Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw dan Ketua Bawaslu Sumut Syafrida Rasahan saat Deklarasi Pilkada Serentak yang dilakukan di Istanan Maimun, Rabu (14/2).
Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw juga mengimbau agar masyarakat berperan aktif pada Pilkada serentak 2018. Namun untuk pilihan paslon pada 27 Juni mendatang, bukan berdasarkan iming-iming uang atau karena unsur SARA yang memecah belah persatuan.
Karena itu pula, dirinya mengingatkan kepada para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh politik, media untuk memberikan pencerahan kepada seluruh warga.
“Berikanlah pencerahan pada masyarakat untuk menolak berita bohong yang dapat memecah bangsa,” kata Paulus.
Sementara Ketua Bawaslu Sumut Syafrida Rasahan menyebutkan, simbol pelepasan burung merpati, pelepasan balon aneka warna serta mencap tangan di atas spanduk putih, sebagai tanda sekaligus harapan agar pilgub dan pilkada di delapan kabupaten/kota di Sumut, dapat terlaksana dengan baik tanpa masalah politik uang dan Politisasi SARA.
“Merpati itu adalah burung yang bebas, seperti kita harus bebas, tanpa tekanan dari siapapun. Kita berharap itu tidak dilakukan oleh siapapun kepada masyarakat pemilik hak suara,” sebutnya.
Sementara simbol pelepasan balon udara warna-warni, menunjukkan Sumut sebagai provinsi yang heterogen, terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan partai politik. Sedangkan cap tangan, bentuk penegasan bersama, menolak politik uang. Sebab pengaruhnya sangat besar terhadap jalannya pemerintahan ke depan, usai pemilihan.
“Politik uang ini akan mengakibatkan munculnya koruptor-koruptor baru, ketika menjalankan pemerintahan jika mereka terpilih. Ini juga yang bisa menyebabkan terpecahnya masyarakat kita,” katanya.
Di beberapa daerah lainnya juga mendeklarasikan tolak dan lawan politik uang (money politic) dan Politisasi SARA. Seperti di Deliserdang, Samosir, Serdang Bedagai, Gunungsitoli Nias. Dalam acara ini juga dihadiri hampir seluruh pejabat daerahnya masing-masing. (bal/mag-8/btr/mag-10/sur/azw)
