25.6 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Bocah di Gunungsitoli Tinggal Kulit Pembalut Tulang

Hendrik YH/kps
Seorang bocah, Safenius Waruwu (1), diduga mnderita gizi buruk akut berasal dari Desa Lasara, Kecamatan Moro’o, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara.

GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – Seorang bocah, Safenius Waruwu (1), warga Desa Lasara, Kecamatan Moro’o, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara, diduga menderita gizi buruk akut. Anak dari pasangan Karoni Wruwu dan Mei Jelita Waruwu, terlihat hanya tinggal kulit dan tulang.

Kedua orangtuanya tidak mampu membawa sang buah hati ke layanan kesehatan, untuk menyembuhkan kondisinya mengingat tidak adanya biaya.

Suster Klara Duha, pengasuh Yayasan Karya Fa’omasi Zo’aya, Selasa (13/8/2019), menyebutkan, guna mengetahui lebih pasti kondisi bocah tersebut, dirinya langsung melihat dan menjemput bocah tersebut ke rumah mereka.

Perjalanan menjemput bocah itu melelahkan, sebab menjangkau rumah mereka menempuh waktu setengah hari perjalanan. “Kami langsung menjumpai keluarga Safenius Waruwu, memastikan informasi dan ternyata bocah ini sangat memprihatinkan kondisinya, sehingga dibawa ke klinik pratama miliknya,” kata Suster Klara Duha, di yayasannya, Selasa (13/8/2019).

Dengan sesekali menyerigai, Safenius Waruwu, balita yang masih berusia 1 tahun 2 bulan, harus terbaring lemah dan tak berdaya, di atas ranjang Klinik Pratama milik Yayasan Karya Fa’omasi Zo’aya. Safenius diduga menderita menderita gizi buruk kronis, dengan berat badan hanya 3,2 kg.

“Infonya belum pernah dibawa berobat, gimana mau bawa, biaya hidup mereka saja tidak cukup. Namun, kondisinya semakin memburuk, menirukan yang disampaikan orang tua bocah tersebut,” ucap Suster Klara Duha.

Setelah mendapatkan perawatan pertama, rencananya akan di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli. Saat ini telah diuruskan kartu BPJS-nya. “Kami terpaksa bawa karena kondisi fisiknya yang sudah tidak kuat lagi,” kata dia.

Pihaknya berharap, ada pihak yang mau membantu perawatan balita tersebut, sehingga bisa kembali normal seperti anak seusianya mereka. Karena saat ini masih banyak balita yang ditampung di klinik untuk dirawat dengan status gizi buruk. (hendrik/kps)

Hendrik YH/kps
Seorang bocah, Safenius Waruwu (1), diduga mnderita gizi buruk akut berasal dari Desa Lasara, Kecamatan Moro’o, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara.

GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – Seorang bocah, Safenius Waruwu (1), warga Desa Lasara, Kecamatan Moro’o, Kabupaten Nias Barat, Sumatera Utara, diduga menderita gizi buruk akut. Anak dari pasangan Karoni Wruwu dan Mei Jelita Waruwu, terlihat hanya tinggal kulit dan tulang.

Kedua orangtuanya tidak mampu membawa sang buah hati ke layanan kesehatan, untuk menyembuhkan kondisinya mengingat tidak adanya biaya.

Suster Klara Duha, pengasuh Yayasan Karya Fa’omasi Zo’aya, Selasa (13/8/2019), menyebutkan, guna mengetahui lebih pasti kondisi bocah tersebut, dirinya langsung melihat dan menjemput bocah tersebut ke rumah mereka.

Perjalanan menjemput bocah itu melelahkan, sebab menjangkau rumah mereka menempuh waktu setengah hari perjalanan. “Kami langsung menjumpai keluarga Safenius Waruwu, memastikan informasi dan ternyata bocah ini sangat memprihatinkan kondisinya, sehingga dibawa ke klinik pratama miliknya,” kata Suster Klara Duha, di yayasannya, Selasa (13/8/2019).

Dengan sesekali menyerigai, Safenius Waruwu, balita yang masih berusia 1 tahun 2 bulan, harus terbaring lemah dan tak berdaya, di atas ranjang Klinik Pratama milik Yayasan Karya Fa’omasi Zo’aya. Safenius diduga menderita menderita gizi buruk kronis, dengan berat badan hanya 3,2 kg.

“Infonya belum pernah dibawa berobat, gimana mau bawa, biaya hidup mereka saja tidak cukup. Namun, kondisinya semakin memburuk, menirukan yang disampaikan orang tua bocah tersebut,” ucap Suster Klara Duha.

Setelah mendapatkan perawatan pertama, rencananya akan di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli. Saat ini telah diuruskan kartu BPJS-nya. “Kami terpaksa bawa karena kondisi fisiknya yang sudah tidak kuat lagi,” kata dia.

Pihaknya berharap, ada pihak yang mau membantu perawatan balita tersebut, sehingga bisa kembali normal seperti anak seusianya mereka. Karena saat ini masih banyak balita yang ditampung di klinik untuk dirawat dengan status gizi buruk. (hendrik/kps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/