26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Oknum Kasek Diduga ‘Sunat’ Gaji Honorer

Gaji disunat – Ilustrasi

BINJAI, SUMUTPOS.CO -Sejumlah guru honorer salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri di Binjai mengeluhkan adanya pemotongan gaji yang diperoleh mereka. Diduga, ‘kasus sunat’ itu dikomando oleh oknum kepala sekolah (Kasek) berinisial EM.

Ini dibeberkan Ketua Binjai Corruption Watch (BCW), Gito Affandi, Rabu (31/1). “Saya tahu kabar ini dari mereka langsung (guru honorer) yang datang mengadu. Mereka mengaku resah adanya potongan ini yang dilakukan oknum kasek,” jelas Gito.

Kata Gito, berdasarkan pengakuan para guru honor, kasek berdalih untuk efisiensi anggaran. Bahkan, para guru diintimidasi untuk menandatangani sepucuk surat tidak keberatan dengan potongan gaji yang dilakukan kasek.

“Sebenarnya korban takut bereaksi, karena dapat berakibat fatal berupa pemecatan,” ujarnya.

Gito mengatakan, ada 17 guru honorer yang menjadi korban dalam perkara dugaan pungutan liar ini. Mereka angkatan tahun 2004.

Dijelaskan Gito, guru honorer tersebut sejatinya menerima gaji per bulan sebesar Rp950 ribu.

“Karena potongan, jadi mereka terima Rp500 ribu per bulannya dengan alasan diseragamkan dengan honorer yang masih baru lainnya,” sambung Gito.

Korban dugaan pungli ini tak hanya guru honorer. Kata Gito, tenaga pengamanan yang menjaga gedung sekolah pun turut dipotong haknya.

“Biasanya Satpam honornya Rp1.050.000, dipotong menjadi Rp800 ribu per bulannya,” urai Gito.

Sumut Pos kemudian coba menyambangi sekolah yang terletak di Jalan Sultan Hasanuddin, Kelurahan Satria, Binjai Kota itu. Namun wartawan tidak berhasil menemui Kasek EM.

Sebab, Satpam tak berani mempersilahkan wartawan masuk ke sekolah dengan alasan tak dapat izin dari oknum kasek.

“Ibu juga lagi sibuk,” kelit seorang Satpam berpostur kurus dan tinggi.(ted/ala)

Gaji disunat – Ilustrasi

BINJAI, SUMUTPOS.CO -Sejumlah guru honorer salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri di Binjai mengeluhkan adanya pemotongan gaji yang diperoleh mereka. Diduga, ‘kasus sunat’ itu dikomando oleh oknum kepala sekolah (Kasek) berinisial EM.

Ini dibeberkan Ketua Binjai Corruption Watch (BCW), Gito Affandi, Rabu (31/1). “Saya tahu kabar ini dari mereka langsung (guru honorer) yang datang mengadu. Mereka mengaku resah adanya potongan ini yang dilakukan oknum kasek,” jelas Gito.

Kata Gito, berdasarkan pengakuan para guru honor, kasek berdalih untuk efisiensi anggaran. Bahkan, para guru diintimidasi untuk menandatangani sepucuk surat tidak keberatan dengan potongan gaji yang dilakukan kasek.

“Sebenarnya korban takut bereaksi, karena dapat berakibat fatal berupa pemecatan,” ujarnya.

Gito mengatakan, ada 17 guru honorer yang menjadi korban dalam perkara dugaan pungutan liar ini. Mereka angkatan tahun 2004.

Dijelaskan Gito, guru honorer tersebut sejatinya menerima gaji per bulan sebesar Rp950 ribu.

“Karena potongan, jadi mereka terima Rp500 ribu per bulannya dengan alasan diseragamkan dengan honorer yang masih baru lainnya,” sambung Gito.

Korban dugaan pungli ini tak hanya guru honorer. Kata Gito, tenaga pengamanan yang menjaga gedung sekolah pun turut dipotong haknya.

“Biasanya Satpam honornya Rp1.050.000, dipotong menjadi Rp800 ribu per bulannya,” urai Gito.

Sumut Pos kemudian coba menyambangi sekolah yang terletak di Jalan Sultan Hasanuddin, Kelurahan Satria, Binjai Kota itu. Namun wartawan tidak berhasil menemui Kasek EM.

Sebab, Satpam tak berani mempersilahkan wartawan masuk ke sekolah dengan alasan tak dapat izin dari oknum kasek.

“Ibu juga lagi sibuk,” kelit seorang Satpam berpostur kurus dan tinggi.(ted/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/