22.8 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Si Pengusaha Karet Itu Dikabarkan Pernah Membunuh

Setelah membaca serta melihat besarnya nilai pajak yang tertera, yakni Rp14,7 miliar, Agusman kalut. Ia kemudian mengajak Parada dan Sozanolo berjalan menuju sebuah pondok yang lokasinya tak jauh dari gudang di seberang jalan menuju kediamannya.

“Lalu Agusman menyuruh keduanya menunggu di pondok. Sementara ia masuk ke gudang untuk mengambil pisau,” paparnya. Tak lama kemudian, Agusman menyusul dua petugas pajak ke pondok dan menikamkan pisau yang dibawanya ke arah Parada, lalu ke Sozanolo. Saat itu Sozanolo yang mendapat tikaman langsung tumbang. Sementara Parada yang juga sudah terluka berlari ke arah jalan raya. Agusman yang melihat Sozanolo tumbang, menyangka bahwa honorer kantor pajak Gunungsitoli itu sudah tewas. Ternyata perkiraan Agusman meleset.

Agusman yang melihat Sozanolo tumbang langsung mengejar Parada yang kabur. Di saat yang bersamaan, ternyata Sonazolo yang melihat Agusman mengejar Parada, langsung bangkit dan berlari ke arah yang berbeda. Saat itulah empat tersangka lainnya mengejar Sozanolo, lalu mereka menganiayanya. “Ada yang berperan menarik kerah baju, memukul wajah korban menggunakan tangan kosong, bahkan ada yang memukul pakai batu,” urainya.

Sementara Parada yang dikejar Agusman sempat terjatuh dan akhirnya dianiaya hingga tewas. Menurut Osiduhugo, hingga saat ini penyidik masih terus mendalami kasus tersebut. “Barang bukti yang disita, berupa sebilah pisau, beberapa batu dan baju korban. Semua barang bukti akan kita kirim ke laboratorium forensik. Hal itu untuk lebih meyakinkan penyidik bahwa barang bukti tersebut memang ada kaitannya dengan kejadian,”
Untuk motif dari kasus itu sendiri, ungkap Osiduhugo, karena AL kalap saat melihat tagihan pajak yang nominalnya begitu besar. “Dan kita juga bakal memanggil dan memeriksa pegawai KPP Pratama. Termasuk soal nominal yang begitu besar ini, akan kita tanyakan saat pemeriksaan itu. Sebab memang besaran tunggakan pajak itu bagian dari kasus ini,” ungkapnya sembari menambahkan bahwa jenazah Sozanolo Lase sudah dimakamkan di kampung halamannya, Rabu (13/4) lalu. (hez/smg/deo)

Setelah membaca serta melihat besarnya nilai pajak yang tertera, yakni Rp14,7 miliar, Agusman kalut. Ia kemudian mengajak Parada dan Sozanolo berjalan menuju sebuah pondok yang lokasinya tak jauh dari gudang di seberang jalan menuju kediamannya.

“Lalu Agusman menyuruh keduanya menunggu di pondok. Sementara ia masuk ke gudang untuk mengambil pisau,” paparnya. Tak lama kemudian, Agusman menyusul dua petugas pajak ke pondok dan menikamkan pisau yang dibawanya ke arah Parada, lalu ke Sozanolo. Saat itu Sozanolo yang mendapat tikaman langsung tumbang. Sementara Parada yang juga sudah terluka berlari ke arah jalan raya. Agusman yang melihat Sozanolo tumbang, menyangka bahwa honorer kantor pajak Gunungsitoli itu sudah tewas. Ternyata perkiraan Agusman meleset.

Agusman yang melihat Sozanolo tumbang langsung mengejar Parada yang kabur. Di saat yang bersamaan, ternyata Sonazolo yang melihat Agusman mengejar Parada, langsung bangkit dan berlari ke arah yang berbeda. Saat itulah empat tersangka lainnya mengejar Sozanolo, lalu mereka menganiayanya. “Ada yang berperan menarik kerah baju, memukul wajah korban menggunakan tangan kosong, bahkan ada yang memukul pakai batu,” urainya.

Sementara Parada yang dikejar Agusman sempat terjatuh dan akhirnya dianiaya hingga tewas. Menurut Osiduhugo, hingga saat ini penyidik masih terus mendalami kasus tersebut. “Barang bukti yang disita, berupa sebilah pisau, beberapa batu dan baju korban. Semua barang bukti akan kita kirim ke laboratorium forensik. Hal itu untuk lebih meyakinkan penyidik bahwa barang bukti tersebut memang ada kaitannya dengan kejadian,”
Untuk motif dari kasus itu sendiri, ungkap Osiduhugo, karena AL kalap saat melihat tagihan pajak yang nominalnya begitu besar. “Dan kita juga bakal memanggil dan memeriksa pegawai KPP Pratama. Termasuk soal nominal yang begitu besar ini, akan kita tanyakan saat pemeriksaan itu. Sebab memang besaran tunggakan pajak itu bagian dari kasus ini,” ungkapnya sembari menambahkan bahwa jenazah Sozanolo Lase sudah dimakamkan di kampung halamannya, Rabu (13/4) lalu. (hez/smg/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/