29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Rektor USU Siap Taati Hukum

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Syahril Pasaribu mendukung penuh upaya Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam mengungkap kasus korupsi yang terjadi di institusinya. Menurut rektor, sebagai warga negara yang baik, pihaknya senantiasa akan menaati hukum.

Rektor USU, Prof Syahril Pasaribu
Rektor USU, Prof Syahril Pasaribu

“Karena itu sudah masuk ranah hukum, kita ikuti saja. Saya nggak mau bicara soal hukum dan kita serahkan kepada ahlinya. Sebagai orang yang taat hukum, maka kita ikuti saja,” kata Syahril kepada Sumut Pos di Biro Pusat Administrasi USU, Rabu (20/8).

Syahril yang saat itu mengenakan kemeja putih pascaacara Dies Natalis ke-62 USU, tampak tenang dan santai. Begitupun ketika disinggung dalam waktu dekat Kejagung segera menetapkan tersangka baru yang diduga mantan Rektor USU Chairuddin P Lubis atau dirinya selaku rektor yang menjabat saat ini.

“Kalau memang bersalah, silahkan saja Kejagung tetapkan siapa tersangkanya. Kita selalu kooperatif dan taat hukum,” lugasnya.

Mengenai materi yang disampaikan Kejagung padanya saat pemeriksaan tempo hari, Syahril enggan mengomentari soal itu. “Yang jelas bila sudah masuk ranah hukum, bukan menjadi kapasitas kita lagi,” jawabnya.

Syahril menegaskan mendukung penuh upaya Kejagung terhadap penuntasan kasus dugaan korupsi di USU, di mana saat ini fokusnya adalah di Departemen Etnomusikologi dan Fakultas Farmasi USU. “Ya mendukunglah, kenapa untuk yang baik tidak kita dukung,” katanya.

Pun dengan adanya pendapat sebagian kalangan bahwa lembaga yang ia pimpin disebut ‘kebal hukum’, Syahril tak menghiraukan istilah tersebut. Sekali lagi ia menekankan karena hal ini sudah masuk ranah hukum, maka sejatinya sudah menjadi kewenangan penegak hukum.

“Ya, sudahlah, biar itu jadi wewenang penegak hukum saja, kita enggak perlu bicara panjang-panjang. Kalau ada yang bilang seperti itu (kebal hukum), bisa kacau hukum kita. Jadi ya intinya kita taat hukumlah,” jelasnya.

Tersiar kabar adanya rapat mendadak yang ia lakukan dengan mengumpulkan para guru besar, pekan lalu, Syahril membantah informasi tersebut. “Bukan membahas itu (terkait upaya hukum). Tetapi pembahasan mengenai senat yang baru dan juga persiapan Dies Natalis USU,” sebut dia.

Di Mana Dekan Farmasi?

Usai mewawancarai Syahril Pasaribu, Sumut Pos sempat mengamati Dekan Fakultas Farmasi USU Sumadio Hadisaputro di acara Dies Natalis USU pada Rabu siang kemarin. Namun sepanjang acara, mulai dari Gedung Auditorium USU sampai di biro rektor, yang bersangkutan tak terlihat. Sepertinya ia tidak menghadiri acara hari jadi USU itu.

“Saya juga enggak begitu mengamati, ada tidak beliau tadi ya,” ujar Humas USU, Bisru Hafi.

Menurut Bisru, pimpinan fakultas seharusnya mengisi barisan prosesi dalam acara tersebut. “Semua sudah kita undang, apalagi memang pimpinan fakultas yang terdiri dari guru besar juga mengisi barisan prosesi. Tetapi memang enggak terpantau oleh saya,” ujarnya.

Begitu juga saat disambangi ke fakultas farmasi, Sumadio juga tak ada di sana. “Mungkin menghadiri acara Dies Natalislah, soalnya tadi saya juga enggak ada lihat beliau,” ucap salah seorang mahasiswa yang ditemui di fakultas farmasi.

Menghilangnya Sumadio pascapenetapan tersangka oleh Kejagung memang masih menjadi misteri. Ia kerap sulit dijumpai baik di kantornya dan di kediamannya yang tak jauh dari fakultas tempatnya bekerja. (prn/rbb)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Syahril Pasaribu mendukung penuh upaya Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam mengungkap kasus korupsi yang terjadi di institusinya. Menurut rektor, sebagai warga negara yang baik, pihaknya senantiasa akan menaati hukum.

Rektor USU, Prof Syahril Pasaribu
Rektor USU, Prof Syahril Pasaribu

“Karena itu sudah masuk ranah hukum, kita ikuti saja. Saya nggak mau bicara soal hukum dan kita serahkan kepada ahlinya. Sebagai orang yang taat hukum, maka kita ikuti saja,” kata Syahril kepada Sumut Pos di Biro Pusat Administrasi USU, Rabu (20/8).

Syahril yang saat itu mengenakan kemeja putih pascaacara Dies Natalis ke-62 USU, tampak tenang dan santai. Begitupun ketika disinggung dalam waktu dekat Kejagung segera menetapkan tersangka baru yang diduga mantan Rektor USU Chairuddin P Lubis atau dirinya selaku rektor yang menjabat saat ini.

“Kalau memang bersalah, silahkan saja Kejagung tetapkan siapa tersangkanya. Kita selalu kooperatif dan taat hukum,” lugasnya.

Mengenai materi yang disampaikan Kejagung padanya saat pemeriksaan tempo hari, Syahril enggan mengomentari soal itu. “Yang jelas bila sudah masuk ranah hukum, bukan menjadi kapasitas kita lagi,” jawabnya.

Syahril menegaskan mendukung penuh upaya Kejagung terhadap penuntasan kasus dugaan korupsi di USU, di mana saat ini fokusnya adalah di Departemen Etnomusikologi dan Fakultas Farmasi USU. “Ya mendukunglah, kenapa untuk yang baik tidak kita dukung,” katanya.

Pun dengan adanya pendapat sebagian kalangan bahwa lembaga yang ia pimpin disebut ‘kebal hukum’, Syahril tak menghiraukan istilah tersebut. Sekali lagi ia menekankan karena hal ini sudah masuk ranah hukum, maka sejatinya sudah menjadi kewenangan penegak hukum.

“Ya, sudahlah, biar itu jadi wewenang penegak hukum saja, kita enggak perlu bicara panjang-panjang. Kalau ada yang bilang seperti itu (kebal hukum), bisa kacau hukum kita. Jadi ya intinya kita taat hukumlah,” jelasnya.

Tersiar kabar adanya rapat mendadak yang ia lakukan dengan mengumpulkan para guru besar, pekan lalu, Syahril membantah informasi tersebut. “Bukan membahas itu (terkait upaya hukum). Tetapi pembahasan mengenai senat yang baru dan juga persiapan Dies Natalis USU,” sebut dia.

Di Mana Dekan Farmasi?

Usai mewawancarai Syahril Pasaribu, Sumut Pos sempat mengamati Dekan Fakultas Farmasi USU Sumadio Hadisaputro di acara Dies Natalis USU pada Rabu siang kemarin. Namun sepanjang acara, mulai dari Gedung Auditorium USU sampai di biro rektor, yang bersangkutan tak terlihat. Sepertinya ia tidak menghadiri acara hari jadi USU itu.

“Saya juga enggak begitu mengamati, ada tidak beliau tadi ya,” ujar Humas USU, Bisru Hafi.

Menurut Bisru, pimpinan fakultas seharusnya mengisi barisan prosesi dalam acara tersebut. “Semua sudah kita undang, apalagi memang pimpinan fakultas yang terdiri dari guru besar juga mengisi barisan prosesi. Tetapi memang enggak terpantau oleh saya,” ujarnya.

Begitu juga saat disambangi ke fakultas farmasi, Sumadio juga tak ada di sana. “Mungkin menghadiri acara Dies Natalislah, soalnya tadi saya juga enggak ada lihat beliau,” ucap salah seorang mahasiswa yang ditemui di fakultas farmasi.

Menghilangnya Sumadio pascapenetapan tersangka oleh Kejagung memang masih menjadi misteri. Ia kerap sulit dijumpai baik di kantornya dan di kediamannya yang tak jauh dari fakultas tempatnya bekerja. (prn/rbb)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/