Anehnya, setelah memberikan uang tersebut, ia mengaku berlari dan meninggalkan suaminya seorang diri dan berusaha meminta pertolongan kepada warga. Diketahui jarak antara lokasi kejadian dan pemukiman warga sekitar 500 meter. Dan, dua pria yang diakuinya perampok itu tidak mengejarnya.
Selanjutnya, setelah berhasil menjumpai sejumlah warga dan kembali ke tempat kejadian, suaminya sudah dalam kondisi menggenaskan. Kepalanya pecah, isi kepalanya berceceran, dan jarak korban dengan kreta yang tidak dilarikan pelaku sekitar 5 meter.
Begitu juga di dekat mayatnya, polisi menemukan tas dan dompet milik korban dan Nurhayani. Tidak seperti kejadian yang biasa ditemui, ketika Nurhayani berada di TKP, posisinya juga terlihat menjauh dari jasad suaminya yang sudah tewas bersimbah darah. Diperkirakan, antara jasad korban dan istrinya berjarak sekitar 20 meter.
Kabar yang meluas di masyarakat, Nurhayani diduga kuat terlibat dalam kasus sadis tersebut. Sebab beberapa kejanggalan dan pengakuannya banyak yang tidak sesuai dengan kondisi kejadian.
Begitu juga dengan upayanya untuk menghindari mereka agar jangan disakiti oleh para pelaku dengan mudahnya memberikan uang lalu pergi meninggalkan suaminya seorang diri, dengan alasan meminta pertolongan kepada warga tanpa dikejar oleh pelaku perampokan yang umumnya pasti mencegah korbannya untuk kabur.
“Kami juga mencurigai seperti itu, namun untuk kepastiannya kami serahkan kepada pihak kepolisian dan berharap kasus ini dapat segera terungkap dan siapa sebenarnya pelakunya,” ungkap sejumlah warga dan keluarga korban yang menduga kasus kematian korban bermotif asmara terlarang. (yza)