25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sekali Kencan Patok Tarif Rp 1 Juta

SURABAYA – Polrestabes Surabaya kembali membongkar praktik prostitusi dengan pelaku dan korban para pelajar yang berusia 16 tahun. Mereka yang dibebuk adalah SA dan WA. Kini polisi sedang mendalami peran kedua pelajar SMA itu.

Kanit PPA Polrestabes Surabaya AKP Suratmi menerangkan bahwa motifasi kedua pelajar itu terjun di dunia prostitusi hampir sama dengan kasus-kasus serupa sebelumnya yang pernah terungkap di Surabaya. “Mereka menginginkan hidup dengan kemewahan,” kata Suratmi di Mapolrestabes Surabaya Rabu (10/7).

Bagaimana tidak, sekali berkencan dengan pria hidung belang, SA mematok tarif Rp 1 juta. Nah, Rp 250 ribu dari nilai tersebut lantas disisihkan SA untuk WA yang berperan sebagai mucikari.

Terungkapnya aksi WA dan SA itu berawal dari informasi yang beredar di masyarakat. Polisi lalu mendalami informasi tersebut.

Setelah yakin, mulailah polisi melacak dengan menyamar sebagai pengguna jasa mereka. Akhirnya, terbongkar aksi yang mereka lakukan sejak beberapa bulan terakhir itu.

Menurut Suratmi, hampir semua PSK pelajar  memiliki pengalaman melakukan hubungan badan dengan kekasih masing-masing. Karena itu, mereka merasa tidak memiliki harga diri lagi. Akhirnya, mereka dengan mudah menjual diri dan terjun ke dunia prostitusi.

Sampai saat ini, tambah Suratmi, timnya masih membina secara intensif dua orang tersebut. Harapannya, kasus yang ditangani itu menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih waspada dalam membina putra dan putri masing-masing. (riq/diq/mas)

SURABAYA – Polrestabes Surabaya kembali membongkar praktik prostitusi dengan pelaku dan korban para pelajar yang berusia 16 tahun. Mereka yang dibebuk adalah SA dan WA. Kini polisi sedang mendalami peran kedua pelajar SMA itu.

Kanit PPA Polrestabes Surabaya AKP Suratmi menerangkan bahwa motifasi kedua pelajar itu terjun di dunia prostitusi hampir sama dengan kasus-kasus serupa sebelumnya yang pernah terungkap di Surabaya. “Mereka menginginkan hidup dengan kemewahan,” kata Suratmi di Mapolrestabes Surabaya Rabu (10/7).

Bagaimana tidak, sekali berkencan dengan pria hidung belang, SA mematok tarif Rp 1 juta. Nah, Rp 250 ribu dari nilai tersebut lantas disisihkan SA untuk WA yang berperan sebagai mucikari.

Terungkapnya aksi WA dan SA itu berawal dari informasi yang beredar di masyarakat. Polisi lalu mendalami informasi tersebut.

Setelah yakin, mulailah polisi melacak dengan menyamar sebagai pengguna jasa mereka. Akhirnya, terbongkar aksi yang mereka lakukan sejak beberapa bulan terakhir itu.

Menurut Suratmi, hampir semua PSK pelajar  memiliki pengalaman melakukan hubungan badan dengan kekasih masing-masing. Karena itu, mereka merasa tidak memiliki harga diri lagi. Akhirnya, mereka dengan mudah menjual diri dan terjun ke dunia prostitusi.

Sampai saat ini, tambah Suratmi, timnya masih membina secara intensif dua orang tersebut. Harapannya, kasus yang ditangani itu menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih waspada dalam membina putra dan putri masing-masing. (riq/diq/mas)

Artikel Terkait

Bubarkan Pengurus Lama

Ada Sindikat di Hutan Mangrove

Selesaikan Konflik SMPN 14

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/