BUTUH DORONGAN SEMANGAT
Dihubungi terpisah, Roulina Simamora, S.Psi, seorang psikolog asal Medan yang dimintai komentarnya, terkait kondisi ini menyebutkan, untuk kebaikan bersama, ada 2 pihak yang harus mendapat pendampingan dan dorongan semangat pasca musibah ini. Kedua pihak itu, kata Lina adalah Farida Hanum, ibunda bayi malang tersebut, dan D br S, perawat yang membantu persalinan tersebut.
Dalam pandangan ilmu psikologi, jelas Lina, butuh kesabaran ekstra bagi pihak terkait, secara khusus keluarga, untuk menumbuhkan semangat Farida Hanum. Hal ini perlu untuk mencegah agar ibu malang tersebut tidak down, setelah menyadari sepenuhnya buah hati yang lama dinantikan tak terselamatkan.
“Jadi, untuk menyampaikan informasi yang sebenar-benarnya pun, harus hati-hati. Cari moment yang pas. Ini berat! Apalagi kondisinya sampai sebegini,” kata dia.
Tidak berbeda jauh, D br S menurut Lina juga harus mendapatkan perlakuan yang kurang lebih sama. Sebab, sebagai orang yang terus berada di saat-saat kritis, yakni saat-saat persalinan akan terjadi, hingga musibah tersebut, beban mental yang menimpanya D br S tentu sangat berat sekali.
“Terlepas beliau itu orang medis yang harusnya siap dengan kondisi apa pun. Namun harus diingat, beliau juga manusia biasa. Tentu jiwanya terbeban,” tukasnya. ina sendiri menilai, bahkan sebelum musibah tersebut terjadi, sejatinya D br S sudah mendapatkan tekanan psikologis yang begitu besar. Hal ini dapat dibuktikan dengan keputusannya untuk berusaha maksimal, membantu proses persalinan Farida.
Meskipun sejatinya dia sadar tidak mampu, dan menyarankan merujuk Farida ke rumah sakit, kondisi keluarga Farida yang mempercayakan sepenuhnya penanganan persalinan itu kepadanya, tentu melahirkan dilema tersendiri. (ing/deo)