Disebutkan, pihaknya sebenarnya rutin melakukan penggeledahan di tiap sel tahanan. Pun begitu, atas temuan terbaru ini, mereka pastikan bakal meningkatkan penggledahan di sel.
Seolah tidak ingin disalahkan sepihak, Jumadi mengungkapkan, lolosnya pengawasan atas narkoba berikut alat hisapnya serta ponsel, tak lepas dari minimnya jumlah personel. “Kita benar-benar butuh penambahan personel. Keterbatasan jumlah anggota saat ini menjadi persoalan mendasar lolosnya barang-barang dimaksud,” imbuhnya.
Terpisah, penggerebekan Rutan Klas II-B Kabanjahe tak lepas dari mencuatnya berita perihal dugaan ada 2 bandar besar sabu-sabu menyetir peredaran narkoba di dalam Rutan.
Pada gelaran razia Sabtu (12/3) petang itu, sekitar puluhan personel gabungan dari Polres Karo, BNNK Karo, Kodim 0205/TK, Satpol PP Pemkab Karo, dan CPM.
Dari hasil penggeledahan, petugas gabungan mengamankan puluhan ponsel tak bertuan yang telah rusak. Petugas juga mengamankan sejumlah pipet berisi sisa-sisa sabu bekas pakai dan bong (alat hisap sabu). Kurang maksimalnya penggerebekkan ini disyaki sudah gembos.
Kepala Rutan Kabanjahe, Kriston Napitupulu kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya menyebutkan, digelarnya razia ini atas inisiatif pihaknya guna memberantas maraknya peredaran narkoba di Rutan ia pimpin. Dikatakan, 6 tahanan ditargetkan test urine. Namun hanya 4 orang yang menjalaninya karena dua lainnya menolak.
Kapolres Karo AKBP Viktor Togi Tambunan SIk justru memberikan penjelasan bertolak belakang. Dimana, menurutnya, berdasarkan test urine. lima orang dinyatakan positif narkotika.(riz/mag-1/ cr9/ras)