebut adalah peringatan pertama Israel bagi penduduk Palestina yang menjangkau wilayah luas. Sebelumnya, peringatan hanya berbentuk panggilan telepon ke rumah yang akan diserang.

Menteri kesehatan Gaza menyatakan, setidaknya 160 warga Palestina, termasuk di antaranya 135 warga sipil dan 30 anak, terbunuh selama perang enam hari. Selain itu, lebih dari 1.000 orang terluka. Tekanan internasional kepada dua pihak untuk menghentikan serangan meningkat. Dewan Keamanan PBB menyeru penghentian perang. Namun, Israel menyambut dingin seruan untuk melakukan gencatan senjata dan menyebut serangan terkini kepada Hamas sebagai cara terbaik untuk menjamin kembalinya keamanan dalam jangka panjang.

Sementara itu, Menlu Marty Natalegawa menegaskan, Indonesia akan melakukan upaya diplomasi untuk perdamaian di Palestina. “Upaya diplomasi terus kami tingkatkan. Sepak terjang Israel telah mengakibatkan semakin banyak korban, sekitar 70 persen, dari warga sipil,” papar Marty di kompleks Istana Presiden, kemarin (14/7).

Menyoal bantuan bagi Palestina, Marty menguraikan bahwa pihaknya telah menanyakan kepada Menlu Palestina terkait dengan bantuan apa saja yang diperlukan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan bantuan dana USD 1 juta. “Kami juga berkomunikasi dengan Dubes Palestina di Jakarta, khusus bantuan obat-obatan,” jelasnya.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi menyatakan apresiasinya terhadap Indonesia, yang telah mendukung dan memberikan bantuan bagi negaranya. “Terima kasih, kami mendapat dukungan dari Indonesia. Terima kasih atas bantuan yang diberikan, sekarang kami membahas bagaimana menyalurkan bantuan obat-obatan dari pemerintah Indonesia secepatnya,” papar Mehdawi.

Karena itu, kata Mehdawi, pihaknya akan bekerja sama lebih intens dengan Indonesia dan beberapa negara lain untuk memastikan bahwa Dewan Keamanan PBB mampu memberikan tekanan kepada Israel agar menghentikan aksi militernya di Gaza. Dia mengungkapkan, hingga saat ini sudah ada lima ribu anak yang kehilangan tempat tinggal. Selain itu, lebih dari seribu orang menderita luka-luka dan membutuhkan perawatan. “Kami perlu mengevakuasi mereka,” katanya.

Dengan banyaknya teror kepada anak-anak dan warga, kata Mehdawi, hari ini pemerintah Palestina akan mencoba untuk melobi PBB. Tujuannya, PBB bersedia menempatkan semua warga Palestina di bawah perlindungannya. “Karena itu, kami membutuhkan bantuan dari banyak negara, seperti negara-negara Gerakan Non Blok dan OKI,” tegasnya.

Sumut Minta SBY Tegas

Dari Medan, DPD Hizbut Tahir Indonesia (HTI) Sumut melakukan aksi turun ke jalan untuk menyampaikan protes dan kecaman kepada Israel. Dalam orasinya HTImeminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera tanggap menyikapi operasi militer Israel ke Palestina. Dengan mengutus TNI untuk menjadi duta perdamaian atas nama kemanusian di jalur Gaza Palestina.

“Langkah Presiden SBY dalam menghentikan agresi militer zionis Israel sangat penting,”sebut Juru Bicara HTI dalam orasinya yang digelar di Bundaran Mejestik Jalan Gatot Subroto, Medan, Senin (14/7) sore.

Massa yang didominasi kaum wanita ini meminta kepada negera-negara Islam untuk membantuk kemerdekaan Palestina yang terus menjadi korban keganasan yahudi Israel. Massa menilai aksi Israel sudah melenggar HAM paling besar di dunia. Di samping itu, massa mengimbau kepada masyarakat Kota Medan untuk menyisihkan rezekinya untuk mendonasikan dalam rangka kemanusian untuk warga Palestina dan memberikan doa untuk keselamatan warga Palestina.”Marikan kita infak harta dan rezeki untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina saat ini yang sangat memerlukan uluran tangan ikhlas di Kota Medan maupun di Indonesia,” teriak massa.

Setelah menyampaikan orasi, massa bersama-sama melakukan doa untuk keselamatan warga Palestina. Kemudian, massa HTI membubarkan diri dengan tertib dari lokasi aksi.

Di hari yang sama puluhan massa dari Solidaritas Palestina Merdeka berkumpul di Lapangan Merdeka. Massa yang berasal dari berbagai latar belakang profesi ini bergerak ke DPRD Sumut untuk mendesak agar pemerintah Indonesia segera turun tangan guna membantu perdamaian antara Palestina dengan Israel.

Massa menilai, jika pemerintah tidak berperan aktif, tentu pemerintah dianggap ikut serta melakukan pembiaran terhadap pembantaian massal yang dilakukan Israel dan sekutunya. “Sudah ratusan nyawa meninggal dunia akibat insiden penyerangan itu. Untuk itu, sudah selayaknya pemerintah mendesak PBB supaya menggelar sidang istimewa guna menjatuhkan sanksi terhadap Israel,” kata massa.

Massa beranggapan, selama ini PBB masih terkesan tutup mata. Hal ini karena adanya dugaan bahwa negara-negara yang berkecimpung di PBB sedikitnya merupakan antek-antek Yahudi. “Kami mendesak agar PBB segera membubarkan negara Israel. Israel adalah penjajah yang hendak membumihanguskan negara Palestina. Kami pun mengajak peran serta masyarakat untuk melakukan pemboikotan terhadap produk yang berbau Amerika,” sebut massa.

Selain itu, lanjut massa, bilamana warga membeli produk Amerika, secara tidak langsung masyarakat telah mendanai Israel dan sekutunya untuk membeli amunisi dan perlengkapan senjata melalui hasil penjualan produk-produk mereka.

“Setiap uang yang kita sisihkan untuk membeli produk buatan Amerika, maka secara tidak langsung kita telah menyumbangkan satu peluru bagi Israel,” kata massa.

Usai melakukan aksi di depan gedung DPRD Sumut, massa kemudian bergerak ke kantor Konjen Amerika Serikat yang ada di Jl MT Haryono.  Di tempat ini, massa disambut sejumlah petugas Polsekta Medan Timur yang mengawal Gedung Uniland tersebut.  Usai melakukan orasi, massa yang datang dengan membawa bendera Palestina dan sejumlah poster berisikan kecaman akhirnya membubarkan diri dan bergerak ke titik kumpul awal di Lapangan Merdeka.

Salat Gaib untuk Palestina

Sementara itu, ratusan pelajar dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Lubukpakam menggelar salat gaib dan penggalangan dana sebagai bentuk kepedulian terhadap umat muslim di Kota Gaza, Palestina yang telah dibombardir oleh Israel. Aksi solidaritas sebagai bentuk perihatin itu dilakukan dengan mengawali Salat Ghaib bagi ratusan umat islam yang telah tewas terkena serangan Israel. Salat dilakukan dibawah teriknya matahari dengan imam, Edi Sundowo, guru olahraga. Tanpa alas, ratusan pelajar tetap semangat memberikan doa kepada saudara di Gaza, Palestina.

Kepala Sekolah MTs Negeri Lubukpakam, Dra Mismah kepada wartawan, Senin (14/7) mengatakan salat tersebut dilaksanakan secara spontan dan tanpa perencanaan karena mereka prihatin terhadap Palestina. “Mudah-mudahan ini dapat bermanfaat, hanya sedikit yang dapat kami sumbang. Semoga doa ini menjadi kekuatan bagi umat muslim di Palestina,” katanya. (ken/c7/kim/jpnn/gus/ris/ted/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/