25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Sinabung Menuju Klimaks Erupsi

JAKARTA- Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumut, terus meningkat dalam lima hari terakhir. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, peningkatan aktivitas Gunung Sinabung secara visual tidak terlihat secara menyolok.

LENGANG: Seorang warga berjalan menuju kota saat meninggalkan Desa Simacem, Tanahkaro, Kamis (19/9) lalu. Memasuki 5 hari pasca meletusnya Gunung Sinabung, sejumlah desa masih dikosongkan oleh penduduk.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
LENGANG: Seorang warga berjalan menuju kota saat meninggalkan Desa Simacem, Tanahkaro, Kamis (19/9) lalu. Memasuki 5 hari pasca meletusnya Gunung Sinabung, sejumlah desa masih dikosongkan oleh penduduk.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

“Tetapi secara kegempaan sejak 5 hari terakhir mengalami peningkatan yang sangat signifikan,” terang Sutopo kepada wartawan, Sabtu (14/12)n

Berdasarkan data PVMBG Badan Geologi, sejak Selasa (10/12) kegempaan vulkanik sekitar 400, kemudian meningkat 500, 700 dan Jumat (13/12) mencapai 1.000 kali gempa vulkaniknya.

Pada Sabtu (14/12) pukul 06.00 – 12.00 WIB secara visual terlihat asap putih tebal tinggi 100-400 meter. Sedangkan dari seismisitas 32 kali gempa frekwensi rendah; 388 kali gempa Hybrid, dan 6 kali gempa hembusan. Tremor dan amplituda maximum 1 mm. Ini terkait dengan kondisi magma yang kini kedalaman sekitar 2 km dari kubah kawah.

Dengan kondisi tersebut Gunung Sinabung berpotensi untuk erupsi. Belum dapat dipastikan apakah letusannya efusif (erupsi tanpa letusan) atau eksplosif (erupsi dengan letusan) ke depan. Status tetap “awas” dari radius 5 kilometer. “Masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius kurang dari lima kilometer,” ujarnya.

Jumlah pengungsi, lanjutnya, terus bertambah. Pada Sabtu sore (14/12) jumlah pengungsi 17.939 jiwa (5.545 KK). Tersebar di 31 lokasi. Sebelumnya pada Selasa 17.201 jiwa (5.503 KK), Rabu 17.392 jiwa (5.547 KK), Kamis 17.844 jiwa (5.513 KK) dan Jumat 17.918 jiwa (5.537 KK).

Berdasarkan laporan Komandan Tanggap Darurat Erupsi G. Sinabung, Letkol Prince Meyer Putong, kata Sutopo, bertambahnya jumlah pengungsi tersebut disebabkan karena petugas menyuruh warga yang kembali ke rumah di radius 5 km mengungsi dan pengungsi yang sebelumnya tinggal di rumah kerabatnya kembali ke pos pengungsian.

“Saat ini masih ada sebagian warga yang tinggal di dalam radius 5 km tidak mau mengungsi. Untuk antisipasi aparat menutup jalan-jalan masuk ke desa, sosialisasi dengan memutar film bahaya gunung api ke masyarakat, dan menempatkan petugas,” paparnya. (sam)

JAKARTA- Aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumut, terus meningkat dalam lima hari terakhir. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, peningkatan aktivitas Gunung Sinabung secara visual tidak terlihat secara menyolok.

LENGANG: Seorang warga berjalan menuju kota saat meninggalkan Desa Simacem, Tanahkaro, Kamis (19/9) lalu. Memasuki 5 hari pasca meletusnya Gunung Sinabung, sejumlah desa masih dikosongkan oleh penduduk.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
LENGANG: Seorang warga berjalan menuju kota saat meninggalkan Desa Simacem, Tanahkaro, Kamis (19/9) lalu. Memasuki 5 hari pasca meletusnya Gunung Sinabung, sejumlah desa masih dikosongkan oleh penduduk.//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

“Tetapi secara kegempaan sejak 5 hari terakhir mengalami peningkatan yang sangat signifikan,” terang Sutopo kepada wartawan, Sabtu (14/12)n

Berdasarkan data PVMBG Badan Geologi, sejak Selasa (10/12) kegempaan vulkanik sekitar 400, kemudian meningkat 500, 700 dan Jumat (13/12) mencapai 1.000 kali gempa vulkaniknya.

Pada Sabtu (14/12) pukul 06.00 – 12.00 WIB secara visual terlihat asap putih tebal tinggi 100-400 meter. Sedangkan dari seismisitas 32 kali gempa frekwensi rendah; 388 kali gempa Hybrid, dan 6 kali gempa hembusan. Tremor dan amplituda maximum 1 mm. Ini terkait dengan kondisi magma yang kini kedalaman sekitar 2 km dari kubah kawah.

Dengan kondisi tersebut Gunung Sinabung berpotensi untuk erupsi. Belum dapat dipastikan apakah letusannya efusif (erupsi tanpa letusan) atau eksplosif (erupsi dengan letusan) ke depan. Status tetap “awas” dari radius 5 kilometer. “Masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius kurang dari lima kilometer,” ujarnya.

Jumlah pengungsi, lanjutnya, terus bertambah. Pada Sabtu sore (14/12) jumlah pengungsi 17.939 jiwa (5.545 KK). Tersebar di 31 lokasi. Sebelumnya pada Selasa 17.201 jiwa (5.503 KK), Rabu 17.392 jiwa (5.547 KK), Kamis 17.844 jiwa (5.513 KK) dan Jumat 17.918 jiwa (5.537 KK).

Berdasarkan laporan Komandan Tanggap Darurat Erupsi G. Sinabung, Letkol Prince Meyer Putong, kata Sutopo, bertambahnya jumlah pengungsi tersebut disebabkan karena petugas menyuruh warga yang kembali ke rumah di radius 5 km mengungsi dan pengungsi yang sebelumnya tinggal di rumah kerabatnya kembali ke pos pengungsian.

“Saat ini masih ada sebagian warga yang tinggal di dalam radius 5 km tidak mau mengungsi. Untuk antisipasi aparat menutup jalan-jalan masuk ke desa, sosialisasi dengan memutar film bahaya gunung api ke masyarakat, dan menempatkan petugas,” paparnya. (sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/