25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Lahar Dingin Sinabung Masih Mengancam Warga Sukatendel

Foto: Anita/PM Jalur lahar dingin berdekatan dengan rumah warga, di Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo, Sumut. Foto diambil sebelum jalur dilewati lahar dingin Sinabung.
Foto: Anita/PM
Jalur lahar dingin berdekatan dengan rumah warga, di Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo, Sumut. Foto diambil sebelum jalur dilewati lahar dingin Sinabung.

KARO, SUMUTPOS.CO – Banjir lahar dingin Gunung Sinabung masih mengancam sekitar 50 KK warga Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo. Apalagi hingga kini intensitas hujan di Tanah Karo masih sangat tinggi.

“Sudah lima tahun saya menetap di Desa Sukatendel dan sudah 4 kali rumahku diterjang banjir lahar dingin Sinabung. Banyak kerugian yang saya alami. Barang seisi rumah rusak terendam lumpur. Padahal belum lama ini juga kena , kemarin terjadi lagi,” keluh Lia (35) salah seorang warga desa yang ditemui, Jumat (6/11).

Diakuinya, lahar dingin itu menerjang desanya melewati jembatan dan beronjong sudah dibangun pemerintah. Namun, kejadian kemarin membuat bronjong tidak sanggup menahan besarnya arus banjir lahar dingin. Sehingga air tidak lagi seluruhnya mengikuti jalur sungai dan mengakibatkan pemukiman warga terendam lumpur.

“Kami sudah trauma akan kejadian ini, kalau nampak cuaca mendung dan pertanda akan hujan di lereng maupun puncak Sinabung. Kami terlebih dahulu menghindar di tempat aman dengan keluarga. Meski selamat, tapi rumah dan barang sudah rusak. Kalau selalu begini kami tidak tahan. Siapa yang mau mengganti dan memperbaiki barang-barang kami,” ujarnya.

Harapannya, pemerintah daerah maupun pusat memperhatikan warga Desa Sukatendel khususnya ruma yang terkena dampak banjir lahar dingin. Jikalau dibiarkan begitu saja tanpa ada tanggapan dari pemerintah, masyarakat pasti sangat kesal. Sebab setiap ada kejadian, penanggulangan dari pemerintah sangat lamban. Jangan menunggu ada korban jiwa baru ada penanggulangan. Lain halnya dengan Ana (58) warga desa yang sama. Menurutnya, pemerintah daerah sebaiknya merasa tergugah hatinya untuk memberikan bantuan bagi warga yang terkena bencana lahar dingin.

Karena setiap kejadian perabotan rumah tangga mereka rusak dan harus diganti. “Kan tidak mungkin kerjaan kita selalu membeli perabot rumah tangga dan memperbaiki sebagian rumah yang rusak,” ungkapnya.Selain rumah, sekitar 20 hektar lahan pertanian warga juga rusak disapu lahar dingin. “Sebaiknya pemerintah mengevakuasi sementara 50 KK warga yang rumahnya berdekatan dengan jalur lahar dingin Sinabung. Juga mengganti rugi tanaman pertaniannya,” harapnya.

Foto: Anita/PM Jalur lahar dingin berdekatan dengan rumah warga, di Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo, Sumut. Foto diambil sebelum jalur dilewati lahar dingin Sinabung.
Foto: Anita/PM
Jalur lahar dingin berdekatan dengan rumah warga, di Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo, Sumut. Foto diambil sebelum jalur dilewati lahar dingin Sinabung.

KARO, SUMUTPOS.CO – Banjir lahar dingin Gunung Sinabung masih mengancam sekitar 50 KK warga Desa Sukatendel, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo. Apalagi hingga kini intensitas hujan di Tanah Karo masih sangat tinggi.

“Sudah lima tahun saya menetap di Desa Sukatendel dan sudah 4 kali rumahku diterjang banjir lahar dingin Sinabung. Banyak kerugian yang saya alami. Barang seisi rumah rusak terendam lumpur. Padahal belum lama ini juga kena , kemarin terjadi lagi,” keluh Lia (35) salah seorang warga desa yang ditemui, Jumat (6/11).

Diakuinya, lahar dingin itu menerjang desanya melewati jembatan dan beronjong sudah dibangun pemerintah. Namun, kejadian kemarin membuat bronjong tidak sanggup menahan besarnya arus banjir lahar dingin. Sehingga air tidak lagi seluruhnya mengikuti jalur sungai dan mengakibatkan pemukiman warga terendam lumpur.

“Kami sudah trauma akan kejadian ini, kalau nampak cuaca mendung dan pertanda akan hujan di lereng maupun puncak Sinabung. Kami terlebih dahulu menghindar di tempat aman dengan keluarga. Meski selamat, tapi rumah dan barang sudah rusak. Kalau selalu begini kami tidak tahan. Siapa yang mau mengganti dan memperbaiki barang-barang kami,” ujarnya.

Harapannya, pemerintah daerah maupun pusat memperhatikan warga Desa Sukatendel khususnya ruma yang terkena dampak banjir lahar dingin. Jikalau dibiarkan begitu saja tanpa ada tanggapan dari pemerintah, masyarakat pasti sangat kesal. Sebab setiap ada kejadian, penanggulangan dari pemerintah sangat lamban. Jangan menunggu ada korban jiwa baru ada penanggulangan. Lain halnya dengan Ana (58) warga desa yang sama. Menurutnya, pemerintah daerah sebaiknya merasa tergugah hatinya untuk memberikan bantuan bagi warga yang terkena bencana lahar dingin.

Karena setiap kejadian perabotan rumah tangga mereka rusak dan harus diganti. “Kan tidak mungkin kerjaan kita selalu membeli perabot rumah tangga dan memperbaiki sebagian rumah yang rusak,” ungkapnya.Selain rumah, sekitar 20 hektar lahan pertanian warga juga rusak disapu lahar dingin. “Sebaiknya pemerintah mengevakuasi sementara 50 KK warga yang rumahnya berdekatan dengan jalur lahar dingin Sinabung. Juga mengganti rugi tanaman pertaniannya,” harapnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/