25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Operasional Bus Trans Binjai Belum Optimal

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Operasional Bus Trans Binjai dinilai masih belum optimal, sejak diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada 2017. Pasalnya, masyarakat masih sedikit menggunakan bus yang dikelola Dinas Perhubungan Kota Binjai tersebut.

Kadishub Binjai, Syahrial mengakui, Bus Trans Binjai yang merupakan alat transportasi penghubung lima kecamatan ini belum menunjukkan gairah di tengah masyarakat. Kursinya jarang sekali dipadati penumpang.

“Karena sudah ada koridor-koridornya itu. Sudah ada rute yang atur, mungkin itu penyebabnya,” kata Syahrial, Kamis (6/5).

“Makanya masyarakat banyak yang memilih naik becak. Bisa suka hati becak mau masuk darimana,” tambahnya. Operasional Bus Trans Binjai hingga perawatan dan gaji sopir dan kernet ditampung dalam APBD. Setiap tahunnya, Dishub menganggarkan Rp3 miliar untuk hal tersebut.

Karenanya hingga kini, Bus Trans Binjai dapat disebut operasionalnya belum maksimal. Padahal, penumpang yang ingin menumpangi Bus Trans Binjai tidak dipungut biaya alias gratis. “Bus kami jumlahnya ada 14 unit. Tapi sekarang yang beroperasi tiga bus setiap harinya. Ganti-gantian sekarang, enggak sekaligus 14 bus dioperasionalkan,” beber dia.

“Kalau 14 bus jalan sekaligus, berapa liter minyak yang habis. Nah sekarang kalau empat saja kan enggak banyak,” sambungnya.

Dia menambahkan, anggaran tersebut juga terkena rekofusing. Tidak lagi Rp3 miliar dianggarkan. Karenanya, Dishub Binjai melakukan pengurangan operasional bus yang bergerak.. “Jam operasional tetap. Dari pagi sampai sore,” ujarnya.

“Bukan mati suri Bus Trans Binjai ini. Tapi ini program pemerintah untuk antar masyarakat di tiap kecamatan. Karena kopit, jadi enggak efektif,” tukasnya. (ted)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Operasional Bus Trans Binjai dinilai masih belum optimal, sejak diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada 2017. Pasalnya, masyarakat masih sedikit menggunakan bus yang dikelola Dinas Perhubungan Kota Binjai tersebut.

Kadishub Binjai, Syahrial mengakui, Bus Trans Binjai yang merupakan alat transportasi penghubung lima kecamatan ini belum menunjukkan gairah di tengah masyarakat. Kursinya jarang sekali dipadati penumpang.

“Karena sudah ada koridor-koridornya itu. Sudah ada rute yang atur, mungkin itu penyebabnya,” kata Syahrial, Kamis (6/5).

“Makanya masyarakat banyak yang memilih naik becak. Bisa suka hati becak mau masuk darimana,” tambahnya. Operasional Bus Trans Binjai hingga perawatan dan gaji sopir dan kernet ditampung dalam APBD. Setiap tahunnya, Dishub menganggarkan Rp3 miliar untuk hal tersebut.

Karenanya hingga kini, Bus Trans Binjai dapat disebut operasionalnya belum maksimal. Padahal, penumpang yang ingin menumpangi Bus Trans Binjai tidak dipungut biaya alias gratis. “Bus kami jumlahnya ada 14 unit. Tapi sekarang yang beroperasi tiga bus setiap harinya. Ganti-gantian sekarang, enggak sekaligus 14 bus dioperasionalkan,” beber dia.

“Kalau 14 bus jalan sekaligus, berapa liter minyak yang habis. Nah sekarang kalau empat saja kan enggak banyak,” sambungnya.

Dia menambahkan, anggaran tersebut juga terkena rekofusing. Tidak lagi Rp3 miliar dianggarkan. Karenanya, Dishub Binjai melakukan pengurangan operasional bus yang bergerak.. “Jam operasional tetap. Dari pagi sampai sore,” ujarnya.

“Bukan mati suri Bus Trans Binjai ini. Tapi ini program pemerintah untuk antar masyarakat di tiap kecamatan. Karena kopit, jadi enggak efektif,” tukasnya. (ted)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/