26.7 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Dilatih Ramu Pupuk dari Tape, Air Kelapa, hingga Darah Ayam

Foto: Istimewa Broto Suwarso (kedua dari kanan), staf Community Development Tambang Emas Martabe tengah memberikan penjelasan kepada tenaga PPL mengenai pembuatan pupuk alami, di Saung Parsadaan Aek Pahu, Tapsel.
Foto: Istimewa
Broto Suwarso (kedua dari kanan), staf Community Development Tambang Emas Martabe tengah memberikan penjelasan kepada tenaga PPL mengenai pembuatan pupuk alami, di Saung Parsadaan Aek Pahu, Tapsel.

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 14 pria dan wanita tampak serius mengikuti praktek lapangan pembuatan pupuk alami, dalam Pelatihan Pertanian Alami bagi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Batangtoru yang digelar Tambang Emas Martabe, di Saung Parsadaan Aek Pahu, pada 14-19 April 2016.

Bahan-bahan pembuatan pupuk alami itu berasal dari sumberdaya alam yang terdapat di sekitar Kecamatan Batangtoru, Tapsel. Misalnya, Napu Encer Alami (NAECA) berupa pupuk encer alami, diramu dari bahan tape, tempe, gula, yoghurt, sampah organic rumah tangga, dan daun kacang-kacangan. “Tujuannya untuk pertumbuhan vegetatif,” kata Broto Suwarso, staf Community Development Tambang Emas Martabe, yang menjadi narasumber dalam pelatihan tersebut.

Kemudian untuk penguatan batang padi, digunakan ramuan dengan bahan air kelapa, gedebok pisang, pinang, sabut kelapa, akar bamboo. “Dan untuk perangsang buah/generatif, digunakan bahan dasar dari air rebusan ikan, darah ayam, maupun kotoran-kotoran ikan,” kata Broto, yang disambut decak kagum para peserta pelatihan.

Adapun penggunaan pupuk itu dipraktekkan di lokasi pertanian Kelompok Tani Aek Pahu, yang tengah dibuat demplot untuk padi organik dengan luas lahan sekitar 0,9 hektar. Diperkirakan, dalam waktu lebih kurang dua bulan, para petani sudah dapat memanen padi lebih kurang di atas 7 ton. Ada pun jenis bibit padi yang ditanam adalah varietas Cianjur.

Selain Broto Suwarso, Kepala Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Tapanuli Selatan, Ir Baduaman Siregar, MM turut menjadi narasumber dalam pelatihan tersebut.

Manajer Community Relations Tambang Emas Martabe, Pramana Triwahyudi, dalam sambutannya mengatakan, pendampingan disertai pelatihan dan pola belajar bersama yang dilakukan melalui Sekolah Lapang, telah menunjukkan dampak yang signifikan terhadap peningkatan hasil panen padi kelompok tani di sekitar Tambang Emas Martabe.

“Saat ini, kami sedang mendorong terbentuknya gerakan pertanian organik untuk membangun pertanian yang baik, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Sistem tanam padi alami tanpa pupuk dan pestisida kimia tidak hanya dapat meningkatkan produksi padi, namun juga membuat lingkungan di sekitarnya menjadi sehat. Karena itu kami lakukan pelatihan ini agar tenaga PPL miliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mumpuni untuk mendampingi petani di Kecamatan Batangtoru. Harapannya, gerakan ini mendapat sambutan positif dari kelompok tani,” katanya.

Foto: Istimewa Broto Suwarso (kedua dari kiri), staf Community Development Tambang Emas Martabe tengah memberikan penjelasan kepada tenaga PPL mengenai pembuatan pupuk dari bahan kotoran sapi, di Saung Parsadaan Aek Pahu, Tapsel, Sumut.
Foto: Istimewa
Broto Suwarso (kedua dari kiri), staf Community Development Tambang Emas Martabe tengah memberikan penjelasan kepada tenaga PPL mengenai pembuatan pupuk dari bahan kotoran sapi, di Saung Parsadaan Aek Pahu, Tapsel, Sumut.

Berbagai materi disajikan dalam pelatihan empat hari ini. Broto Suwarso menguraikan, antara lain sistem pertanian alami, prinsip dasar pengomposan, pembuatan agen hayati untuk rumah pangan lestari dan penanganan pasca panen.

Kepala BP2KP menyampaikan Kebijakan dan Isu Strategis Pertanian Alami Nasional. “Saya menyambut baik pelatihan pertanian alami bagi PPL yang diadakan oleh Tambang Emas Martabe bekerjasama dengan BP2KP. Melalui pelatihan ini, nantinya, para PPL dapat mengimplementasikan sistem pertanian organik di setiap kelompok tani. Sudah waktunya mengkonsumsi beras organik. Lebih sehat karena tanpa pestisida. Dan bagi petani, tanah mereka menjadi lebih subur. Namun demikian, untuk membiasakan para petani menerapkan sistem padi organik, para PPL harus lebih intensif lagi mendampingi para petani,” ujar Ir Baduaman Siregar, MM.

Hadir dalam acara ini, antara lain: Ketua Kelompok Tani Aek Pahu, Fahri Hasibuan, Kepala Desa Napa, Rajab Pulungan, Kepala BP3KP, Azhar Nasution, Koramil Batangtoru, dan Polsek Batangtoru
Kepala BP2KP Kecamatan Batangtoru, Azhar Nasution, dalam kesempatan itu mengatakan, pelatihan pertanian alami ini sangat penting artinya, terutama bagi para PPL dan para petani di Kecamatan Batangtoru.

“Kami menyambut baik dan mengapresiasi para petani di Desa Napa yang mau menerapkan sistem pertanian organik. Ke depan, kami ingin mewujudkan pertanian di Desa Napa bebas pestisida dan dapat menjadi contoh bagi kelompok tani lainnya. Tidak hanya sebatas di Kecamatan Batangtoru tapi juga se-Kabupaten Tapanuli Selatan, katanya.

Kepala Desa Napa, Rajab Pulungan, menyampaikan terima kasih kepada Tambang Emas Martabe yang telah memberikan perhatian kepada kelompok tani di Desa Napa dan desa-desa lainnya. Melalui pelatihan itu tenaga PPL diharapkan dapat memberikan bantuan dan arahan kepada para petani dalam upayanya memperbaikan sistem pertanian dan meningkatkan produksi padi melalui sistem pertanian organic. (rel/mea)

Foto: Istimewa Broto Suwarso (kedua dari kanan), staf Community Development Tambang Emas Martabe tengah memberikan penjelasan kepada tenaga PPL mengenai pembuatan pupuk alami, di Saung Parsadaan Aek Pahu, Tapsel.
Foto: Istimewa
Broto Suwarso (kedua dari kanan), staf Community Development Tambang Emas Martabe tengah memberikan penjelasan kepada tenaga PPL mengenai pembuatan pupuk alami, di Saung Parsadaan Aek Pahu, Tapsel.

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 14 pria dan wanita tampak serius mengikuti praktek lapangan pembuatan pupuk alami, dalam Pelatihan Pertanian Alami bagi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Batangtoru yang digelar Tambang Emas Martabe, di Saung Parsadaan Aek Pahu, pada 14-19 April 2016.

Bahan-bahan pembuatan pupuk alami itu berasal dari sumberdaya alam yang terdapat di sekitar Kecamatan Batangtoru, Tapsel. Misalnya, Napu Encer Alami (NAECA) berupa pupuk encer alami, diramu dari bahan tape, tempe, gula, yoghurt, sampah organic rumah tangga, dan daun kacang-kacangan. “Tujuannya untuk pertumbuhan vegetatif,” kata Broto Suwarso, staf Community Development Tambang Emas Martabe, yang menjadi narasumber dalam pelatihan tersebut.

Kemudian untuk penguatan batang padi, digunakan ramuan dengan bahan air kelapa, gedebok pisang, pinang, sabut kelapa, akar bamboo. “Dan untuk perangsang buah/generatif, digunakan bahan dasar dari air rebusan ikan, darah ayam, maupun kotoran-kotoran ikan,” kata Broto, yang disambut decak kagum para peserta pelatihan.

Adapun penggunaan pupuk itu dipraktekkan di lokasi pertanian Kelompok Tani Aek Pahu, yang tengah dibuat demplot untuk padi organik dengan luas lahan sekitar 0,9 hektar. Diperkirakan, dalam waktu lebih kurang dua bulan, para petani sudah dapat memanen padi lebih kurang di atas 7 ton. Ada pun jenis bibit padi yang ditanam adalah varietas Cianjur.

Selain Broto Suwarso, Kepala Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Tapanuli Selatan, Ir Baduaman Siregar, MM turut menjadi narasumber dalam pelatihan tersebut.

Manajer Community Relations Tambang Emas Martabe, Pramana Triwahyudi, dalam sambutannya mengatakan, pendampingan disertai pelatihan dan pola belajar bersama yang dilakukan melalui Sekolah Lapang, telah menunjukkan dampak yang signifikan terhadap peningkatan hasil panen padi kelompok tani di sekitar Tambang Emas Martabe.

“Saat ini, kami sedang mendorong terbentuknya gerakan pertanian organik untuk membangun pertanian yang baik, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Sistem tanam padi alami tanpa pupuk dan pestisida kimia tidak hanya dapat meningkatkan produksi padi, namun juga membuat lingkungan di sekitarnya menjadi sehat. Karena itu kami lakukan pelatihan ini agar tenaga PPL miliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mumpuni untuk mendampingi petani di Kecamatan Batangtoru. Harapannya, gerakan ini mendapat sambutan positif dari kelompok tani,” katanya.

Foto: Istimewa Broto Suwarso (kedua dari kiri), staf Community Development Tambang Emas Martabe tengah memberikan penjelasan kepada tenaga PPL mengenai pembuatan pupuk dari bahan kotoran sapi, di Saung Parsadaan Aek Pahu, Tapsel, Sumut.
Foto: Istimewa
Broto Suwarso (kedua dari kiri), staf Community Development Tambang Emas Martabe tengah memberikan penjelasan kepada tenaga PPL mengenai pembuatan pupuk dari bahan kotoran sapi, di Saung Parsadaan Aek Pahu, Tapsel, Sumut.

Berbagai materi disajikan dalam pelatihan empat hari ini. Broto Suwarso menguraikan, antara lain sistem pertanian alami, prinsip dasar pengomposan, pembuatan agen hayati untuk rumah pangan lestari dan penanganan pasca panen.

Kepala BP2KP menyampaikan Kebijakan dan Isu Strategis Pertanian Alami Nasional. “Saya menyambut baik pelatihan pertanian alami bagi PPL yang diadakan oleh Tambang Emas Martabe bekerjasama dengan BP2KP. Melalui pelatihan ini, nantinya, para PPL dapat mengimplementasikan sistem pertanian organik di setiap kelompok tani. Sudah waktunya mengkonsumsi beras organik. Lebih sehat karena tanpa pestisida. Dan bagi petani, tanah mereka menjadi lebih subur. Namun demikian, untuk membiasakan para petani menerapkan sistem padi organik, para PPL harus lebih intensif lagi mendampingi para petani,” ujar Ir Baduaman Siregar, MM.

Hadir dalam acara ini, antara lain: Ketua Kelompok Tani Aek Pahu, Fahri Hasibuan, Kepala Desa Napa, Rajab Pulungan, Kepala BP3KP, Azhar Nasution, Koramil Batangtoru, dan Polsek Batangtoru
Kepala BP2KP Kecamatan Batangtoru, Azhar Nasution, dalam kesempatan itu mengatakan, pelatihan pertanian alami ini sangat penting artinya, terutama bagi para PPL dan para petani di Kecamatan Batangtoru.

“Kami menyambut baik dan mengapresiasi para petani di Desa Napa yang mau menerapkan sistem pertanian organik. Ke depan, kami ingin mewujudkan pertanian di Desa Napa bebas pestisida dan dapat menjadi contoh bagi kelompok tani lainnya. Tidak hanya sebatas di Kecamatan Batangtoru tapi juga se-Kabupaten Tapanuli Selatan, katanya.

Kepala Desa Napa, Rajab Pulungan, menyampaikan terima kasih kepada Tambang Emas Martabe yang telah memberikan perhatian kepada kelompok tani di Desa Napa dan desa-desa lainnya. Melalui pelatihan itu tenaga PPL diharapkan dapat memberikan bantuan dan arahan kepada para petani dalam upayanya memperbaikan sistem pertanian dan meningkatkan produksi padi melalui sistem pertanian organic. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/