26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Asap Sulfatara Sinabung Bunuh Tanaman Petani

Gunung Sinabung menyemburkan asap kemerahan pasca erupsi.
Gunung Sinabung menyemburkan asap kemerahan pasca erupsi.

NAMANTERAN, SUMUTPOS.CO – Pasca erupsi terakhir Gunung Api Sinabung setelah sebelumnya lama diam, asap sulfatara mulai mengganggu tanaman dan ilalang di sejumlah desa yang berada di kaki Gunung Sinabung.

Menurut Kepala Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Armen Putra, semburan asap sulfatara yang terus berlangsung telah menyebabkan tumbuhan alam dan milik petani kering. Hal ini tidak dapat dihindari karena semuanya bahagian dari proses alami gunung.

“Kandungan belerang (sulfur) itu yang jelas membuat tanaman terdampak. Kalau arah angin berubah, kemungkinan baru dapat mengubah kondisi,” ujar Armen. Asap Sulfatara yang keluar seperti yang terpantau tidak ada yang mengambil jalan ke atas, melainkan ke bawah hingga membuat tetumbuhan yang berada di Desa Sigarang Garang berubah kering kemerahan. Fakta ini yang akhirnya membuat petani mengeluh.

“Ini kondisi yang kami terima, tidak ada pilihan lain kecuali mengamati hari ke hari perkembangan gunung dan materialnya,” terang Ginting, warga Desa Sigarang Garang, Kec. Naman Teran.

Foto: Riza/Metro Karo/JPNN Warga Desa Naman Tanah Karo membersihkan tanaman kentangnya pasca diterjang material debu vulkanik yang dilontarkan Sinabung.
Foto: Riza/Metro Karo/JPNN
Warga Desa Naman Tanah Karo membersihkan tanaman kentangnya pasca diterjang material debu vulkanik yang dilontarkan Sinabung.

Sayangnya, sejauh ini belum ada rilis Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemkab Karo yang menyangkut dampak lanjutan asap sulfatara yang mengenai lahan pertanian penduduk. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo melalui Sekretarisnya, Jhonson Tarigan mengatakan sampai kini pihaknya masih menunggu rekomendasi Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab Karo tentang penanggulangan di sektor tanaman pangan dan hortikultura, termasuk analisa soal jenis tanaman yang cocok bagi penduduk di sekitar kaki Sinabung.

“Kita masih menunggu, yang meyangkut teknis akan kita serahkan analisa dan pengerjaannya kita pada tahap umum,” terang Tarigan. Saat ini terdapat cadangan dana sebesar Rp10 miliar rupiah bagi penanggulangan erupsi Gunung Api Sinabung di bidang pertanian. Sayangnya, Distanbun Karo belum juga selesai memberikan rencana pasti kerja di sektornya. Di luar itu, hingga kini status Gunung Api Sinabung masih berada di level Siaga. Ka PPGA Sinabung, Armen Putra menyatakan kalau pihaknya terus mengamati intensitas kegempaan di Sinabung. (ang/smg/deo)

Gunung Sinabung menyemburkan asap kemerahan pasca erupsi.
Gunung Sinabung menyemburkan asap kemerahan pasca erupsi.

NAMANTERAN, SUMUTPOS.CO – Pasca erupsi terakhir Gunung Api Sinabung setelah sebelumnya lama diam, asap sulfatara mulai mengganggu tanaman dan ilalang di sejumlah desa yang berada di kaki Gunung Sinabung.

Menurut Kepala Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Armen Putra, semburan asap sulfatara yang terus berlangsung telah menyebabkan tumbuhan alam dan milik petani kering. Hal ini tidak dapat dihindari karena semuanya bahagian dari proses alami gunung.

“Kandungan belerang (sulfur) itu yang jelas membuat tanaman terdampak. Kalau arah angin berubah, kemungkinan baru dapat mengubah kondisi,” ujar Armen. Asap Sulfatara yang keluar seperti yang terpantau tidak ada yang mengambil jalan ke atas, melainkan ke bawah hingga membuat tetumbuhan yang berada di Desa Sigarang Garang berubah kering kemerahan. Fakta ini yang akhirnya membuat petani mengeluh.

“Ini kondisi yang kami terima, tidak ada pilihan lain kecuali mengamati hari ke hari perkembangan gunung dan materialnya,” terang Ginting, warga Desa Sigarang Garang, Kec. Naman Teran.

Foto: Riza/Metro Karo/JPNN Warga Desa Naman Tanah Karo membersihkan tanaman kentangnya pasca diterjang material debu vulkanik yang dilontarkan Sinabung.
Foto: Riza/Metro Karo/JPNN
Warga Desa Naman Tanah Karo membersihkan tanaman kentangnya pasca diterjang material debu vulkanik yang dilontarkan Sinabung.

Sayangnya, sejauh ini belum ada rilis Dinas Pertanian dan Perkebunan Pemkab Karo yang menyangkut dampak lanjutan asap sulfatara yang mengenai lahan pertanian penduduk. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo melalui Sekretarisnya, Jhonson Tarigan mengatakan sampai kini pihaknya masih menunggu rekomendasi Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab Karo tentang penanggulangan di sektor tanaman pangan dan hortikultura, termasuk analisa soal jenis tanaman yang cocok bagi penduduk di sekitar kaki Sinabung.

“Kita masih menunggu, yang meyangkut teknis akan kita serahkan analisa dan pengerjaannya kita pada tahap umum,” terang Tarigan. Saat ini terdapat cadangan dana sebesar Rp10 miliar rupiah bagi penanggulangan erupsi Gunung Api Sinabung di bidang pertanian. Sayangnya, Distanbun Karo belum juga selesai memberikan rencana pasti kerja di sektornya. Di luar itu, hingga kini status Gunung Api Sinabung masih berada di level Siaga. Ka PPGA Sinabung, Armen Putra menyatakan kalau pihaknya terus mengamati intensitas kegempaan di Sinabung. (ang/smg/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/