26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bupati Karo Tak Merasa Malu

Foto: Solideo Sembiring/Sumut Pos
Bapa Rosida Ginting dan Suparta Sembiring, warga sekitar Desa Semangat Gunung, Karo, saat memperlihatkan ruas jalan rusak menuju lokasi pemandian air panas Sidebuk-debuk, belum lama ini.

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO -Air panas Sidebuk-debuk menjadi satu daerah tujuan wisata favorit, baik bagi wisatawan lokal maupun luar daerah, untuk mengisi waktu libur. Buktinya, pekan pertama 2018, lokasi pemandian air panas yang berada persis di kaki Gunung Sibayak, tepatnya di Desa Semangat Gunung itu, selalu dipadati  pengunjung.

Saking ramainya, pengunjung yang datang dari luar dalam maupun luar daerah rela mengantre. Bahkan, tak sedikit juga pengunjung yang terpaksa pulang, karena kolam pemandian di lokasi sudah penuh.

Ironisnya, meski pemandian air panas tersebut terdaftar sebagai satu lokasi wisata andalan, namun Pemkab Karo seolah tak mau tahu. Dari tahun ke tahun, jalan ke lokasi tetap dibiarkan rusak parah. Kondisi ini yang membuat pengunjung kecewa. Apalagi, saat memasuki lokasi mereka diwajibkan membayar retribusi yang tak sedikit.

“Sebenarnya kami tak keberatan bayar retribusi, tapi kerusakan jalan menuju lokasi itu yang membuat kami kecewa. Kenapa jalan ke tempat wisata sempit dan hancur lebur begitu?” kesal Ateng Purba, seorang wisatawan asal Batam.

Ateng juga menjelaskan, ia dan keluarganya sengaja pulang ke Tanah Karo untuk merayakan tahun baru. Untuk mengisi waktu, mereka memilih liburan ke air panas. “Kami 4 orang satu mobil, pas masuk di pos pertama dikutip Rp48 ribu. Di lokasi pemandian kami harus bayar parkir lagi dan membeli tiket masuk. Sebenarnya tak masalah, tapi kondisi jalannya itu yang membuat kami kecewa,” jelasnya.

Selain sempit dan rusak, pengendara harus ekstra hati-hati, karena selain menurun dan menikung, penerangan jalan juga tak memadai. Parahnya lagi, sebelah kanan jalan terdapat jurang yang curam. “Kalau tak hati-hati sekali, nyawa pun ikut terancam,” katanya.

Tak hanya pengunjung, kerusakan jalan tersebut juga disesalkan warga sekitar. Terlebih jalan tersebut satu-satunya akses menuju pemandian air panas yang tiap hari dipadati pengunjung dan dikutip retribusi.

Foto: Solideo Sembiring/Sumut Pos
Bapa Rosida Ginting dan Suparta Sembiring, warga sekitar Desa Semangat Gunung, Karo, saat memperlihatkan ruas jalan rusak menuju lokasi pemandian air panas Sidebuk-debuk, belum lama ini.

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO -Air panas Sidebuk-debuk menjadi satu daerah tujuan wisata favorit, baik bagi wisatawan lokal maupun luar daerah, untuk mengisi waktu libur. Buktinya, pekan pertama 2018, lokasi pemandian air panas yang berada persis di kaki Gunung Sibayak, tepatnya di Desa Semangat Gunung itu, selalu dipadati  pengunjung.

Saking ramainya, pengunjung yang datang dari luar dalam maupun luar daerah rela mengantre. Bahkan, tak sedikit juga pengunjung yang terpaksa pulang, karena kolam pemandian di lokasi sudah penuh.

Ironisnya, meski pemandian air panas tersebut terdaftar sebagai satu lokasi wisata andalan, namun Pemkab Karo seolah tak mau tahu. Dari tahun ke tahun, jalan ke lokasi tetap dibiarkan rusak parah. Kondisi ini yang membuat pengunjung kecewa. Apalagi, saat memasuki lokasi mereka diwajibkan membayar retribusi yang tak sedikit.

“Sebenarnya kami tak keberatan bayar retribusi, tapi kerusakan jalan menuju lokasi itu yang membuat kami kecewa. Kenapa jalan ke tempat wisata sempit dan hancur lebur begitu?” kesal Ateng Purba, seorang wisatawan asal Batam.

Ateng juga menjelaskan, ia dan keluarganya sengaja pulang ke Tanah Karo untuk merayakan tahun baru. Untuk mengisi waktu, mereka memilih liburan ke air panas. “Kami 4 orang satu mobil, pas masuk di pos pertama dikutip Rp48 ribu. Di lokasi pemandian kami harus bayar parkir lagi dan membeli tiket masuk. Sebenarnya tak masalah, tapi kondisi jalannya itu yang membuat kami kecewa,” jelasnya.

Selain sempit dan rusak, pengendara harus ekstra hati-hati, karena selain menurun dan menikung, penerangan jalan juga tak memadai. Parahnya lagi, sebelah kanan jalan terdapat jurang yang curam. “Kalau tak hati-hati sekali, nyawa pun ikut terancam,” katanya.

Tak hanya pengunjung, kerusakan jalan tersebut juga disesalkan warga sekitar. Terlebih jalan tersebut satu-satunya akses menuju pemandian air panas yang tiap hari dipadati pengunjung dan dikutip retribusi.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/