29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ingin Lucu seperti Mike Tyson

Apa yang Tyson lakukan sejak 2012–2013 lantas membuat saya jadi penggemarnya. Karena sejak saat itu, dia menjadi seorang stand-up comedian. Ya, dia berdiri di panggung, melawak, dan pertunjukannya superlaris baik di Broadway, New York, maupun Las Vegas dan kota-kota lain di Amerika.

Dia juga bermain di sejumlah film seperti The Hangover yang superkocak. Tapi, dia benar-benar bisa dibilang sukses sebagai seorang komedian. Silakan cari di internet, dia masih melakukan show di berbagai kota di Amerika sampai tahun ini.

Paling gampang bagi kita untuk menonton, adalah mencari rekaman Mike Tyson: Undisputed Truth, yang pernah ditayangkan HBO. Tyson tampil dengan skenario yang dibantu ditulis istrinya, Kiki, dan dipoles sutradara kulit hitam kondang, Spike Lee.

Menontonnya, saya benar-benar angkat topi dan bertepuk tangan. Mike Tyson –nama Islam-nya Malik Abdul Aziz– menggunakan cerita hidupnya sebagai bahan lawakan. Lucu, baik dalam cerita maupun cara penyampaian. Menyentuh, karena sambil tertawa, kita bisa belajar banyak tentang dia dan diri kita sendiri.

Tyson mampu menertawakan diri sendiri dan seperti mendapat kelegaan besar dalam melakukannya.

”Anda mungkin bertanya, ngapain Mike Tyson berdiri di atas panggung seperti ini?” celetuknya di hadapan penonton. ”Terus terang, saya sendiri juga menanyakan hal yang sama,” lanjutnya, disambut tawa.

Saya tidak akan menulis lebih banyak lagi lelucon atau cerita yang ditampilkan Tyson. Silakan Anda mencarinya dan menikmatinya sendiri.

Tyson sendiri, kini 51 tahun, tampaknya akan terus melakukannya dalam tahun-tahun ke depan. ”Saya telah menemukan passion baru dalam babak baru hidup saya sekarang. Yaitu berada di atas panggung,” tandasnya.

Memang penampilan Tyson tidak semulus orang-orang yang memang lahir dengan bakat melucu. Saya yakin dia harus banyak berlatih, khususnya dalam melafalkan kata-kata tertentu, untuk bisa mencapai tahap lucu yang sekarang.

Tapi, dia telah berhasil menemukan hidup baru.

Dan itu layak dikagumi.

Dari petinju yang keras dan kasar, jadi pelawak hebat.

Dari kebangkrutan dan kehancuran, jadi kembali sukses.

Semakin menegaskan bahwa dalam hidup ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau.

Setelah melihat Tyson, sedih melihat ada orang yang terus memaksakan diri dan bahkan menyakiti orang lain hanya untuk mempertahankan posisi atau jabatannya sekarang. Padahal, dia belum tentu baik untuk orang lain dan masa depannya belum tentu juga baik kalau dia terus seperti sekarang.

Setelah melihat Tyson, saya kembali berani memikirkan cita-cita lama saya. Menjadi seorang stand-up comedian.

Serius? Entahlah. Wkwkwkwk…

Karena menjadi stand-up comedian adalah salah satu cita-cita saya yang belum terwujud.

Kalau Mike Tyson saja bisa, berarti siapa pun bisa. Anda pun bisa. Saya pun bisa.

Never say never! (*)

Apa yang Tyson lakukan sejak 2012–2013 lantas membuat saya jadi penggemarnya. Karena sejak saat itu, dia menjadi seorang stand-up comedian. Ya, dia berdiri di panggung, melawak, dan pertunjukannya superlaris baik di Broadway, New York, maupun Las Vegas dan kota-kota lain di Amerika.

Dia juga bermain di sejumlah film seperti The Hangover yang superkocak. Tapi, dia benar-benar bisa dibilang sukses sebagai seorang komedian. Silakan cari di internet, dia masih melakukan show di berbagai kota di Amerika sampai tahun ini.

Paling gampang bagi kita untuk menonton, adalah mencari rekaman Mike Tyson: Undisputed Truth, yang pernah ditayangkan HBO. Tyson tampil dengan skenario yang dibantu ditulis istrinya, Kiki, dan dipoles sutradara kulit hitam kondang, Spike Lee.

Menontonnya, saya benar-benar angkat topi dan bertepuk tangan. Mike Tyson –nama Islam-nya Malik Abdul Aziz– menggunakan cerita hidupnya sebagai bahan lawakan. Lucu, baik dalam cerita maupun cara penyampaian. Menyentuh, karena sambil tertawa, kita bisa belajar banyak tentang dia dan diri kita sendiri.

Tyson mampu menertawakan diri sendiri dan seperti mendapat kelegaan besar dalam melakukannya.

”Anda mungkin bertanya, ngapain Mike Tyson berdiri di atas panggung seperti ini?” celetuknya di hadapan penonton. ”Terus terang, saya sendiri juga menanyakan hal yang sama,” lanjutnya, disambut tawa.

Saya tidak akan menulis lebih banyak lagi lelucon atau cerita yang ditampilkan Tyson. Silakan Anda mencarinya dan menikmatinya sendiri.

Tyson sendiri, kini 51 tahun, tampaknya akan terus melakukannya dalam tahun-tahun ke depan. ”Saya telah menemukan passion baru dalam babak baru hidup saya sekarang. Yaitu berada di atas panggung,” tandasnya.

Memang penampilan Tyson tidak semulus orang-orang yang memang lahir dengan bakat melucu. Saya yakin dia harus banyak berlatih, khususnya dalam melafalkan kata-kata tertentu, untuk bisa mencapai tahap lucu yang sekarang.

Tapi, dia telah berhasil menemukan hidup baru.

Dan itu layak dikagumi.

Dari petinju yang keras dan kasar, jadi pelawak hebat.

Dari kebangkrutan dan kehancuran, jadi kembali sukses.

Semakin menegaskan bahwa dalam hidup ini tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau.

Setelah melihat Tyson, sedih melihat ada orang yang terus memaksakan diri dan bahkan menyakiti orang lain hanya untuk mempertahankan posisi atau jabatannya sekarang. Padahal, dia belum tentu baik untuk orang lain dan masa depannya belum tentu juga baik kalau dia terus seperti sekarang.

Setelah melihat Tyson, saya kembali berani memikirkan cita-cita lama saya. Menjadi seorang stand-up comedian.

Serius? Entahlah. Wkwkwkwk…

Karena menjadi stand-up comedian adalah salah satu cita-cita saya yang belum terwujud.

Kalau Mike Tyson saja bisa, berarti siapa pun bisa. Anda pun bisa. Saya pun bisa.

Never say never! (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/