25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Siswi Pembully & Perekam Video Terancam Dipecat

Tak hanya dinas pendidikan, aksi kekerasan di SMP Negeri 4 Binjai itu juga ‘memaksa’ polisi turun melakukan penyelidikan. “Kami mendapat informasi adanya penganiayaan terhadap siswi SMP yang dilakukan rekan sekolahnya. Kita akan tindaklanjuti kasus ini,” sebut Kapolsek Binjai Timur AKP Ngemat Surbakti.

Dari hasil pertemuan polisi bersama kepala sekolah di ruang kepala sekolah, diketahui kalau penyebab penganiayaan bermula ketika korban mengucapkan sesuatu yang tidak layak pada pelaku. “Akan tetapi, dalam hal ini kita tahu berpatokan dengan ucapan. Tetapi, kita sudah ketahui siapa pelaku dan korbannya. Apabila keluarga melaporkan, maka akan ditindaklanjuti,” sebut perwira berpangkat 3 balok emas di pundaknya itu.

Dari video yang sudah tersebar di FB dan Youtube tersebut, tampak RK pelaku penganiayaan masih mengenakan pakaian pramuka dipadu dengan jilbab warna cokelat dan rok panjang. Sementara korbannya IMS disuruh berdiri dekat bunga yang ada di lapangan, dekat sekolah mereka. Disitu, jilbab yang biasa dikenakan korban dibuka paksa oleh pelaku dan rekannya. Bahkan, beberapa siswa SMP 4 juga ikut menyaksikan penganiayaan itu. Di dalam video berdurasi 5 menit 46 detik tersebut, RK menendang, menampar, memukul, menjambak, memiting dan mendorong IMS hingga terjatuh ke tanah.

Seorang siswi yang merekam aksi tersebut ikut memprovokasi pelaku untuk terus menganiaya korban dan video tersebut akan mereka masukkan ke Facebook. “Ayo Chi. Teruskan, biar malu. Kita masukkan ke Facebook,” ujar remaja yang merekam kejadian itu. Diduga sakit akibat siksaan oleh adik kelasnya itu, IMS tampak menangis. Beberapa warga yang berada di sekitar lapangan tempat kejadian juga mengaku melihat kejadian itu. Namun warga tidak menyangka, kalau adegan yang mereka saksikan beberapa hari lalu itu merupakan penganiayaan.

“Kami nggak sangka kalau itu penganiayaan. Soalnya, banyak anak sekolah disitu kami lihat, ketawa-ketawa. Bukan melerai. Karena masih pakaian pramuka, kami pikir itu latihan pramuka,” ujar warga yang tidak mau menyebut namanya. Menyikapi kasus ini, Kasat Reskrim Polres Binjai AKP Bambang Tarigan mengaku siap menampung laporan keluarga korban. “Ya kalau memang orangtua korban keberatan. Kalo ada laporan, kita akan sikapi permasalahan ini di unit PPA, karena mereka merupakan anak dibawa umur,” tegas Bambang. (bam/deo)

Tak hanya dinas pendidikan, aksi kekerasan di SMP Negeri 4 Binjai itu juga ‘memaksa’ polisi turun melakukan penyelidikan. “Kami mendapat informasi adanya penganiayaan terhadap siswi SMP yang dilakukan rekan sekolahnya. Kita akan tindaklanjuti kasus ini,” sebut Kapolsek Binjai Timur AKP Ngemat Surbakti.

Dari hasil pertemuan polisi bersama kepala sekolah di ruang kepala sekolah, diketahui kalau penyebab penganiayaan bermula ketika korban mengucapkan sesuatu yang tidak layak pada pelaku. “Akan tetapi, dalam hal ini kita tahu berpatokan dengan ucapan. Tetapi, kita sudah ketahui siapa pelaku dan korbannya. Apabila keluarga melaporkan, maka akan ditindaklanjuti,” sebut perwira berpangkat 3 balok emas di pundaknya itu.

Dari video yang sudah tersebar di FB dan Youtube tersebut, tampak RK pelaku penganiayaan masih mengenakan pakaian pramuka dipadu dengan jilbab warna cokelat dan rok panjang. Sementara korbannya IMS disuruh berdiri dekat bunga yang ada di lapangan, dekat sekolah mereka. Disitu, jilbab yang biasa dikenakan korban dibuka paksa oleh pelaku dan rekannya. Bahkan, beberapa siswa SMP 4 juga ikut menyaksikan penganiayaan itu. Di dalam video berdurasi 5 menit 46 detik tersebut, RK menendang, menampar, memukul, menjambak, memiting dan mendorong IMS hingga terjatuh ke tanah.

Seorang siswi yang merekam aksi tersebut ikut memprovokasi pelaku untuk terus menganiaya korban dan video tersebut akan mereka masukkan ke Facebook. “Ayo Chi. Teruskan, biar malu. Kita masukkan ke Facebook,” ujar remaja yang merekam kejadian itu. Diduga sakit akibat siksaan oleh adik kelasnya itu, IMS tampak menangis. Beberapa warga yang berada di sekitar lapangan tempat kejadian juga mengaku melihat kejadian itu. Namun warga tidak menyangka, kalau adegan yang mereka saksikan beberapa hari lalu itu merupakan penganiayaan.

“Kami nggak sangka kalau itu penganiayaan. Soalnya, banyak anak sekolah disitu kami lihat, ketawa-ketawa. Bukan melerai. Karena masih pakaian pramuka, kami pikir itu latihan pramuka,” ujar warga yang tidak mau menyebut namanya. Menyikapi kasus ini, Kasat Reskrim Polres Binjai AKP Bambang Tarigan mengaku siap menampung laporan keluarga korban. “Ya kalau memang orangtua korban keberatan. Kalo ada laporan, kita akan sikapi permasalahan ini di unit PPA, karena mereka merupakan anak dibawa umur,” tegas Bambang. (bam/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/