30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Koalisi Gemuk Berpeluang Besar

 Tengku Erry Nuradi

MEDAN, SUMUTPOS.CO -HT Erry Nuradi selaku Gubernur Sumatera Utara (Sumut) petahana, nampaknya ingin menggalang koalisi gemuk di Pilgubsu 2018 mendatang. Setelah mendapat dukungan resmi dari PKPI dan PKB, mantan Bupati Sergai itu, terus bergerilya ke parpol-parpol besar lainnya, guna menggalang dukungan. Terakhir, Erry mengembalikan berkas pendaftaran ke penjaringan bakal calon Gubernur Sumut di DPD PDI-P Sumut.

Pengamat Politik, Ikhyar Velayati Harahap berpendapat, sejauh ini belum ada yang mampu menandingi elektabilitas dari calon incumbent (petahana). Menurutnya, sosok-sosok yang bermunculan juga belum bisa menyaingi ketokohan dari Erry.

“Di situ keunggulan incumbent,” jelas Ikhyar, Kamis (13/7).

Ikhyar beranggapan, PDI-P, PPP, serta Nasdem, juga akan mendukung Erry. Begitu pula dengan Golkar. Menurutnya, tidak ada tokoh, baik dari PDI-P, Golkar, PPP, serta Nasdem, yang mampu menyaingi Erry. “Golkar juga belum tentu mengusung Ngogesa. Bahkan informasinya Ketua Umum sudah hampir pasti mendukung Erry. Apakah Ngogesa mau menjadi wakil? Itu yang masih menjadi tanda tanya,” jelasnya.

Karena sosok yang muncul saat ini, sambungnya, belum memiliki ketokohan, maka Ikhyar menganggap wajar, apabila Golkar, PDI-P, PPP, PKPI, dan PKB mendukung Erry. “Kalau yang lain mendukung Erry, NasDem juga akan demikian. Partai ini kan mau menang, bukan sebaliknya. Kontestasi Pemilu 2019 sudah dekat, pasti akan ada deal tertentu antara Erry dengan parpol pengusung untuk agenda politik 2019,” jelasnya.

Pria berkumis tebal ini, pun memprediksi, setidaknya ada 3 pasang calon yang ikut bertarung di Pilgubsu 2018. “Pasangan pertama dari koalisi yang dibahas di awal. Pasangan calon kedua dari Gerindra-PKS. Pasangan calon ketiga dari Demokrat dan PAN,” bebernya.

Meski koalisi gemuk dimiliki oleh petahana, bukan hal yang mustahil bisa dikalahkan oleh koalisi ramping. Dan itu sudah terbukti di beberapa daerah. “Koalisi gemuk memiliki peluang menang lebih besar, apalagi ada sosok petahana. Tapi, bukan tidak mungkin untuk dikalahkan. Menjelang 2018 kan sudah terlihat apa yang dilakukan petahana, kerja yang dilakukannya itu tentu kampanye gratis,” pungkas Ikhyar. (dik/saz)

 Tengku Erry Nuradi

MEDAN, SUMUTPOS.CO -HT Erry Nuradi selaku Gubernur Sumatera Utara (Sumut) petahana, nampaknya ingin menggalang koalisi gemuk di Pilgubsu 2018 mendatang. Setelah mendapat dukungan resmi dari PKPI dan PKB, mantan Bupati Sergai itu, terus bergerilya ke parpol-parpol besar lainnya, guna menggalang dukungan. Terakhir, Erry mengembalikan berkas pendaftaran ke penjaringan bakal calon Gubernur Sumut di DPD PDI-P Sumut.

Pengamat Politik, Ikhyar Velayati Harahap berpendapat, sejauh ini belum ada yang mampu menandingi elektabilitas dari calon incumbent (petahana). Menurutnya, sosok-sosok yang bermunculan juga belum bisa menyaingi ketokohan dari Erry.

“Di situ keunggulan incumbent,” jelas Ikhyar, Kamis (13/7).

Ikhyar beranggapan, PDI-P, PPP, serta Nasdem, juga akan mendukung Erry. Begitu pula dengan Golkar. Menurutnya, tidak ada tokoh, baik dari PDI-P, Golkar, PPP, serta Nasdem, yang mampu menyaingi Erry. “Golkar juga belum tentu mengusung Ngogesa. Bahkan informasinya Ketua Umum sudah hampir pasti mendukung Erry. Apakah Ngogesa mau menjadi wakil? Itu yang masih menjadi tanda tanya,” jelasnya.

Karena sosok yang muncul saat ini, sambungnya, belum memiliki ketokohan, maka Ikhyar menganggap wajar, apabila Golkar, PDI-P, PPP, PKPI, dan PKB mendukung Erry. “Kalau yang lain mendukung Erry, NasDem juga akan demikian. Partai ini kan mau menang, bukan sebaliknya. Kontestasi Pemilu 2019 sudah dekat, pasti akan ada deal tertentu antara Erry dengan parpol pengusung untuk agenda politik 2019,” jelasnya.

Pria berkumis tebal ini, pun memprediksi, setidaknya ada 3 pasang calon yang ikut bertarung di Pilgubsu 2018. “Pasangan pertama dari koalisi yang dibahas di awal. Pasangan calon kedua dari Gerindra-PKS. Pasangan calon ketiga dari Demokrat dan PAN,” bebernya.

Meski koalisi gemuk dimiliki oleh petahana, bukan hal yang mustahil bisa dikalahkan oleh koalisi ramping. Dan itu sudah terbukti di beberapa daerah. “Koalisi gemuk memiliki peluang menang lebih besar, apalagi ada sosok petahana. Tapi, bukan tidak mungkin untuk dikalahkan. Menjelang 2018 kan sudah terlihat apa yang dilakukan petahana, kerja yang dilakukannya itu tentu kampanye gratis,” pungkas Ikhyar. (dik/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/