25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Ribuan Bibit Kemenyan Tapanuli Siap Ditanam

Foto: Istimewa Petani kemenyan bersama BPK Aek Nauli foto di samping pohon induk (mother plan) kemenyan yang terdapat di kawasan hutan Hambisaran, Tobasamosir.
Foto: Istimewa
Petani kemenyan bersama BPK Aek Nauli foto di samping pohon induk (mother plan) kemenyan yang terdapat di kawasan hutan Hambisaran, Tobasamosir.

TAPANULI, SUMUTP0S.CO – Sejak bulan Mei 2014 lalu, Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Aek Nauli mulai menginisiasi penerapan teknologi klon kemenyan alias haminjon Tapanuli (Styrax Benzoin). Bersama TPL dan petani kemenyan, BPK Aek Nauli memulainya dengan stek dari pohon induk (mother plan) yang didapat dari pohon kemenyan terbaik di kawasan hutan Hambisaran, Tobasamosir.

”Melalui metode inilah dilakukan perbanyakan bibit unggul di pusat pembibitan (nursery) milik TPL di kompleks pabrik Desa Sosor Ladang Kecamatan Parmaksian.,” kata Makmur Situmeang, BSc, Kepala Seksi Data, Informasi dan kerjasama BPK Aek Nauli dalam kunjungan mencari bibit unggul kemenyan di sektor HTI TPL di Habinsaran, Tobasamosir.

BPK Aek Nauli menyebutkan, dari setiap pohon induk kemenyan dapat dihasilkan 1-2 tunas per bulan, dan kemudian di-klon menjadi bibit unggul kemenyan. Selanjutnya pada usia 5-6 bulan bibit ini tumbuh mencapai 20-25 cm dengan jumlah daun 10 hingga 12 pasang. Sehingga dengan ribuan bibit yang ada saat ini, kemenyan siap ditanam dilahan masyarakat maupun kawasan hutan di Tapanuli.

“Kami sangat berharap kerjasama ini terus berjalan dengan baik karena sudah pasti menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik perusahaan maupun masyarakat. Bagi perusahaan dapat menjalalin hubungan yang baik dengan masyarakat, dan untuk masyarakat dapat meningkatkan perekonomian dan pengetahuan mengenai pengelolaan dan pembibitan pohon kemenyan,” ungkap Makmur.

Menurutnya saat ini Badan penelitian kehutanan (BPK) Aek Nauli terus melakukan kerjasama dengan petani dan TPL. Salah satunya mengenai pembuatan kebun pembibitan kemenyan di areal Konsesi IUPHHK-HT PT TPL Sektor Habinsaran Comp E 822,dengan cara memilih 50 pohon kemenyan terbaik yang memiliki kwalitas getah terbanyak, dan terbaik. Kemudian bibit unggul tersebut akan ditanam dan dibiarkan berkembang, sampai dapat dipanen hasilnya oleh petani kemenyan.

Pihaknya juga terus melakukan penelitian perbanyakan bibit kemenyan, untuk dibagikan kepada masyarakat yang menginginkannya. Dengan bibit unggul terbaik diharapkan juga menghasilkan getah kemenyan yang banyak. Sehingga menghasilkan nilai ekonomi dimasyarakat.

“Bibit unggul yang telah dibagikan merupakan bibit yang menghasilkan getah terbaik dengan umur pohon yang bisa disadap yakni dibawah 6 tahun. Sedangkan dari 50 pohon yang kurang baik hasilnya, akan dipilih lagi sebanyak 25 pohon terbaik. Kemudian bibitnya akan diteliti kembali dan dilakukan perlakuan yang berbeda untuk mendapatkan bibit yang paling unggul”, sebut Makmur Situmeang.

Foto: Istimewa Petani kemenyan bersama BPK Aek Nauli foto di samping pohon induk (mother plan) kemenyan yang terdapat di kawasan hutan Hambisaran, Tobasamosir.
Foto: Istimewa
Petani kemenyan bersama BPK Aek Nauli foto di samping pohon induk (mother plan) kemenyan yang terdapat di kawasan hutan Hambisaran, Tobasamosir.

TAPANULI, SUMUTP0S.CO – Sejak bulan Mei 2014 lalu, Balai Penelitian Kehutanan (BPK) Aek Nauli mulai menginisiasi penerapan teknologi klon kemenyan alias haminjon Tapanuli (Styrax Benzoin). Bersama TPL dan petani kemenyan, BPK Aek Nauli memulainya dengan stek dari pohon induk (mother plan) yang didapat dari pohon kemenyan terbaik di kawasan hutan Hambisaran, Tobasamosir.

”Melalui metode inilah dilakukan perbanyakan bibit unggul di pusat pembibitan (nursery) milik TPL di kompleks pabrik Desa Sosor Ladang Kecamatan Parmaksian.,” kata Makmur Situmeang, BSc, Kepala Seksi Data, Informasi dan kerjasama BPK Aek Nauli dalam kunjungan mencari bibit unggul kemenyan di sektor HTI TPL di Habinsaran, Tobasamosir.

BPK Aek Nauli menyebutkan, dari setiap pohon induk kemenyan dapat dihasilkan 1-2 tunas per bulan, dan kemudian di-klon menjadi bibit unggul kemenyan. Selanjutnya pada usia 5-6 bulan bibit ini tumbuh mencapai 20-25 cm dengan jumlah daun 10 hingga 12 pasang. Sehingga dengan ribuan bibit yang ada saat ini, kemenyan siap ditanam dilahan masyarakat maupun kawasan hutan di Tapanuli.

“Kami sangat berharap kerjasama ini terus berjalan dengan baik karena sudah pasti menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik perusahaan maupun masyarakat. Bagi perusahaan dapat menjalalin hubungan yang baik dengan masyarakat, dan untuk masyarakat dapat meningkatkan perekonomian dan pengetahuan mengenai pengelolaan dan pembibitan pohon kemenyan,” ungkap Makmur.

Menurutnya saat ini Badan penelitian kehutanan (BPK) Aek Nauli terus melakukan kerjasama dengan petani dan TPL. Salah satunya mengenai pembuatan kebun pembibitan kemenyan di areal Konsesi IUPHHK-HT PT TPL Sektor Habinsaran Comp E 822,dengan cara memilih 50 pohon kemenyan terbaik yang memiliki kwalitas getah terbanyak, dan terbaik. Kemudian bibit unggul tersebut akan ditanam dan dibiarkan berkembang, sampai dapat dipanen hasilnya oleh petani kemenyan.

Pihaknya juga terus melakukan penelitian perbanyakan bibit kemenyan, untuk dibagikan kepada masyarakat yang menginginkannya. Dengan bibit unggul terbaik diharapkan juga menghasilkan getah kemenyan yang banyak. Sehingga menghasilkan nilai ekonomi dimasyarakat.

“Bibit unggul yang telah dibagikan merupakan bibit yang menghasilkan getah terbaik dengan umur pohon yang bisa disadap yakni dibawah 6 tahun. Sedangkan dari 50 pohon yang kurang baik hasilnya, akan dipilih lagi sebanyak 25 pohon terbaik. Kemudian bibitnya akan diteliti kembali dan dilakukan perlakuan yang berbeda untuk mendapatkan bibit yang paling unggul”, sebut Makmur Situmeang.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/