25.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Tekan Buta Aksara Hingga 0,18 Persen

BATARA/SUMUT POS
TERIMA : Bupati H Ashari Tambunan dan Kepala Daerah lainnya serta para penggiat literasi dari berbagai daerah dipusatkan di Lapangan Alun-alun Komplek Pemkab Deliserdang, Lubukpakam, Sabtu (8/9).

LUBUKPAKAM,SUMUTPOS.CO -Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhadjir Effendy memberikan penghargaan Anugerah Aksara kepada empat kabupaten/kota yang telah berhasil dalam penuntasan buta aksara. Penghargaan tersebut diberikan pada puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-53 tingkat Nasional tahun 2018, di Lapangan alun-alun Pemkab Deliserdang, Lubukpakam, Sabtu (8/9).

Keempat kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara yang langsung diterima Bupati Ashari Tambunan, dengan capaian penuntasan buta aksara tinggal hanya 0,18 persen atau sekitar 900 penyandang buta aksara.

Kemudian, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, dan Pemko Tegal, Provinsi Jawa Tengah.

“Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia patut bersyukur karena berhasil meningkatkan keaksaraan masyarakat secara signifikan. Menurut data BPS, Indonesia telah membuktikan keberhasilannya dan mencapai prestasi melebihi target Pendidikan Untuk Semua (PUS) yang dideklarasikan di Dakar. Untuk itu, kita layak beri penghargaan kepada daerah yang berhasil menurunkan angka buta huruf,”ungkap Muhadjir dalam keterangan persnya.

Dikemukakannya, sampai saat ini tercatat terdapat 11 provinsi yang persentase buta aksaranya masih di atas rata-rata nasional (2,07 persen –red). “Tugas untuk mengentaskan buta aksara dan membebaskan bangsa ini dari kebutaaksaraan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Dengan terbebasnya bangsa ini dari buta aksara, maka kualitas sumber daya manusia akan semakin meningkat”tuturnya.

Dalam pengembangan masyarakat, lanjut Muhadjir, pemerintah memberikan layanan program pendidikan keaksaraan dasar dan keaksaraan lanjutan di daerah terdapat buta aksara, daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) dan komunitas adat terpencil. Selain itu juga, pemerintah memberikan layanan melalui program “Kampung Literasi” dan “Desa Vokasi”.

“Melalui program ini diharapkan dapat membentuk kawasan desa inisiator pengembangan budaya baca masyarakat dan terbentuknya kelompok usaha yang memanfaatkan potensi sumber daya dan kearifan budaya lokal, lebih khusus di daerah-daerah 3T,” harap Muhadjir.

Untuk menumbuhkan kesungguhan dan komitmen pemerintah, pemda dan dukungan masyarakat, peringatan HAI tahun 2018 mengangkat thema “Mengembangkan Keterampilan Literasi yang Berbudaya. “Tema ini merupakan inspirasi kepada kita tentang kesungguhan dan komitmen untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan layanan pendidikan keaksaraan sebagai fondasi gerakan pemberdayaan masyarakat, bukan sekedar penuntasan buta aksara semata tetapi juga untuk menumbuhkembangkan keaksaraan dalam arti yang lebih luas,” jelas Mendikbud.

Sementara Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dalam kunjungan pertamanya ke Kabupaten Deliserdang yang turut hadir mengatakan, bahwa ada 134.000 jiwa lagi yang buta aksara di Sumatera Utara, dan terbesar berada di Kabupaten Nias.

“Saya berjanji selama jabatan saya terutama dalam waktu satu tahun ke depan akan menyelesaikan persoalan buta aksara di Sumut, minimal tercapai 50 persen penurunan buta aksara. Hal itu sesuai cita-cita nasional bahwa semua rakyat Indonesia harus tau baca, bagaimana bisa maju suatu daerah kalo masih ada warganya yang tak tau baca,” janji Edy kepada Mendikbud dan para peserta undangan HAI.

Bupati Ashari dalam sambutannya mengucapkan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan pemerintah pusat kepada Deliserdang sebagai tuan rumah HAI dan merupakan kebanggaan bagi masyarakat. “Semua ini berkat kerja sama seluruh pegiat pendidikan, penggiat literasi dan masyarakat Deliserdang,” ujarnya.

Ashari melaporkan kepada Menteri bahwa secara bersama telah menyaksikan tarian yang syairnya dinamakan “Mekarsari Dalu Dendang”, akronim dari Melayu, Karo, Simalungun dan etnis lain yang ada di Deliserdang. Tarian itu, tuturnya, secara khusus diciptakan oleh penggiat seni untuk menggambarkan keanekaragaman suku dan budaya di Deliserdang, namun tetap menyatu dalam ikatan visi bersatu dalam kebhinekaan.

Usai kegiatan, Mendikbud, Gubsu, Bupati dan Wabup Deliserdang dan Ketua DPRD Sumut Wagirin Arman serta rombongan meninjau stand-stand pameran, dilanjutkan dengan peninjauan sekaligus peresmian museum Deliserdang di Jalan Lintas Sumatera depan Kantor Bupati Deliserdang, Lubukpakam.(btr/han)

BATARA/SUMUT POS
TERIMA : Bupati H Ashari Tambunan dan Kepala Daerah lainnya serta para penggiat literasi dari berbagai daerah dipusatkan di Lapangan Alun-alun Komplek Pemkab Deliserdang, Lubukpakam, Sabtu (8/9).

LUBUKPAKAM,SUMUTPOS.CO -Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Muhadjir Effendy memberikan penghargaan Anugerah Aksara kepada empat kabupaten/kota yang telah berhasil dalam penuntasan buta aksara. Penghargaan tersebut diberikan pada puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-53 tingkat Nasional tahun 2018, di Lapangan alun-alun Pemkab Deliserdang, Lubukpakam, Sabtu (8/9).

Keempat kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara yang langsung diterima Bupati Ashari Tambunan, dengan capaian penuntasan buta aksara tinggal hanya 0,18 persen atau sekitar 900 penyandang buta aksara.

Kemudian, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, dan Pemko Tegal, Provinsi Jawa Tengah.

“Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia patut bersyukur karena berhasil meningkatkan keaksaraan masyarakat secara signifikan. Menurut data BPS, Indonesia telah membuktikan keberhasilannya dan mencapai prestasi melebihi target Pendidikan Untuk Semua (PUS) yang dideklarasikan di Dakar. Untuk itu, kita layak beri penghargaan kepada daerah yang berhasil menurunkan angka buta huruf,”ungkap Muhadjir dalam keterangan persnya.

Dikemukakannya, sampai saat ini tercatat terdapat 11 provinsi yang persentase buta aksaranya masih di atas rata-rata nasional (2,07 persen –red). “Tugas untuk mengentaskan buta aksara dan membebaskan bangsa ini dari kebutaaksaraan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Dengan terbebasnya bangsa ini dari buta aksara, maka kualitas sumber daya manusia akan semakin meningkat”tuturnya.

Dalam pengembangan masyarakat, lanjut Muhadjir, pemerintah memberikan layanan program pendidikan keaksaraan dasar dan keaksaraan lanjutan di daerah terdapat buta aksara, daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) dan komunitas adat terpencil. Selain itu juga, pemerintah memberikan layanan melalui program “Kampung Literasi” dan “Desa Vokasi”.

“Melalui program ini diharapkan dapat membentuk kawasan desa inisiator pengembangan budaya baca masyarakat dan terbentuknya kelompok usaha yang memanfaatkan potensi sumber daya dan kearifan budaya lokal, lebih khusus di daerah-daerah 3T,” harap Muhadjir.

Untuk menumbuhkan kesungguhan dan komitmen pemerintah, pemda dan dukungan masyarakat, peringatan HAI tahun 2018 mengangkat thema “Mengembangkan Keterampilan Literasi yang Berbudaya. “Tema ini merupakan inspirasi kepada kita tentang kesungguhan dan komitmen untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan layanan pendidikan keaksaraan sebagai fondasi gerakan pemberdayaan masyarakat, bukan sekedar penuntasan buta aksara semata tetapi juga untuk menumbuhkembangkan keaksaraan dalam arti yang lebih luas,” jelas Mendikbud.

Sementara Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi dalam kunjungan pertamanya ke Kabupaten Deliserdang yang turut hadir mengatakan, bahwa ada 134.000 jiwa lagi yang buta aksara di Sumatera Utara, dan terbesar berada di Kabupaten Nias.

“Saya berjanji selama jabatan saya terutama dalam waktu satu tahun ke depan akan menyelesaikan persoalan buta aksara di Sumut, minimal tercapai 50 persen penurunan buta aksara. Hal itu sesuai cita-cita nasional bahwa semua rakyat Indonesia harus tau baca, bagaimana bisa maju suatu daerah kalo masih ada warganya yang tak tau baca,” janji Edy kepada Mendikbud dan para peserta undangan HAI.

Bupati Ashari dalam sambutannya mengucapkan terimakasih atas kepercayaan yang diberikan pemerintah pusat kepada Deliserdang sebagai tuan rumah HAI dan merupakan kebanggaan bagi masyarakat. “Semua ini berkat kerja sama seluruh pegiat pendidikan, penggiat literasi dan masyarakat Deliserdang,” ujarnya.

Ashari melaporkan kepada Menteri bahwa secara bersama telah menyaksikan tarian yang syairnya dinamakan “Mekarsari Dalu Dendang”, akronim dari Melayu, Karo, Simalungun dan etnis lain yang ada di Deliserdang. Tarian itu, tuturnya, secara khusus diciptakan oleh penggiat seni untuk menggambarkan keanekaragaman suku dan budaya di Deliserdang, namun tetap menyatu dalam ikatan visi bersatu dalam kebhinekaan.

Usai kegiatan, Mendikbud, Gubsu, Bupati dan Wabup Deliserdang dan Ketua DPRD Sumut Wagirin Arman serta rombongan meninjau stand-stand pameran, dilanjutkan dengan peninjauan sekaligus peresmian museum Deliserdang di Jalan Lintas Sumatera depan Kantor Bupati Deliserdang, Lubukpakam.(btr/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/