25 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Guru Tuding Kasek Selewengkan Dana BOS

Ilustrasi

SUMUTPOS.CO  – SEJUMLAH guru SDN No 107955 Lubukpakam menuding Kepala Sekolah, Sawaluddin Tanjung Spd melakukan penyelewengan dana BOS tahun ajaran 2016/2017.

Rabu (12/4), Sumut Pos menerima pernyataan 10 orang guru yang mengajar disana dalam surat tertulis dibubuhi tanda tangan. Ada 17 poin terkait penyelewengan dana BOS dalam surat itu.

Mereka menyebut bahwa Sawaluddin tak transparan mengelola dana BOS. Bahkan, guru-guru dipaksa agar menyuruh murid menfoto copy buku pelajaran sekolah.

“Bila bukunya kurang maka kami disuruh kepala sekolah agar memfoto copy buku pelajaran. Padahal dana BOS untuk membeli buku tak pernah dipergunakan,” terang seorang guru berinisial R.

R mengatakan, bahwa pihaknya sudah pernah mengajukan agar buku paket kelas 1-6 SD diganti dengan yang baru. Namun, Sawaluddin tak melakukan peremajaan buku paket itu.

Selain itu, tambah para guru, bahwa Sawaludin memecat guru honorer dan mengantikan dengan anaknya yang mengajar Bahasa Inggris.

Terpisah, Sawaluddin membantah tudingan terhadap dirinya. Bahkan menurutnya, tuduhan itu tidaklah benar.

“Kalau ada murid memfoto copy buku pelajaran itu karena inisiatif orang tua murid,” kilah Sawaluddin ketika dikontak via HP, Rabu (12/4).

Bagaimana soal penggunaan dana BOS yang dikeluhkan para guru? Sawaluddin malah mengajak Sumut Pos bertemu untuk diterangkan secara rinci.

“Aku sibuk ini, besok (hari ini) datang, kita jumpa di kantor ya,” pinta Sawaluddin sembari menutup percakapan.

Sementara, Kepala UPT Nurhaidah menyatakan setelah mendapat informasi. Ia langsung memerintahkan Kasubag Adaminitrasinya, Magda Situmeang mendatangi SDN No 107955.

“Magda memperintahkan agar Sawaluddin memfotocopy paket mulai dari kelas 1-6. Besok (hari ini) buku hasil fotocopy tersebut harus ada,” terang Nurhaidah setelah mendapat penjelasan dari Magda Situmeang.

Bagaimana soal anak kepala sekolah yang bekerja sebagai guru honor dan tata usaha? Nurhaidah mengaku akan mengeceknya lebih dulu.

Sedangkan Heni Fajar yang dulunya guru honor mengajar Bahasa Inggris mengaku, dirinya digaji Rp400 ribu per bulan. Setelah Sawaluddin menjabat kepala sekolah gajinya menjadi Rp200 ribu per bulan.

“Gajinya per tiga bulan.  Mana tahan dengan gaji  Rp200 ribu. Makanya aku mengundurkan diri, kemudian posisiku digantikan dengan anaknnya kepala sekolah,” ungkapnya.(btr/mag-2/ala)

 

Ilustrasi

SUMUTPOS.CO  – SEJUMLAH guru SDN No 107955 Lubukpakam menuding Kepala Sekolah, Sawaluddin Tanjung Spd melakukan penyelewengan dana BOS tahun ajaran 2016/2017.

Rabu (12/4), Sumut Pos menerima pernyataan 10 orang guru yang mengajar disana dalam surat tertulis dibubuhi tanda tangan. Ada 17 poin terkait penyelewengan dana BOS dalam surat itu.

Mereka menyebut bahwa Sawaluddin tak transparan mengelola dana BOS. Bahkan, guru-guru dipaksa agar menyuruh murid menfoto copy buku pelajaran sekolah.

“Bila bukunya kurang maka kami disuruh kepala sekolah agar memfoto copy buku pelajaran. Padahal dana BOS untuk membeli buku tak pernah dipergunakan,” terang seorang guru berinisial R.

R mengatakan, bahwa pihaknya sudah pernah mengajukan agar buku paket kelas 1-6 SD diganti dengan yang baru. Namun, Sawaluddin tak melakukan peremajaan buku paket itu.

Selain itu, tambah para guru, bahwa Sawaludin memecat guru honorer dan mengantikan dengan anaknya yang mengajar Bahasa Inggris.

Terpisah, Sawaluddin membantah tudingan terhadap dirinya. Bahkan menurutnya, tuduhan itu tidaklah benar.

“Kalau ada murid memfoto copy buku pelajaran itu karena inisiatif orang tua murid,” kilah Sawaluddin ketika dikontak via HP, Rabu (12/4).

Bagaimana soal penggunaan dana BOS yang dikeluhkan para guru? Sawaluddin malah mengajak Sumut Pos bertemu untuk diterangkan secara rinci.

“Aku sibuk ini, besok (hari ini) datang, kita jumpa di kantor ya,” pinta Sawaluddin sembari menutup percakapan.

Sementara, Kepala UPT Nurhaidah menyatakan setelah mendapat informasi. Ia langsung memerintahkan Kasubag Adaminitrasinya, Magda Situmeang mendatangi SDN No 107955.

“Magda memperintahkan agar Sawaluddin memfotocopy paket mulai dari kelas 1-6. Besok (hari ini) buku hasil fotocopy tersebut harus ada,” terang Nurhaidah setelah mendapat penjelasan dari Magda Situmeang.

Bagaimana soal anak kepala sekolah yang bekerja sebagai guru honor dan tata usaha? Nurhaidah mengaku akan mengeceknya lebih dulu.

Sedangkan Heni Fajar yang dulunya guru honor mengajar Bahasa Inggris mengaku, dirinya digaji Rp400 ribu per bulan. Setelah Sawaluddin menjabat kepala sekolah gajinya menjadi Rp200 ribu per bulan.

“Gajinya per tiga bulan.  Mana tahan dengan gaji  Rp200 ribu. Makanya aku mengundurkan diri, kemudian posisiku digantikan dengan anaknnya kepala sekolah,” ungkapnya.(btr/mag-2/ala)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/