25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Saleh Bangun dan Timses Rapat hingga Larut Malam

Foto: Dok Sumut Pos Mantan Ketua DPRD Sumut, H. Saleh Bangun yang juga calon Wali KOta Binjai. Saleh menjadi salahsatu tersangka kasus suap interpelasi Gatot.
Foto: Dok Sumut Pos
Mantan Ketua DPRD Sumut, H. Saleh Bangun yang juga calon Wali KOta Binjai. Saleh menjadi salahsatu tersangka kasus suap interpelasi Gatot.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penetapan Saleh Bangun sebagai tersangka kasus suap interpelasi Gubsu nonaktif Gatot Pudjo Nugroho, tak membuat tim pemenangan calon Walikota Binjai nomot urut 3 tersebut menyerah. Mereka tetap optimis bisa menjadi pemenang dalam pemilihan Walikota Binjai Desember mendatang.

Ketua tim pemenangan pasangan calon Walikota Binjai, Saleh Bangun-Dhani Setiawan Isma, dr Edy Putra dalam jumpa pers mengatakan, mendengar Saleh Bangun jadi tersangka dari media.

Setelah mendapat berita dan kabar ditetapkan sebagai tersangka, Saleh Bangun dan tim sukses langsung menggelar rapat di posko pemenangan hingga larut malam.

Tapi Edy tak merinci apa yang dirapatkan. “Tidak bisa kami beritahukan. Itu urusan internal kami. Namun, intinya, kalau Pak Saleh Bangun santun dalam berpolitik dan tidak pernah menjelek-jelekkan lawan politiknya,” ujarnya.

Anggota DPRD Kota Binjai itu mengimbau kepada pendukung Saleh Bangun yang hampir 100 ribu, agar menjaga ketenteraman dan keamanan dalam menyambut pesta demokrasi tersebut.

“Jangan terprovokasi dengan apa yang dikatakan atau yang dilakukan lawan politik. Kita harus tetap menjadi orang yang hormat dengan peraturan dan hukum yang berlaku,” ujarnya.

Menurutnya, Saleh Bangun sudah mempersiapkan pengacara untuk mendampinginya di KPK. Ketua Partai Nasdem Binjai itu mengaku, Saleh Bangun merupakan korban politik dari para petinggi pemerintahan di Sumatera Utara.

“Memang pada saat itu Pak Saleh Bangun merupakan Ketua DPRD Sumut. Namun, Pak Saleh Bangun membantah pernah menerima uang suap. Bahkan, dalam interpelasi yang ditujukan kepada Gubernur Gatot, bapak yang paling di depan,” kata Edy.

Disinggung berapa jumlah uang yang diterima Saleh Bangun? Edy mengaku, tidak mengetahuinya. “Tidak ranah saya menjawab itu. Pak Saleh Bangun akan menjawabnya, tapi tidak hari ini,” ungkapnya.

Edy mengaku, Saleh Bangun masih berada di Binjai. “Yang pasti Pak Saleh Bangun masih di Binjai karena ada yang harus diurusnya,” ungkapnya.

Sekadar diketahui, sebelum ditetapkan sebagai calon Walikota Binjai, Saleh Bangun sudah mengikuti seleksi yang dilakukan partai NasDem di Kejaksaan Negeri dan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara. Namun, lembaga penegak hukum tersebut sama sekali tidak ada menyebut atau menyimpulkan, kalau mantan Ketua DPRD Sumut tahun 2009 – 2014 itu terlibat pelanggaran hukum.

“Ini yang kita sesalkan. Karena sebelum menjadi calon walikota, sudah kita periksa ke Kejatisu, ternyata tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan Saleh Bangun, makanya kita (NasDem) mengusung Saleh Bangun,” katanya. (bam/net/bbs)

Foto: Dok Sumut Pos Mantan Ketua DPRD Sumut, H. Saleh Bangun yang juga calon Wali KOta Binjai. Saleh menjadi salahsatu tersangka kasus suap interpelasi Gatot.
Foto: Dok Sumut Pos
Mantan Ketua DPRD Sumut, H. Saleh Bangun yang juga calon Wali KOta Binjai. Saleh menjadi salahsatu tersangka kasus suap interpelasi Gatot.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penetapan Saleh Bangun sebagai tersangka kasus suap interpelasi Gubsu nonaktif Gatot Pudjo Nugroho, tak membuat tim pemenangan calon Walikota Binjai nomot urut 3 tersebut menyerah. Mereka tetap optimis bisa menjadi pemenang dalam pemilihan Walikota Binjai Desember mendatang.

Ketua tim pemenangan pasangan calon Walikota Binjai, Saleh Bangun-Dhani Setiawan Isma, dr Edy Putra dalam jumpa pers mengatakan, mendengar Saleh Bangun jadi tersangka dari media.

Setelah mendapat berita dan kabar ditetapkan sebagai tersangka, Saleh Bangun dan tim sukses langsung menggelar rapat di posko pemenangan hingga larut malam.

Tapi Edy tak merinci apa yang dirapatkan. “Tidak bisa kami beritahukan. Itu urusan internal kami. Namun, intinya, kalau Pak Saleh Bangun santun dalam berpolitik dan tidak pernah menjelek-jelekkan lawan politiknya,” ujarnya.

Anggota DPRD Kota Binjai itu mengimbau kepada pendukung Saleh Bangun yang hampir 100 ribu, agar menjaga ketenteraman dan keamanan dalam menyambut pesta demokrasi tersebut.

“Jangan terprovokasi dengan apa yang dikatakan atau yang dilakukan lawan politik. Kita harus tetap menjadi orang yang hormat dengan peraturan dan hukum yang berlaku,” ujarnya.

Menurutnya, Saleh Bangun sudah mempersiapkan pengacara untuk mendampinginya di KPK. Ketua Partai Nasdem Binjai itu mengaku, Saleh Bangun merupakan korban politik dari para petinggi pemerintahan di Sumatera Utara.

“Memang pada saat itu Pak Saleh Bangun merupakan Ketua DPRD Sumut. Namun, Pak Saleh Bangun membantah pernah menerima uang suap. Bahkan, dalam interpelasi yang ditujukan kepada Gubernur Gatot, bapak yang paling di depan,” kata Edy.

Disinggung berapa jumlah uang yang diterima Saleh Bangun? Edy mengaku, tidak mengetahuinya. “Tidak ranah saya menjawab itu. Pak Saleh Bangun akan menjawabnya, tapi tidak hari ini,” ungkapnya.

Edy mengaku, Saleh Bangun masih berada di Binjai. “Yang pasti Pak Saleh Bangun masih di Binjai karena ada yang harus diurusnya,” ungkapnya.

Sekadar diketahui, sebelum ditetapkan sebagai calon Walikota Binjai, Saleh Bangun sudah mengikuti seleksi yang dilakukan partai NasDem di Kejaksaan Negeri dan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara. Namun, lembaga penegak hukum tersebut sama sekali tidak ada menyebut atau menyimpulkan, kalau mantan Ketua DPRD Sumut tahun 2009 – 2014 itu terlibat pelanggaran hukum.

“Ini yang kita sesalkan. Karena sebelum menjadi calon walikota, sudah kita periksa ke Kejatisu, ternyata tidak ada pelanggaran hukum yang dilakukan Saleh Bangun, makanya kita (NasDem) mengusung Saleh Bangun,” katanya. (bam/net/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/