26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Acak-Acak Rambut Trump

Salah satu profesor saya –kalau tidak salah sosiologi– saat kuliah pernah menyebut Bill Clinton sebagai presiden kulit hitam pertama (walau Clinton kulit putih, dan profesor saya itu juga kulit putih). Karena pada masa itu penekanan terhadap kebersamaan –dan kesetaraan kesempatan– benar-benar sangat kuat dirasakan kalangan minoritas.

Sampai muncul istilah Amerika itu adalah ’’salad bowl’’. Isinya aneka ragam sayuran, dan setiap sayur mempertahankan rasa dan warna masing-masing, tapi membentuk satu hidangan yang istimewa dan bermanfaat.

Ekonomi pun gila-gilaan. Dan ini saya sempat dapat efeknya. Berupa kesempatan pekerjaan menarik saat saya hendak lulus kuliah. Tapi, waktu itu saya memilih pulang.

Kemudian, muncul nama Donald Trump dari Partai Republik.

Whoaaaa, pemilihan langsung jadi ramai. Mungkin bukan prospek kemenangannya, karena Hillary sampai sekarang masih unggul agak nyaman, tapi langsung jadi ramai pembicaraannya.

Dar dor dar dor Trump bicara dan berkomentar.

Di satu sisi, dia ini benar-benar kandidat yang ’’fresh’’. Sama sekali tidak seperti calon presiden Amerika, hihihi… Kayaknya kok seperti banyak calon presiden Indonesia ya gayanya? Hihihi…
Mantan pengusaha sukses, mantan showman sukses, Trump memang terlihat sangat practical. Pendapat-pendapatnya sangat dar der dor dan memang praktis. Dan itu terlihat saat debat perdana Senin lalu (26/9, kemarin pagi WIB).

Tidak membayar federal tax (pajak pemerintah pusat)? Trump membalas bahwa itu menunjukkan kalau dirinya pintar. Tidak ingin pekerjaan orang Amerika direbut orang asing atau negara lain? Potong pajak signifikan.

Dan dia sangat agresif. Ada yang menghitung, Trump memotong omongan Clinton sedikitnya 22 kali dalam 26 menit. Moderator sampai tidak bisa berbuat apa-apa (dan dia dihujat habis-habisan di media sosial).

Saya jadi ingat ilmu debat di sekolah dulu. Bahwa kita harus taat sama waktu yang diberikan, menyampaikan fakta sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.

Lha ini, menit-menit terakhir debat jadi tidak seperti debat. Seperti pertarungan tinju tanpa saling memukul. Clinton pun ikut pertarungan itu. Sang moderator benar-benar kehilangan kontrol waktu. Wkwkwkwk…
Saking serunya, dari debat sekian lama itu, saya jadi hampir tidak ingat isu apa saja yang dibahas, dan apa saja jawaban kedua pihak. Paling tidak, saya jadi tidak ingat detail-detail jawabannya.

Tapi, kalau dipikir, buat apa saya memusingkan detail isu dan jawaban mereka? Wong saya bukan orang Amerika. Oke, mungkin akan ada dampaknya terhadap dunia kelak, tapi mungkin tidak langsung begitu saja.

Debat itu, berlangsung normal atau tidak, baik atau tidak, termasuk sangat entertaining untuk ditonton dan diikuti. Dan itu mungkin cerita utama pemilihan presiden Amerika tahun ini: Entertaining. Wkwkwkwk…
Dan suka atau tidak suka, kepada Trump pun saya tetap harus angkat topi. Saya jadi salut kepada dia saat nonton pemunculannya dalam acara The Tonight Show Starring Jimmy Fallon baru-baru ini.

Trump tahu dia muncul di acara yang sering meledek dirinya. Tapi, dia sangat santai, sangat sportif, dalam menjalani sesi obrolan dan permainan bersama Fallon.

Salah satu profesor saya –kalau tidak salah sosiologi– saat kuliah pernah menyebut Bill Clinton sebagai presiden kulit hitam pertama (walau Clinton kulit putih, dan profesor saya itu juga kulit putih). Karena pada masa itu penekanan terhadap kebersamaan –dan kesetaraan kesempatan– benar-benar sangat kuat dirasakan kalangan minoritas.

Sampai muncul istilah Amerika itu adalah ’’salad bowl’’. Isinya aneka ragam sayuran, dan setiap sayur mempertahankan rasa dan warna masing-masing, tapi membentuk satu hidangan yang istimewa dan bermanfaat.

Ekonomi pun gila-gilaan. Dan ini saya sempat dapat efeknya. Berupa kesempatan pekerjaan menarik saat saya hendak lulus kuliah. Tapi, waktu itu saya memilih pulang.

Kemudian, muncul nama Donald Trump dari Partai Republik.

Whoaaaa, pemilihan langsung jadi ramai. Mungkin bukan prospek kemenangannya, karena Hillary sampai sekarang masih unggul agak nyaman, tapi langsung jadi ramai pembicaraannya.

Dar dor dar dor Trump bicara dan berkomentar.

Di satu sisi, dia ini benar-benar kandidat yang ’’fresh’’. Sama sekali tidak seperti calon presiden Amerika, hihihi… Kayaknya kok seperti banyak calon presiden Indonesia ya gayanya? Hihihi…
Mantan pengusaha sukses, mantan showman sukses, Trump memang terlihat sangat practical. Pendapat-pendapatnya sangat dar der dor dan memang praktis. Dan itu terlihat saat debat perdana Senin lalu (26/9, kemarin pagi WIB).

Tidak membayar federal tax (pajak pemerintah pusat)? Trump membalas bahwa itu menunjukkan kalau dirinya pintar. Tidak ingin pekerjaan orang Amerika direbut orang asing atau negara lain? Potong pajak signifikan.

Dan dia sangat agresif. Ada yang menghitung, Trump memotong omongan Clinton sedikitnya 22 kali dalam 26 menit. Moderator sampai tidak bisa berbuat apa-apa (dan dia dihujat habis-habisan di media sosial).

Saya jadi ingat ilmu debat di sekolah dulu. Bahwa kita harus taat sama waktu yang diberikan, menyampaikan fakta sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.

Lha ini, menit-menit terakhir debat jadi tidak seperti debat. Seperti pertarungan tinju tanpa saling memukul. Clinton pun ikut pertarungan itu. Sang moderator benar-benar kehilangan kontrol waktu. Wkwkwkwk…
Saking serunya, dari debat sekian lama itu, saya jadi hampir tidak ingat isu apa saja yang dibahas, dan apa saja jawaban kedua pihak. Paling tidak, saya jadi tidak ingat detail-detail jawabannya.

Tapi, kalau dipikir, buat apa saya memusingkan detail isu dan jawaban mereka? Wong saya bukan orang Amerika. Oke, mungkin akan ada dampaknya terhadap dunia kelak, tapi mungkin tidak langsung begitu saja.

Debat itu, berlangsung normal atau tidak, baik atau tidak, termasuk sangat entertaining untuk ditonton dan diikuti. Dan itu mungkin cerita utama pemilihan presiden Amerika tahun ini: Entertaining. Wkwkwkwk…
Dan suka atau tidak suka, kepada Trump pun saya tetap harus angkat topi. Saya jadi salut kepada dia saat nonton pemunculannya dalam acara The Tonight Show Starring Jimmy Fallon baru-baru ini.

Trump tahu dia muncul di acara yang sering meledek dirinya. Tapi, dia sangat santai, sangat sportif, dalam menjalani sesi obrolan dan permainan bersama Fallon.

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/