32.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Bupati Pakpak Bharat Dituding Korupsi

ist BAWA KERANDA: Sejumlah pengunjuk rasa membawa peti mati di Kantor Kejatisu di Jalan AH Nasution, Selasa (3/3). Aksi ini menuntut Remigo diperiksa.
ist
BAWA KERANDA: Sejumlah pengunjuk rasa membawa peti mati di Kantor Kejatisu di Jalan AH Nasution, Selasa (3/3). Aksi ini menuntut Remigo diperiksa.

Massa Pro dan Kontra Demo di Kejatisu

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Puluhan masyarakat Pakpak Barat yang tergabung dalam Wahana Aspirasi dan Kajian Rakyat Indonesia (Wakri) melakukan aksi unjukrasa di Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) di Jalan AH Nasution, Selasa (3/3). Aksi ini, menuntut pengusutan dugaan korupsi dilakukan Bupati Pakpak Bharat, Remigo Yolando Berutu.

“Kami meminta kepala Kejati Sumut untuk mengungkap kasus korupsi atas pengadaan barang dan jasa di Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pertanian di Pakpak Barat pada tahun 2013-2014 yang berjumlah Rp15 miliar. Kami tidak mau ada korupsi daerah kami dalam hal pembangunan,” kata Pimpinan Aksi, Fitrianto Berampu dalam orasinya.

Massa yang melakukan aksi itu, mengikutsertakan poster bertuliskan tindaktegas terhadap para koruptor dan membawa peti mati sebagai lambang matinya penegakkan hukum di Sumatera Utara (Sumut) dan menunding Kejatisu tak mampu memberantas korupsi di Sumut seperti di Pakpak Bharat.

Bahkan, pengunjuk rasa membawa seekor ayam lalu memotongnya di halaman Kejatisu sebagai simbol bahwa hukum telah mati. “Kalau tidak berani mengusut mati sudah penegakan hukum di Sumut,”teriak massa.

Massa yang mengikuti aksi demo ini memblokade jalan dengan membakar peti mati di tengah jalan sehingga arus lalu-lintas menjadi macet di sekitar lokasi aksi dan membuat kewalahan petugas kepolisian untuk mengurai kecamatan.

Tak mendapat respon dari perwakilan Kejatisu, massa memaksa untuk masuk kedalam dengan mengoyang-goyang pagar besi di depan halaman kantor Kejatisu dan nyaris berakhir dengan kericuhan. Namun, mampu dihalau sehingga kericuhan tidak melebar. Dihari yang sama, Puluhan mahasiswa yang tergabung Suara Mahasiswa/Pemuda Pemerhati Pembangunan Pakpak Bharat (SMP3B) melakukan aksi yang sama.

Para pendemo dari SMP3B berunjukrasa untuk menyampaikan rasa keberatan atas adanya aksi yang dilakukan sekelompok orang yang sengaja mencederai suasana kondusif Pakpak Bharat yang selama ini terjalin aman dan nyaman. Dengan menyampaikan tuntutan atas dugaan korupsi yang dilakukan orang nomor satu di Pemkab Pakpak Barat.

Sejumlah pendemo dari kalangan mahasiswa Pakpak Bharat itu merasa geram karena sekelompok orang yang melakukan demonstrasi ke Kejatisu diyakini melemahkan masyarakat Pakpak Bharat. “Kami tidak senang jika ada pihak luar yang mengatasnamakan mahasiswa Pakpak Bharat melakukan demonstrasi di Kejatisu, diduga mereka bukan warga Pakpak Bharat,” teriak Ketua SMP3B Edep Boyman Berutu dalam orasinya.

Menurut dia, hal tersebut sebenarnya dapat memicu konflik baru sesama warga mengingat pemilihan kepala daerah (pemilukada). “Jadi kami sangat kecewa jika ada orang lain sengaja mengobok-obok Pakpak Bharat apalagi mengatasnamakan kepentingan rakyat,” teriak pendemo dari SMP3B melalui pengeras suara.

Laporan yang diberikan yang mengatasmakan organisasi masyarakat dan mahasiswa itu diduga memberikan keterangan untuk menciderai masyarakat saja.

“Untuk itu agar persoalan ini tidak berlarut-larut organisasi tersebut harus mengakhiri adegan itu,”bebernya.

Sementara Sekretaris SMP3B Hanafi Angkat menegaskan untuk hari Kamis (5/3) mendatang, massa kembali melakukan aksi damai yang sama di Kejatisu. “Tujuan kita melakukan aksi tersebut untuk mendukung sikap kejati untuk penuntasan kasus korupsi di Sumut,” katanya. Aksi yang akan datang kata dia, akan menjelaskan kepada publik bahwa mereka kecewa dengan orang-orang yang sengaja memperkeruh Pakpak Bharat. (gus/azw)

ist BAWA KERANDA: Sejumlah pengunjuk rasa membawa peti mati di Kantor Kejatisu di Jalan AH Nasution, Selasa (3/3). Aksi ini menuntut Remigo diperiksa.
ist
BAWA KERANDA: Sejumlah pengunjuk rasa membawa peti mati di Kantor Kejatisu di Jalan AH Nasution, Selasa (3/3). Aksi ini menuntut Remigo diperiksa.

Massa Pro dan Kontra Demo di Kejatisu

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Puluhan masyarakat Pakpak Barat yang tergabung dalam Wahana Aspirasi dan Kajian Rakyat Indonesia (Wakri) melakukan aksi unjukrasa di Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) di Jalan AH Nasution, Selasa (3/3). Aksi ini, menuntut pengusutan dugaan korupsi dilakukan Bupati Pakpak Bharat, Remigo Yolando Berutu.

“Kami meminta kepala Kejati Sumut untuk mengungkap kasus korupsi atas pengadaan barang dan jasa di Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pertanian di Pakpak Barat pada tahun 2013-2014 yang berjumlah Rp15 miliar. Kami tidak mau ada korupsi daerah kami dalam hal pembangunan,” kata Pimpinan Aksi, Fitrianto Berampu dalam orasinya.

Massa yang melakukan aksi itu, mengikutsertakan poster bertuliskan tindaktegas terhadap para koruptor dan membawa peti mati sebagai lambang matinya penegakkan hukum di Sumatera Utara (Sumut) dan menunding Kejatisu tak mampu memberantas korupsi di Sumut seperti di Pakpak Bharat.

Bahkan, pengunjuk rasa membawa seekor ayam lalu memotongnya di halaman Kejatisu sebagai simbol bahwa hukum telah mati. “Kalau tidak berani mengusut mati sudah penegakan hukum di Sumut,”teriak massa.

Massa yang mengikuti aksi demo ini memblokade jalan dengan membakar peti mati di tengah jalan sehingga arus lalu-lintas menjadi macet di sekitar lokasi aksi dan membuat kewalahan petugas kepolisian untuk mengurai kecamatan.

Tak mendapat respon dari perwakilan Kejatisu, massa memaksa untuk masuk kedalam dengan mengoyang-goyang pagar besi di depan halaman kantor Kejatisu dan nyaris berakhir dengan kericuhan. Namun, mampu dihalau sehingga kericuhan tidak melebar. Dihari yang sama, Puluhan mahasiswa yang tergabung Suara Mahasiswa/Pemuda Pemerhati Pembangunan Pakpak Bharat (SMP3B) melakukan aksi yang sama.

Para pendemo dari SMP3B berunjukrasa untuk menyampaikan rasa keberatan atas adanya aksi yang dilakukan sekelompok orang yang sengaja mencederai suasana kondusif Pakpak Bharat yang selama ini terjalin aman dan nyaman. Dengan menyampaikan tuntutan atas dugaan korupsi yang dilakukan orang nomor satu di Pemkab Pakpak Barat.

Sejumlah pendemo dari kalangan mahasiswa Pakpak Bharat itu merasa geram karena sekelompok orang yang melakukan demonstrasi ke Kejatisu diyakini melemahkan masyarakat Pakpak Bharat. “Kami tidak senang jika ada pihak luar yang mengatasnamakan mahasiswa Pakpak Bharat melakukan demonstrasi di Kejatisu, diduga mereka bukan warga Pakpak Bharat,” teriak Ketua SMP3B Edep Boyman Berutu dalam orasinya.

Menurut dia, hal tersebut sebenarnya dapat memicu konflik baru sesama warga mengingat pemilihan kepala daerah (pemilukada). “Jadi kami sangat kecewa jika ada orang lain sengaja mengobok-obok Pakpak Bharat apalagi mengatasnamakan kepentingan rakyat,” teriak pendemo dari SMP3B melalui pengeras suara.

Laporan yang diberikan yang mengatasmakan organisasi masyarakat dan mahasiswa itu diduga memberikan keterangan untuk menciderai masyarakat saja.

“Untuk itu agar persoalan ini tidak berlarut-larut organisasi tersebut harus mengakhiri adegan itu,”bebernya.

Sementara Sekretaris SMP3B Hanafi Angkat menegaskan untuk hari Kamis (5/3) mendatang, massa kembali melakukan aksi damai yang sama di Kejatisu. “Tujuan kita melakukan aksi tersebut untuk mendukung sikap kejati untuk penuntasan kasus korupsi di Sumut,” katanya. Aksi yang akan datang kata dia, akan menjelaskan kepada publik bahwa mereka kecewa dengan orang-orang yang sengaja memperkeruh Pakpak Bharat. (gus/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/