26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Dipaksa ‘Kencing’ di Jalan, Belasan Sopir Truk CPO Lapor Polisi

Menunggu Ketegasan Polisi
Usai audiensi, belasan sopir sepakat membuat pengaduan atas perlakuan oknum pihak pengusaha terhadap mereka. Namun di sela-sela kesepatan untuk membuat pengaduan, mereka meminta agar nama-nama mereka tidak dikorankan. “Ini alasan ‘keselamatan’,” kata mereka saling bersahutan.

Namun, mereka mengaku kecewa terhadap ketidaktegasan polisi. “Kalau polisi mau saksi, turun aja langsung ke lapangan dan di sana akan tahu bagaimana ceritanya. Aksi itu di jalan lintas dan jelas terlihat. Hari ini kami datang 13 orang sopir, 8 sopir sudah diperas sementara 5 lainnya belum sebab masih parkir,” ujar salahseorang sopir.

Mereka menyebutkan bahwa kedatangan mereka hari itu merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya, mereka juga sudah datang sekitar sebulan lalu. Tapi, sama sekali tidak ada tindakan dari polisi. Hal itu terbukti karena mereka masih mengalami perlakuan serupa saat melintasi ketiga titik rawan tersebut. “Kami curiga polisi sudah ‘main mata’ dengan pihak pengusaha, padahal ini jelas meresahkan kami para sopir tangki,” pungkas mereka.

Mereka berharap agar Poldasu turun tangan guna melakukan penindakan agar mereka bisa nyaman saat bekerja. Ini menyangkut nasib mereka yang mengais rejeki di atas roda demi menafkah anak istri. “Tapi kami selalu dihantui rasa tidak nyaman,” sesal salahseorang sopir.

“Tidak ada niat untuk menghilangkan kepercayaan Toke, apalagi sudah bertahun jadi sopir, tapi kalau dengan selalu merasa terpaksa lalu melakukan hal itu maka sama saja mengancam kehidupan anak dan istri kami,” timpal sopir lainnya.

Ada 13 truk tangki CPO yang dipaksa berhenti di Gudang CPO di Desa Simpang Gambus, Kecamatan Limapuluh, Batubara. Atas keresahan itu, mereka pun mendatang Polres Batubara. “Ada 13 truk tadi yang dipaksa kencing,” ungkap DL (36), warga Medan, JS (24) warga Sibolga, dan IN (28), warga Simodong, Kecamatan Sei Suka, Batubara.

Selesai meminta perlindungan ke Mapolres Batubara, satu unit mobil Dalmas Polres Batubara tampak siaga mengawal perjalanan para sopir sampai melewati batas wilayah hukum Polres Batubara.

Kemudian belasan sopir truk itu berkonvoi mulai dari Simpang Gambus dan meneruskan perjalanan sekira pukul 14.15 WIB.

Namun saat berada di gudang CPO di daerah Kelembis, Desa Sukaraja, Kecamatan Air Putih, Batubara, truk-truk tangki itu kembali dihentikan sekelompok preman. Padahal truk-truk itu sudah dikawal mobil Polres Batubara.

Atas kondisi itu, kemacetan pun sempat terjadi beberapa menit. Dan, ke-13 truk tangki tersebut kemudian dipaksa masuk ke dalam gudang.

Hingga akhirnya, pihak Polres Batubara melalui Kasat Sabhara Polres Batubara AKP Samidi beserta anggotanya turun ke lokasi untuk mengamankan truk tersebut. Kemudian truk-truk tangki itu dilepaskan dan kembali melanjutkan perjalanan. (tim)

Menunggu Ketegasan Polisi
Usai audiensi, belasan sopir sepakat membuat pengaduan atas perlakuan oknum pihak pengusaha terhadap mereka. Namun di sela-sela kesepatan untuk membuat pengaduan, mereka meminta agar nama-nama mereka tidak dikorankan. “Ini alasan ‘keselamatan’,” kata mereka saling bersahutan.

Namun, mereka mengaku kecewa terhadap ketidaktegasan polisi. “Kalau polisi mau saksi, turun aja langsung ke lapangan dan di sana akan tahu bagaimana ceritanya. Aksi itu di jalan lintas dan jelas terlihat. Hari ini kami datang 13 orang sopir, 8 sopir sudah diperas sementara 5 lainnya belum sebab masih parkir,” ujar salahseorang sopir.

Mereka menyebutkan bahwa kedatangan mereka hari itu merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya, mereka juga sudah datang sekitar sebulan lalu. Tapi, sama sekali tidak ada tindakan dari polisi. Hal itu terbukti karena mereka masih mengalami perlakuan serupa saat melintasi ketiga titik rawan tersebut. “Kami curiga polisi sudah ‘main mata’ dengan pihak pengusaha, padahal ini jelas meresahkan kami para sopir tangki,” pungkas mereka.

Mereka berharap agar Poldasu turun tangan guna melakukan penindakan agar mereka bisa nyaman saat bekerja. Ini menyangkut nasib mereka yang mengais rejeki di atas roda demi menafkah anak istri. “Tapi kami selalu dihantui rasa tidak nyaman,” sesal salahseorang sopir.

“Tidak ada niat untuk menghilangkan kepercayaan Toke, apalagi sudah bertahun jadi sopir, tapi kalau dengan selalu merasa terpaksa lalu melakukan hal itu maka sama saja mengancam kehidupan anak dan istri kami,” timpal sopir lainnya.

Ada 13 truk tangki CPO yang dipaksa berhenti di Gudang CPO di Desa Simpang Gambus, Kecamatan Limapuluh, Batubara. Atas keresahan itu, mereka pun mendatang Polres Batubara. “Ada 13 truk tadi yang dipaksa kencing,” ungkap DL (36), warga Medan, JS (24) warga Sibolga, dan IN (28), warga Simodong, Kecamatan Sei Suka, Batubara.

Selesai meminta perlindungan ke Mapolres Batubara, satu unit mobil Dalmas Polres Batubara tampak siaga mengawal perjalanan para sopir sampai melewati batas wilayah hukum Polres Batubara.

Kemudian belasan sopir truk itu berkonvoi mulai dari Simpang Gambus dan meneruskan perjalanan sekira pukul 14.15 WIB.

Namun saat berada di gudang CPO di daerah Kelembis, Desa Sukaraja, Kecamatan Air Putih, Batubara, truk-truk tangki itu kembali dihentikan sekelompok preman. Padahal truk-truk itu sudah dikawal mobil Polres Batubara.

Atas kondisi itu, kemacetan pun sempat terjadi beberapa menit. Dan, ke-13 truk tangki tersebut kemudian dipaksa masuk ke dalam gudang.

Hingga akhirnya, pihak Polres Batubara melalui Kasat Sabhara Polres Batubara AKP Samidi beserta anggotanya turun ke lokasi untuk mengamankan truk tersebut. Kemudian truk-truk tangki itu dilepaskan dan kembali melanjutkan perjalanan. (tim)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/