25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Takut Anak Kena Affluenza

Cerita Ethan Couch itu rasanya familier ya?
Minimal membuat saya banyak berpikir, mengingat saya punya tiga anak yang superaktif. Mereka masih kecil-kecil, tapi mereka punya potensi besar untuk terkena affluenza.

Kalau kena influenza, paling pusingnya sebentar. Kalau kena affluenza ini yang bisa modar.

Apalagi melihat sekeliling, ada banyak anak lain di lingkungan mereka yang punya potensi besar mengidap affluenza. Dan ada banyak cerita bagaimana para orang tua itu begitu overprotective terhadap anaknya, dan itu sangat mungkin mengakibatkan affluenza.

Mungkin sudah ada yang tahu dan melihat sendiri, bagaimana ada anak –masih SD– sudah datang ke sekolah dengan pengawalan khusus. Ya, kita tahu orang tuanya super berpengaruh. Tapi, bukankah itu agak berlebihan?
Tidak sedikit cerita orang tua anak melabrak guru atau sekolahnya, gara-gara anaknya merasa dimarahi berlebihan (bisa iya, sangat bisa juga tidak).

Dan sangat mudah menemukan anak orang mampu berucap dengan nada tidak sopan, bahkan merendahkan, kepada orang lain.

Kalau sudah begitu, mungkin anak itu sudah mengidap affluenza. Karena dia tidak sadar atas konsekuensi dari tindakan/perbuatannya.

Dan kalau dipikir-pikir, affluenza ini mungkin juga tidak sekadar melanda anak orang mampu. Walau pada level yang agak beda.

Ayah angkat saya waktu SMA di Amerika dulu pernah menunjukkan perbedaan itu saat berkunjung ke Indonesia.

Dia melihat ada anak kecil di sini menjatuhkan gelas di atas meja, mengakibatkan air tumpah. Apa kata sang anak? ’’Eh, gelasnya jatuh.’’
Kata ayah angkat saya, kalau kebanyakan di Amerika, anak seusia yang sama akan mengucapkan kalimat yang berbeda. Kalau dia menjatuhkan gelas, maka dia akan bicara: ’’Oops, I dropped the glass.’’ Artinya: ’’Ups, saya menjatuhkan gelas.’’
Dua ucapan itu sangat berbeda dasarnya. Yang satu hanya bilang gelasnya jatuh dan tidak merasa bersalah. Sedangkan yang satu lagi langsung mengakui kalau dia menjatuhkan gelas.

Aduh, jangan-jangan itu juga tanda-tanda affluenza…
Dan mungkin, masih banyak tanda-tanda lain. Silakan mengambil napas sejenak, melihat kondisi sendiri dan sekeliling. Adakah tanda-tanda affluenza lain di lingkungan Anda? (*)

Cerita Ethan Couch itu rasanya familier ya?
Minimal membuat saya banyak berpikir, mengingat saya punya tiga anak yang superaktif. Mereka masih kecil-kecil, tapi mereka punya potensi besar untuk terkena affluenza.

Kalau kena influenza, paling pusingnya sebentar. Kalau kena affluenza ini yang bisa modar.

Apalagi melihat sekeliling, ada banyak anak lain di lingkungan mereka yang punya potensi besar mengidap affluenza. Dan ada banyak cerita bagaimana para orang tua itu begitu overprotective terhadap anaknya, dan itu sangat mungkin mengakibatkan affluenza.

Mungkin sudah ada yang tahu dan melihat sendiri, bagaimana ada anak –masih SD– sudah datang ke sekolah dengan pengawalan khusus. Ya, kita tahu orang tuanya super berpengaruh. Tapi, bukankah itu agak berlebihan?
Tidak sedikit cerita orang tua anak melabrak guru atau sekolahnya, gara-gara anaknya merasa dimarahi berlebihan (bisa iya, sangat bisa juga tidak).

Dan sangat mudah menemukan anak orang mampu berucap dengan nada tidak sopan, bahkan merendahkan, kepada orang lain.

Kalau sudah begitu, mungkin anak itu sudah mengidap affluenza. Karena dia tidak sadar atas konsekuensi dari tindakan/perbuatannya.

Dan kalau dipikir-pikir, affluenza ini mungkin juga tidak sekadar melanda anak orang mampu. Walau pada level yang agak beda.

Ayah angkat saya waktu SMA di Amerika dulu pernah menunjukkan perbedaan itu saat berkunjung ke Indonesia.

Dia melihat ada anak kecil di sini menjatuhkan gelas di atas meja, mengakibatkan air tumpah. Apa kata sang anak? ’’Eh, gelasnya jatuh.’’
Kata ayah angkat saya, kalau kebanyakan di Amerika, anak seusia yang sama akan mengucapkan kalimat yang berbeda. Kalau dia menjatuhkan gelas, maka dia akan bicara: ’’Oops, I dropped the glass.’’ Artinya: ’’Ups, saya menjatuhkan gelas.’’
Dua ucapan itu sangat berbeda dasarnya. Yang satu hanya bilang gelasnya jatuh dan tidak merasa bersalah. Sedangkan yang satu lagi langsung mengakui kalau dia menjatuhkan gelas.

Aduh, jangan-jangan itu juga tanda-tanda affluenza…
Dan mungkin, masih banyak tanda-tanda lain. Silakan mengambil napas sejenak, melihat kondisi sendiri dan sekeliling. Adakah tanda-tanda affluenza lain di lingkungan Anda? (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/