Saat itulah pelaku emosi hingga memukul, mencekik leher, membenturkan kepala anaknya ke badan mobil, bahkan menginjak perut korban hingga terkapar.
Setelah terkapar, pelaku kemudian menggendong korban dan memasukkannya ke dalam jok belakang mobil untuk dibawa ke salah satu pos kesehatan yang ada di desa itu.
Akan tetapi, sesampainya di pos kesehatan desa, pelaku melihat tubuh anaknya tidak bergerak lagi. Bahkan, setelah dipanggil, juga tidak menyahut.
Bahkan pelaku malah menyulut tangan anaknya dengan api rokok yang sedang dihisapnya ke tangan korban, namun korban tak bergerak lagi. Dia kemudian memastikan denyut nadi anaknya, ternyata anaknya sudah meninggal.
Lalu, pelaku mengangkat jasad Aldi dengan kedua tangannya keluar dari dalam mobil dan menyuruh anak bungsunya naik ke gendongan punggungnya.
Kemudian, dia membawa Aldi dan adiknya ke salah satu perladangan kopi. Lalu, membuang jasad Aldi ke parit semak-semak yang ada di pinggiran ladang kopi tersebut.
Usai membuang jasad anaknya, pelaku pulang bersama anak bungsungnya, Andre, ke rumah mereka. Sesampainya di rumah, dia mencuci bagian belakang mobil dan jok yang terkena bercak darah korban. Jaketnya yang juga ikut terkena bercak darah juga ia cuci.
Selain itu, mencuatnya nama Mangasi sebagai pembunuh, lantaran pengakuan anak bungsunya yang menyebut ayahnya lah yang membuat abangnya meninggal. (jpg/ras)