PEMATANGSIANTAR, SUMUTPOS.CO – Sepuluh tahun bergelut mengajar murid-murid baru di kelas 1 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 122375 Jalan Siak Pematangsiantar, bagi Rontina Sinaga, bukan hal yang sulit. Meski mengakui anak-anak baru biasanya kesulitan beradaptasi di awal kelas, mulai dari perkenalan dengan guru, lingkungan sekolah, dan teman-teman baru, namun ia punya kunci menghadapinya: Sabar!
Tetapi awal hari pertama masuk sekolah di Tahun Pelajaran 2020 /2021, 13 Juli lalu, menjadi momen menyulitkan. Tak hanya bagi murid baru kelas 1 yang tak bisa datang mengenal dan menimba ilmu ke sekolah barunya, tetapi juga bagi para guru.
“Pandemi Covid-19 membuat kita harus Belajar dari Rumah (BDR). Kita tidak diizinkan menghadirkan siswa ke sekolah. Kondisi ini membuat saya sedikit kesulitan mengenal dan berinteraksi dengan siswa baru yang berjumlah 26 orang,” kata Rontina Sinaga, salahsatu fasilitator daerah komunikasi Pematangsiantar Program Pintar Tanoto Foundation, kepada Sumut Pos, kemarin.
Meski guru dibolehkan mengajar lewat sistem online, namun bagi Rontina, mengenal karakteristik siswa dan kemampuan belajarnya sangatlah penting. Apalagi bagi dirinya selaku guru kelas 1 SD.
“Oleh sebab itu, saya memilih terjun ke lapangan secara door to door. Tentu dengan tetap mengindahkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan /pakai hand sanitizer, dan menjaga jarak,” cetusnya.
Menerapkan pepatah ‘sambil menyelam minum air’, selain berinteraksi dengan siswa baru, ia juga menginput data untuk dapodik. Seperti mengukur Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), dan Lingkar Kepala (LK) anak-anak barunya. Setelah itu, ia memberi pembelajaran ringan, seperti pengenalan abjad A-Z, pengenalan bilangan dari angka 1 sampai 10, serta belajar menuliskannya.
Rontina yang telah dibekali pelatihan Pengembangan Budaya Baca Tanoto Foundation ini mengajar memanfaatkan fasilitas di rumah orangtua murid. Jika ada yang punya papan tulis, ia menggunakannya. Jika tidak ada, dengan menulis di dinding atau bahkan halaman pun dilakoni.
“Selama kunjungan saya ke rumah siswa, biasanya saya disambut hangat para orangtua siswa. Karena anak mereka umumnya senang bisa bertemu gurunya. Anaknya terlihat lebih semangat belajar dan paham dirinya sudah menjadi murid di kelas 1 SD, meski belum pernah masuk kelas sejak masuk,” bebernya seraya tersenyum.
Selain itu, orangtua juga senang karena kunjungan guru ke rumah mereka telah meringankan beban penginputan data TB, BB, dan LK. “Mereka kan tidak perlu susah-susah lagi mencari timbangan dan meteran, karena saya sudah menyediakannya,” ungkapnya lagi.
Untuk semua metode kunjungan dan pembelajaran secara door to door itu, para guru di SDN 122375 Pematangsiantar mendapat bimbingan dari kepala sekolah, Murniati Nasution MPd. “Kasek selalu memotivasi kami para guru agar selalu memberi yang terbaik. Begitu juga dengan rekan guru, selalu memberikan dukungan berupa saran dan kritikan dalam sharing pelaksanaan BDR,” pungkasnya. (rel/mea)