25.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Pelabuhan Sipinggan dan Onan Runggu akan Mudahkan Akses Wisatawan

Pengunjung memadati pelabuhan ferry di Danau Toba.

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO -Aksesibilitas menjadi satu penentu untuk mempermudah wisatawan datang berkunjung ke suatu daerah. Hal itu pula yang sedang dimaksimalkan oleh Danau Toba dengan berupaya memperbanyak akses untuk memudahkan wisatawan.

Danau Toba merupakan bekas kaldera terbesar di dunia. Di tengahnya ada Pulau Samosir yang dikenal kaya atraksi budaya. Karenanya, wisatawan pun diharapkan bisa menyeberang ke Samosir.

Ketua BOPDT, Arie Prasetyo mengatakan, pihaknya belum lama ini mengikuti rapat di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan. Rapat yang dipimpin Kapuslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan Kemenhub itu, juga menghadirkan perwakilan Pemkab Samosir dan unsur akademisi dari Universitas Indonesia dan Universitas Hasanuddin.

“Rapat itu dalam rangka membahas rencana induk pembangunan Pelabuhan Sipinggan dan Onan Runggu Danau Toba,” tutur Arie.

Arie menjelaskan, untuk masterplan pengembangan Pelabuhan Sipinggan dan Onan Rungu, masih ditangani Balitbang Kemenhub dengan melibatkan unsur perguruan tinggi. Namun, rapat itu juga menyerap masukan-masukan dari berbagai pihak.

Menurut Arie, hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan dan fungsi pelabuhan, serta penyesuaian jenis dan besar kapal. “Sehingga bisa disesuaikan dengan pengembangan pelabuhan,” katanya.

Sejauh ini, lanjutnya, pembangunan pelabuhan akan menggunakan floating jetty. Meski demikian, pembangunannya akan memperhatikan proyeksi daya tampung pelabuhan terhadap wisatawan.

Nantinya, Sipinggan dan Onan Runggu akan dikembangkan sebagai pelabuhan wisata yang juga menyediakan area penjualan suvenir, kuliner, scenic view, tempat menikmati pemandangan, hingga papan informasi. “Papan informasinya dibuat dalam dua bahasa, yakni Indonesia dan Inggris,” jelas Arie.

Dengan adanya Sipinggan dan Onan Runggu, maka nantinya jumlah kapal dan jadwal operasinya pun bertambah, yakni penambahan kapal untuk rute Sipinggan-Muara dan Balige-Onan Runggu.

Menurut Arie, perlu penambahan 2 kapal di 2018, untuk Muara dan Balige. Selain itu, BOPDT juga memikirkan hal lain jika kelak Sipinggan dan Onan Runggu beroperasi. “Hal yang perlu dipikirkan adalah angkutan pemandu moda di Samosir,” katanya.

Karena akan ada penambahan kapal dan jam operasional, maka Kemenhub akan melengkapi rambu-rambu perairan. “Dan perlu kajian apakah memungkinkan jalur zig-zag antar-pelabuhan,” katanya.

Menurut Arie, untuk pembangunan pelabuhan harus di lahan yang menjadi aset pemerintah pusat. “Pembangunan pelabuhan dianggarkan di 2018,” bebernya.

Sementara Menpar, Arief Yahya menjelaskan, pihaknya pernah mengajak Gubernur Sumut HT Erry Nuradi mengunjungi Kota Hangzhou, Tiongkok, guna menjalin hubungan kerja sama untuk mengembangkan wisata Danau Toba.

Kunjungan itu menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sempat terkesima oleh performance di tepi danau itu, dalam KTT G-20 ke-11 di Provinsi Zhejiang, Tiongkok, 4-5 September 2016 lalu.

Erry menuturkan, Danau Toba merupakan danau vulkanik yang memiliki panjang 100 kilometer dan lebar mencapai 30 kilometer, dan masih menjadi satu primadona wisata di Sumut, yang dikelilingi 7 kabupaten. (bbs/saz)

Pengunjung memadati pelabuhan ferry di Danau Toba.

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO -Aksesibilitas menjadi satu penentu untuk mempermudah wisatawan datang berkunjung ke suatu daerah. Hal itu pula yang sedang dimaksimalkan oleh Danau Toba dengan berupaya memperbanyak akses untuk memudahkan wisatawan.

Danau Toba merupakan bekas kaldera terbesar di dunia. Di tengahnya ada Pulau Samosir yang dikenal kaya atraksi budaya. Karenanya, wisatawan pun diharapkan bisa menyeberang ke Samosir.

Ketua BOPDT, Arie Prasetyo mengatakan, pihaknya belum lama ini mengikuti rapat di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan. Rapat yang dipimpin Kapuslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan Kemenhub itu, juga menghadirkan perwakilan Pemkab Samosir dan unsur akademisi dari Universitas Indonesia dan Universitas Hasanuddin.

“Rapat itu dalam rangka membahas rencana induk pembangunan Pelabuhan Sipinggan dan Onan Runggu Danau Toba,” tutur Arie.

Arie menjelaskan, untuk masterplan pengembangan Pelabuhan Sipinggan dan Onan Rungu, masih ditangani Balitbang Kemenhub dengan melibatkan unsur perguruan tinggi. Namun, rapat itu juga menyerap masukan-masukan dari berbagai pihak.

Menurut Arie, hal yang perlu diperhatikan adalah tujuan dan fungsi pelabuhan, serta penyesuaian jenis dan besar kapal. “Sehingga bisa disesuaikan dengan pengembangan pelabuhan,” katanya.

Sejauh ini, lanjutnya, pembangunan pelabuhan akan menggunakan floating jetty. Meski demikian, pembangunannya akan memperhatikan proyeksi daya tampung pelabuhan terhadap wisatawan.

Nantinya, Sipinggan dan Onan Runggu akan dikembangkan sebagai pelabuhan wisata yang juga menyediakan area penjualan suvenir, kuliner, scenic view, tempat menikmati pemandangan, hingga papan informasi. “Papan informasinya dibuat dalam dua bahasa, yakni Indonesia dan Inggris,” jelas Arie.

Dengan adanya Sipinggan dan Onan Runggu, maka nantinya jumlah kapal dan jadwal operasinya pun bertambah, yakni penambahan kapal untuk rute Sipinggan-Muara dan Balige-Onan Runggu.

Menurut Arie, perlu penambahan 2 kapal di 2018, untuk Muara dan Balige. Selain itu, BOPDT juga memikirkan hal lain jika kelak Sipinggan dan Onan Runggu beroperasi. “Hal yang perlu dipikirkan adalah angkutan pemandu moda di Samosir,” katanya.

Karena akan ada penambahan kapal dan jam operasional, maka Kemenhub akan melengkapi rambu-rambu perairan. “Dan perlu kajian apakah memungkinkan jalur zig-zag antar-pelabuhan,” katanya.

Menurut Arie, untuk pembangunan pelabuhan harus di lahan yang menjadi aset pemerintah pusat. “Pembangunan pelabuhan dianggarkan di 2018,” bebernya.

Sementara Menpar, Arief Yahya menjelaskan, pihaknya pernah mengajak Gubernur Sumut HT Erry Nuradi mengunjungi Kota Hangzhou, Tiongkok, guna menjalin hubungan kerja sama untuk mengembangkan wisata Danau Toba.

Kunjungan itu menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sempat terkesima oleh performance di tepi danau itu, dalam KTT G-20 ke-11 di Provinsi Zhejiang, Tiongkok, 4-5 September 2016 lalu.

Erry menuturkan, Danau Toba merupakan danau vulkanik yang memiliki panjang 100 kilometer dan lebar mencapai 30 kilometer, dan masih menjadi satu primadona wisata di Sumut, yang dikelilingi 7 kabupaten. (bbs/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/