25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Brigadir Polisi Ini Mengaku tak Digaji 2 Tahun

Foto: Hulman/PM Brigadir Melfin Sihombing, mengaku tidak digaji selama dua tahun gara-gara menuntut uang pengamanan Pilgubsu.
Foto: Hulman/PM
Brigadir Melfin Sihombing, mengaku tidak digaji selama dua tahun gara-gara menuntut uang pengamanan Pilgubsu.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Brigadir Melfin Sihombing (39) membeber hal mengagetkan. Gara-gara menuntut uang pengamanan Pilgubsu, dia mengaku tak digaji sejak September 2013 lalu. Personel Polres Tapsel itu akhirnya ditinggalkan istrinya, dan anak-anaknya tak lagi bersekolah.

Melfi memaparkan kisahnya kepada sejumlah wartawan di Lubukpakam, Rabu (8/7) siang. Kebetulan, dia sudah menetap di kediaman orangtuanya karena tak mampu bertahan hidup di Tapsel. Pada pilgubsu 2013 lalu, Melfin yang bertugas di Polsek Saipar Dolok Hole, mengaku harusnya dapat uang pengamanan Rp 700 ribu.

Tapi, sudahlha tak diberikan, malah gajinya dipotong Rp 71.000 untuk kepentingan pilkada itu. Pemotongan gaji dan tak mendapat uang pengamanan pilkada itu langsung diprotesnya kepada atasannya, AKP Bantu Sihombing.

Namun, AKP Bantu Sihombing (kini menjabat Kapolsek Sosopan Polres Tapsel) mengaku jika gaji Brigadir Melfin Sihombing ditahan Kantor Pusat Perbendaharaan Negara. Bintara angkatan 19 SPN Sampali Medan itupun tak serta merta percaya. Pria yang masuk Bintara Polisi sejak Juli 1998 itupun mengonfirmasinya langsung dan ternyata gajinya tak ada ditahan disana.

Itu pula yang membuat Melfin kembali bertanya kepada AKP Bantu Sihombing terkait gajinya dan jawaban yang diterima selalu begitu. Diakui Melfin, sejak saat itupula hubungan Brigadir Melfin Sihombing dengan AKP Bantu Sihombing kurang harmonis. Sejak 4 Juni tahun lalu, Brigadir Melfin Sihombing dimutasi ke Sabhara Polres Tapsel setelah 3 tahun mengabdi di Polsek Saipar Dolok Hole.

Sedangkan AKP Bantu Sihombing sekira seyahum lalu dimutasi menjadi Kapolsek Sosopan. Meski AKP Bantu Sihombing sudah dimutasi, namun tanpa alasan yang pasti gaji milik Brigadir Melfin Sihombing tetap tak keluar. Tak mau mati kelaparan dan untuk memenuhi kebutuhan hidup isteri dan keempat anaknya, maka Brigadir Melfin Sihombing meminjam uang kakaknya untuk modal mengolah lahan Polsek Saipar Dolok Hole setelah terlebih dulu membuat permohonan untuk mengolah lahan yang berada di sekitar areal Polsek Saipar Dolok Hole.

“Aku mengolah lahan itu setelah setahun tak menerima gaji,” ujarnya. Lahan yang dulunya semak belukar itupun dibersihkan Brigadir Melfin Sihombing dan menanami ubi rambat, ubi kayu, jagung dan kacang tanah. Saban hari, Brigadir Melfin Sihombing nersama isteri dan keempat anaknya terpaksa mengonsumsi jagung, ubi kayu dan ubi rambat agar bisa bertahan hidup.

Bahkan, buntut tak menerima gaji, membuat Melfin dan isteri pisah. Rismaya br Sijabat (39) meninggalkannya dengan membawa tiga anaknya pulang ke rumah orangtuanya di Desa Sidolon Dolon, Kec. Simanindo, Kab. Samosir sekira setahun lalu. Sedangkan Resramon Sihombing (14), anak sulungnya, tinggal bersama Melfin. Selain itu, anak-anaknya putus sekolah. “Seharusnya Resramon sudah kelas II SMP, tapi karena tak menerima gaji, setelah tamat SD anak ku itu tak kusekolahkan lagi. Darimana biayanya sedangkan aku tak menerima gaji,” ungkapnya.

Selama dua tahun tak menerima gaji itu, Brigadir Melfin Sihombing pun meminta bantuan dari orangtuanya yang menetap di Lubuk Pakam. Ikan teri, beras, indomie kerap diberikan oleh kedua orangtuanya. “Tak mungkinlah minta terus sama orangtua. Sejak seminggu lalu, Resramon sudah ku bawa dari Tapsel dan menetap di rumah kedua orangtuaku,” ujarnya.

Foto: Hulman/PM Brigadir Melfin Sihombing, mengaku tidak digaji selama dua tahun gara-gara menuntut uang pengamanan Pilgubsu.
Foto: Hulman/PM
Brigadir Melfin Sihombing, mengaku tidak digaji selama dua tahun gara-gara menuntut uang pengamanan Pilgubsu.

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Brigadir Melfin Sihombing (39) membeber hal mengagetkan. Gara-gara menuntut uang pengamanan Pilgubsu, dia mengaku tak digaji sejak September 2013 lalu. Personel Polres Tapsel itu akhirnya ditinggalkan istrinya, dan anak-anaknya tak lagi bersekolah.

Melfi memaparkan kisahnya kepada sejumlah wartawan di Lubukpakam, Rabu (8/7) siang. Kebetulan, dia sudah menetap di kediaman orangtuanya karena tak mampu bertahan hidup di Tapsel. Pada pilgubsu 2013 lalu, Melfin yang bertugas di Polsek Saipar Dolok Hole, mengaku harusnya dapat uang pengamanan Rp 700 ribu.

Tapi, sudahlha tak diberikan, malah gajinya dipotong Rp 71.000 untuk kepentingan pilkada itu. Pemotongan gaji dan tak mendapat uang pengamanan pilkada itu langsung diprotesnya kepada atasannya, AKP Bantu Sihombing.

Namun, AKP Bantu Sihombing (kini menjabat Kapolsek Sosopan Polres Tapsel) mengaku jika gaji Brigadir Melfin Sihombing ditahan Kantor Pusat Perbendaharaan Negara. Bintara angkatan 19 SPN Sampali Medan itupun tak serta merta percaya. Pria yang masuk Bintara Polisi sejak Juli 1998 itupun mengonfirmasinya langsung dan ternyata gajinya tak ada ditahan disana.

Itu pula yang membuat Melfin kembali bertanya kepada AKP Bantu Sihombing terkait gajinya dan jawaban yang diterima selalu begitu. Diakui Melfin, sejak saat itupula hubungan Brigadir Melfin Sihombing dengan AKP Bantu Sihombing kurang harmonis. Sejak 4 Juni tahun lalu, Brigadir Melfin Sihombing dimutasi ke Sabhara Polres Tapsel setelah 3 tahun mengabdi di Polsek Saipar Dolok Hole.

Sedangkan AKP Bantu Sihombing sekira seyahum lalu dimutasi menjadi Kapolsek Sosopan. Meski AKP Bantu Sihombing sudah dimutasi, namun tanpa alasan yang pasti gaji milik Brigadir Melfin Sihombing tetap tak keluar. Tak mau mati kelaparan dan untuk memenuhi kebutuhan hidup isteri dan keempat anaknya, maka Brigadir Melfin Sihombing meminjam uang kakaknya untuk modal mengolah lahan Polsek Saipar Dolok Hole setelah terlebih dulu membuat permohonan untuk mengolah lahan yang berada di sekitar areal Polsek Saipar Dolok Hole.

“Aku mengolah lahan itu setelah setahun tak menerima gaji,” ujarnya. Lahan yang dulunya semak belukar itupun dibersihkan Brigadir Melfin Sihombing dan menanami ubi rambat, ubi kayu, jagung dan kacang tanah. Saban hari, Brigadir Melfin Sihombing nersama isteri dan keempat anaknya terpaksa mengonsumsi jagung, ubi kayu dan ubi rambat agar bisa bertahan hidup.

Bahkan, buntut tak menerima gaji, membuat Melfin dan isteri pisah. Rismaya br Sijabat (39) meninggalkannya dengan membawa tiga anaknya pulang ke rumah orangtuanya di Desa Sidolon Dolon, Kec. Simanindo, Kab. Samosir sekira setahun lalu. Sedangkan Resramon Sihombing (14), anak sulungnya, tinggal bersama Melfin. Selain itu, anak-anaknya putus sekolah. “Seharusnya Resramon sudah kelas II SMP, tapi karena tak menerima gaji, setelah tamat SD anak ku itu tak kusekolahkan lagi. Darimana biayanya sedangkan aku tak menerima gaji,” ungkapnya.

Selama dua tahun tak menerima gaji itu, Brigadir Melfin Sihombing pun meminta bantuan dari orangtuanya yang menetap di Lubuk Pakam. Ikan teri, beras, indomie kerap diberikan oleh kedua orangtuanya. “Tak mungkinlah minta terus sama orangtua. Sejak seminggu lalu, Resramon sudah ku bawa dari Tapsel dan menetap di rumah kedua orangtuaku,” ujarnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/