27.8 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

Keterangan Istri Korban Banyak Kejanggalan

Foto: Oryza Pasaribu/Metro Tabagsel/JPNN  Nurhayani Boru Siregar (jilbab biru, Red) saat diperiksa petugas terkait kasus tewasnya suaminya di ruangan Satreskrim Polres Psp, Senin (7/9/2015).
Foto: Oryza Pasaribu/Metro Tabagsel/JPNN
Nurhayani Boru Siregar (jilbab biru, Red) saat diperiksa petugas terkait kasus tewasnya suaminya di ruangan Satreskrim Polres Psp, Senin (7/9/2015).

SIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa pembunuhan yang menimpa Armansyah Harahap (39) pada Sabtu (5/9) malam, masih menjadi tanda tanya di keluarga korban. Apalagi setelah kejadian itu, istri korban, Nurhayani Siregar, bertingkah tidak biasa. Seperti membeli koran di pagi hari dan pamit ke kantor polisi padahal tidak pergi ke kantor polisi.

Kecurigaan itu disampaikan kakak dan adik korban. Mereka menaruh dugaan pembunuhan saudara mereka itu telah direncanakan dan ada kemungkinan keterlibatan kakak iparnya. Sebab, tingkah Nurhayani memicu kecurigaan.

Seperti kemarin misalnya, meski dalam suasana masih berduka, Nurhayani Siregar (istri korban, Red) menyempatkan diri membeli koran. Kemarin, Nurhayani ke luar rumah pagi-pagi dan kembali dengan membawa koran.

Sebenarnya, kakak dan adik korban menaruh dugaan pembunuhan saudara mereka itu telah direncanakan dan ada kemungkinan keterlibatan kakak Ipar. Sebab, tingkah Nurhayani memicu kecurigaan itu.

Irpansyah Harahap, adik korban, menyebutkan kalau kakak iparnya itu ke luar rumah dan sekembalinya, Nurhayani beralasan mencari koran ke Kota Psp. “Masa sudah berduka begini, pikirannya masih mau mencari koran. Kami tidak tahu kapan dia ke luar. Pulangnya tadi setelah teman-teman sekolah putri korban pulang melayat. Yang menerimanya (pelayat) pun Inanguda, karena kakak (ipar) itu tidak ada,” kata Irpansyah saat berada di rumah Kepala SD Negeri 3 Pargarutan yang juga merupakan inanguda korban.

“Tadi pagi, pas trip pertama ngangkut anak-anak sekolah jam 7 pagi, dia sudah keluar dan turun di Simpang Rimba Soping (Batunadua). Saya tidak tanya-tanya karena baru berduka,” tambah salah seorang warga Paran Julu, yang juga sopir angkot.

Siangnya, sekira pukul 14.00 WIB, Nurhayani kembali mengejutkan keluarga korban. Betapa tidak, Nurhayani kembali ke luar rumah dengan alasan ke Mapolres Psp untuk menghadiri panggilan kepolisian. Namun, pihak kepolisian justru menghubungi pihak keluarga via telepon selular karena Nurhayani belum juga tiba di mapolres.

“Tadi kata kakak (ipar), teman wanita yang menjemputnya itu polwan. Mereka mau ke Polres, rupanya tak ke sana. Kan aneh saja tingkah kakak ini,” pungkasnya.

Foto: Oryza Pasaribu/Metro Tabagsel/JPNN  Nurhayani Boru Siregar (jilbab biru, Red) saat diperiksa petugas terkait kasus tewasnya suaminya di ruangan Satreskrim Polres Psp, Senin (7/9/2015).
Foto: Oryza Pasaribu/Metro Tabagsel/JPNN
Nurhayani Boru Siregar (jilbab biru, Red) saat diperiksa petugas terkait kasus tewasnya suaminya di ruangan Satreskrim Polres Psp, Senin (7/9/2015).

SIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – Peristiwa pembunuhan yang menimpa Armansyah Harahap (39) pada Sabtu (5/9) malam, masih menjadi tanda tanya di keluarga korban. Apalagi setelah kejadian itu, istri korban, Nurhayani Siregar, bertingkah tidak biasa. Seperti membeli koran di pagi hari dan pamit ke kantor polisi padahal tidak pergi ke kantor polisi.

Kecurigaan itu disampaikan kakak dan adik korban. Mereka menaruh dugaan pembunuhan saudara mereka itu telah direncanakan dan ada kemungkinan keterlibatan kakak iparnya. Sebab, tingkah Nurhayani memicu kecurigaan.

Seperti kemarin misalnya, meski dalam suasana masih berduka, Nurhayani Siregar (istri korban, Red) menyempatkan diri membeli koran. Kemarin, Nurhayani ke luar rumah pagi-pagi dan kembali dengan membawa koran.

Sebenarnya, kakak dan adik korban menaruh dugaan pembunuhan saudara mereka itu telah direncanakan dan ada kemungkinan keterlibatan kakak Ipar. Sebab, tingkah Nurhayani memicu kecurigaan itu.

Irpansyah Harahap, adik korban, menyebutkan kalau kakak iparnya itu ke luar rumah dan sekembalinya, Nurhayani beralasan mencari koran ke Kota Psp. “Masa sudah berduka begini, pikirannya masih mau mencari koran. Kami tidak tahu kapan dia ke luar. Pulangnya tadi setelah teman-teman sekolah putri korban pulang melayat. Yang menerimanya (pelayat) pun Inanguda, karena kakak (ipar) itu tidak ada,” kata Irpansyah saat berada di rumah Kepala SD Negeri 3 Pargarutan yang juga merupakan inanguda korban.

“Tadi pagi, pas trip pertama ngangkut anak-anak sekolah jam 7 pagi, dia sudah keluar dan turun di Simpang Rimba Soping (Batunadua). Saya tidak tanya-tanya karena baru berduka,” tambah salah seorang warga Paran Julu, yang juga sopir angkot.

Siangnya, sekira pukul 14.00 WIB, Nurhayani kembali mengejutkan keluarga korban. Betapa tidak, Nurhayani kembali ke luar rumah dengan alasan ke Mapolres Psp untuk menghadiri panggilan kepolisian. Namun, pihak kepolisian justru menghubungi pihak keluarga via telepon selular karena Nurhayani belum juga tiba di mapolres.

“Tadi kata kakak (ipar), teman wanita yang menjemputnya itu polwan. Mereka mau ke Polres, rupanya tak ke sana. Kan aneh saja tingkah kakak ini,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/