25.6 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Niat Pindah Usai Nikah, Guru SMP Tewas Disamurai Adiknya

Foto: New Tapanuli/Sumut Pos Grup  Elimar Sihombing (kiri) yang menikam abang kandungnya Ewin Sihombing. Dan kakak iparnya (kanan) yang menangisi kematian suaminya.
Foto: New Tapanuli/Sumut Pos Grup
Elimar Sihombing (kiri) yang menikam abang kandungnya Ewin Sihombing. Dan kakak iparnya (kanan) yang menangisi kematian suaminya.

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO –  Baru seminggu naik pelaminan, Ewin Sihombing (32) meregang nyawa di tangan adik kandungnya, Elimar Sihombing (28). Guru SMPN-1 ini tewas usai perutnya ditembus samurai, Minggu (13/3) sekira pukul 08.00 wib.

Aksi pembunuhan tersebut berlangsung di rumah peninggalan orangtua mereka di Jalan Psp Sidempuan Lingkungan III, Kel. Hutabalang, Kec. Badiri, Tapteng.

Kedatangan korban dan istrinya, Kristina Siahaan ke tempat kejadian adalah untuk mengangkati barang-barang Ewin dengan menggunakan mobil pick-up. Ya, pengantin baru tersebut berniat hidup mandiri di rumah baru.

“Kerjanya (korban) guru di SMP N 1 di Lumut. Tadi malam memang mereka gak di sini. Mereka menginap di rumah mertuanya (korban) di daerah Pinangsori,” kata pria yang tak ingin namanya disebutkan saat ditemui di rumah duka.

Setibanya di rumah, Ewin masuk ke kamarnya, sedangkan Kristina beres-beres di dapur. Di sinilah asal mula kejadian maut tersebut. Ketika mendapati lemari pakaiannya terbuka dan ada perhiasan yang hilang, korban langsung beranjak ke kamar pelaku.

Di sana, Ewin langsung membangunkan Elimar dan mempertanyakan perihal perhiasannya yang hilang. Diduga tak senang dengan pertanyaan tersebut, pelaku langsung berdiri lalu melayangkan pukulan. Perkelahian pun terjadi.

Mendengar ada keributan di dalam kamar, Kristina bergegas dari dapur. Sadar situasi tidak aman, Ewin buru-buru keluar dari kamar dan menyuruh istrinya agar segera menyelamatkan diri. Sesaat kemudian Elimar keluar dari kamar sambil menenteng samurai. Detik berikutnya samurai ditusukkan ke perut kiri korban.

Dalam kondisi berlumuran darah dan samurai masih menancap di perut, Ewin tertatih-tatih keluar rumah sembari minta tolong. Baru beberapa langkah keluar pintu, korban jatuh di teras rumah dengan posisi telungkup.

Warga awalnya sempat berniat menolong. Tapi begitu melihat pelaku muncul, warga memilih mundur. Ketakutan warga semakin menjadi-jadi, manakala Elimar dengan dinginnya mencabut samurai dari perut abangnya lalu mengayun-ayunkannya mengancam warga.

“Diayun-ayunkannya samurai itu setelah dicabutnya dari perut abangnya itu. Kami yang melihatpun takut dan berusaha menjauh seaman mungkin,” kata sumber sembari mengungkapkan, pelaku memang diketahui stres.

Kembali kepada Elimar. Setelah memastikan tidak ada warga berani mendekat, pria ini memeluk dan menciumi jasad korban. “Ada kurasa 2 kali dia keluar masuk rumah. Diciumnya, dipeluknya abangnya itu,” beber saksi.

Foto: New Tapanuli/Sumut Pos Grup  Elimar Sihombing (kiri) yang menikam abang kandungnya Ewin Sihombing. Dan kakak iparnya (kanan) yang menangisi kematian suaminya.
Foto: New Tapanuli/Sumut Pos Grup
Elimar Sihombing (kiri) yang menikam abang kandungnya Ewin Sihombing. Dan kakak iparnya (kanan) yang menangisi kematian suaminya.

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO –  Baru seminggu naik pelaminan, Ewin Sihombing (32) meregang nyawa di tangan adik kandungnya, Elimar Sihombing (28). Guru SMPN-1 ini tewas usai perutnya ditembus samurai, Minggu (13/3) sekira pukul 08.00 wib.

Aksi pembunuhan tersebut berlangsung di rumah peninggalan orangtua mereka di Jalan Psp Sidempuan Lingkungan III, Kel. Hutabalang, Kec. Badiri, Tapteng.

Kedatangan korban dan istrinya, Kristina Siahaan ke tempat kejadian adalah untuk mengangkati barang-barang Ewin dengan menggunakan mobil pick-up. Ya, pengantin baru tersebut berniat hidup mandiri di rumah baru.

“Kerjanya (korban) guru di SMP N 1 di Lumut. Tadi malam memang mereka gak di sini. Mereka menginap di rumah mertuanya (korban) di daerah Pinangsori,” kata pria yang tak ingin namanya disebutkan saat ditemui di rumah duka.

Setibanya di rumah, Ewin masuk ke kamarnya, sedangkan Kristina beres-beres di dapur. Di sinilah asal mula kejadian maut tersebut. Ketika mendapati lemari pakaiannya terbuka dan ada perhiasan yang hilang, korban langsung beranjak ke kamar pelaku.

Di sana, Ewin langsung membangunkan Elimar dan mempertanyakan perihal perhiasannya yang hilang. Diduga tak senang dengan pertanyaan tersebut, pelaku langsung berdiri lalu melayangkan pukulan. Perkelahian pun terjadi.

Mendengar ada keributan di dalam kamar, Kristina bergegas dari dapur. Sadar situasi tidak aman, Ewin buru-buru keluar dari kamar dan menyuruh istrinya agar segera menyelamatkan diri. Sesaat kemudian Elimar keluar dari kamar sambil menenteng samurai. Detik berikutnya samurai ditusukkan ke perut kiri korban.

Dalam kondisi berlumuran darah dan samurai masih menancap di perut, Ewin tertatih-tatih keluar rumah sembari minta tolong. Baru beberapa langkah keluar pintu, korban jatuh di teras rumah dengan posisi telungkup.

Warga awalnya sempat berniat menolong. Tapi begitu melihat pelaku muncul, warga memilih mundur. Ketakutan warga semakin menjadi-jadi, manakala Elimar dengan dinginnya mencabut samurai dari perut abangnya lalu mengayun-ayunkannya mengancam warga.

“Diayun-ayunkannya samurai itu setelah dicabutnya dari perut abangnya itu. Kami yang melihatpun takut dan berusaha menjauh seaman mungkin,” kata sumber sembari mengungkapkan, pelaku memang diketahui stres.

Kembali kepada Elimar. Setelah memastikan tidak ada warga berani mendekat, pria ini memeluk dan menciumi jasad korban. “Ada kurasa 2 kali dia keluar masuk rumah. Diciumnya, dipeluknya abangnya itu,” beber saksi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/