31.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Pelatihan Pengolahan Kopi Menjadi Produk Makanan dan Minuman Tepat Guna

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kopi cocok tumbuh pada ketinggian tempat di atas 500-700 meter di atas permukaan laut (dpl), curah hujan berkisar 1500 – 2500 mm per tahun, rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25 derajat celcius dengan lahan kelas S1 atau S2 di Desa Telagah, Langkat, Sumatera Utara.

Tanaman kopi dapat diperbanyak dengan cara vegetatif menggunakan bagian dari tanaman dan generatif menggunakan benih atau biji. Namun budidaya, proses pemangkasan, dan PHT masih terbatas dilakukan petani kopi karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola kopi sehingga belum meningkatkan pendapatan keluarga.

Kopi Arabika Ateng, salah satu produk utama Dusun Perteguhan, biasanya dijual dalam kemasan bubuk maupun kopi kalengan dengan jumlah produksi terbatas dan harga yang memadai. Menyahuti hal ini, ketua tim DRTPM USU 2022, Ameilia Zuliyanti Siregar MSc PhD dan anggota tim Prof Dr Tulus Vor Dipl Math MSi PhD dan Prof Elisa Julianti MSi, melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan, adopsi inovasi, dan teknologi tepat guna dalam pengelolaan kopi. Selain itu, mereka juga menyumbang 2 alat, grinder, dan mesin sangrai, kepada Poktan Perteguhan sekaligus memotivasi Poktan dan masyarakat untuk mengelola kopi sebagai sumber pendapatan keluarga.

Prof Ir Elisa Julianti MSi dari Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian USU yang mendampingi kegiatan pengabdian, Amalia EW memberikan pelatihan pembuatan minuman kopi dengan campuran nata de coco, disebut Kopnaco, Koptel (Kopi-Telang), dan Kopcin (kopi-cincau) serta makanan dalam bentuk snek Pisang kopi keju (Piskoju), Mikop (mie kopi), Nasi goreng kopi (Naskop) serta sambal kopi. Peserta pelatihan dari anggota Himpunan Wanita Tani (HWT) Ersada Aritha yang mengelola kantin wisata di Telagah, menyambut antusias dan menyicipi hasil pengolahan kopi tepat guna tersebut.

Kegiatan dilanjutkan dengan meninjau lokasi Puncak ADEM (Aman, Dekat, Enak, dan Murah) dengan mengecek fasilitas wisata, keamanan dan kenyamanan, dipandu pengelola wisata, Ismet Sembiring, didampingi mahasiswa HPT FP USU, Arjun, Ikhsan dan Pedro. Dengan biaya Rp10 ribu per orang, pengunjung sudah dapat menikmati udara bersih, matahari menyapa ramah, semilir angin berhembus, fasilitas spot foto di beberapa kawasan, toilet yang bersih, musholla, serta ada kamar jika mau menginap.

Pengelola Wisata ADEM, Ismet Sembiring menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan USU dan DRTPM Kemendikbudristek 2022 memberikan masukan tentang pengembangan wisata, diskusi dan arahan untuk pengembangan wisata kopi ‘ADEM’,Telagah. “Semoga sinergitas ini dapat berkelanjutan dimasa mendatang,” sebutnya.

Tagline USU, “Transformation Towards Ultimate” dapat mengaitkan hati, menapaki makam kami ke masyarakat Telagah, semoga bermanfaat bagi banyak orang. “Mari bersinergi mengembangkan dan membangun potensi desa kita tercinta,” tandasnya. (adz)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Kopi cocok tumbuh pada ketinggian tempat di atas 500-700 meter di atas permukaan laut (dpl), curah hujan berkisar 1500 – 2500 mm per tahun, rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25 derajat celcius dengan lahan kelas S1 atau S2 di Desa Telagah, Langkat, Sumatera Utara.

Tanaman kopi dapat diperbanyak dengan cara vegetatif menggunakan bagian dari tanaman dan generatif menggunakan benih atau biji. Namun budidaya, proses pemangkasan, dan PHT masih terbatas dilakukan petani kopi karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengelola kopi sehingga belum meningkatkan pendapatan keluarga.

Kopi Arabika Ateng, salah satu produk utama Dusun Perteguhan, biasanya dijual dalam kemasan bubuk maupun kopi kalengan dengan jumlah produksi terbatas dan harga yang memadai. Menyahuti hal ini, ketua tim DRTPM USU 2022, Ameilia Zuliyanti Siregar MSc PhD dan anggota tim Prof Dr Tulus Vor Dipl Math MSi PhD dan Prof Elisa Julianti MSi, melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan, adopsi inovasi, dan teknologi tepat guna dalam pengelolaan kopi. Selain itu, mereka juga menyumbang 2 alat, grinder, dan mesin sangrai, kepada Poktan Perteguhan sekaligus memotivasi Poktan dan masyarakat untuk mengelola kopi sebagai sumber pendapatan keluarga.

Prof Ir Elisa Julianti MSi dari Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian USU yang mendampingi kegiatan pengabdian, Amalia EW memberikan pelatihan pembuatan minuman kopi dengan campuran nata de coco, disebut Kopnaco, Koptel (Kopi-Telang), dan Kopcin (kopi-cincau) serta makanan dalam bentuk snek Pisang kopi keju (Piskoju), Mikop (mie kopi), Nasi goreng kopi (Naskop) serta sambal kopi. Peserta pelatihan dari anggota Himpunan Wanita Tani (HWT) Ersada Aritha yang mengelola kantin wisata di Telagah, menyambut antusias dan menyicipi hasil pengolahan kopi tepat guna tersebut.

Kegiatan dilanjutkan dengan meninjau lokasi Puncak ADEM (Aman, Dekat, Enak, dan Murah) dengan mengecek fasilitas wisata, keamanan dan kenyamanan, dipandu pengelola wisata, Ismet Sembiring, didampingi mahasiswa HPT FP USU, Arjun, Ikhsan dan Pedro. Dengan biaya Rp10 ribu per orang, pengunjung sudah dapat menikmati udara bersih, matahari menyapa ramah, semilir angin berhembus, fasilitas spot foto di beberapa kawasan, toilet yang bersih, musholla, serta ada kamar jika mau menginap.

Pengelola Wisata ADEM, Ismet Sembiring menyampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan USU dan DRTPM Kemendikbudristek 2022 memberikan masukan tentang pengembangan wisata, diskusi dan arahan untuk pengembangan wisata kopi ‘ADEM’,Telagah. “Semoga sinergitas ini dapat berkelanjutan dimasa mendatang,” sebutnya.

Tagline USU, “Transformation Towards Ultimate” dapat mengaitkan hati, menapaki makam kami ke masyarakat Telagah, semoga bermanfaat bagi banyak orang. “Mari bersinergi mengembangkan dan membangun potensi desa kita tercinta,” tandasnya. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/