25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Gelombang Pengungsi tanpa Henti

desi/SUMUT POS ERUPSI: Dua anak sedang memperhatikan debu vulkanik dari Gunung Sinabung, kemarin.
desi/SUMUT POS
ERUPSI: Dua anak sedang memperhatikan debu vulkanik dari Gunung Sinabung, kemarin.

KARO, SUMUTPOS.CO- Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, hingga saat ini masih menyemburkan abu vulkanik dan awan panas. Akibatnya gelombang pengungsi pun seakan tiada henti.

Berdasarkan data yang diperoleh dari media center penanganan bencana erupsi Sinabung di pendopo rumah dinas bupati Karo, Jalan Veteran Kabanjahe, Senin (15/6). Pengungsi korban erupsi Sinabung yang semula berjumlah 2.738 jiwa yang ditempatkan di empat titik posko pengungsian terpisah, bertambah menjadi 3.066 jiwa atau 928 KK. Angka ini meningkat dibandingkan hari sebelumnya. Menurut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Jhonson Tarigan yang ditemui di lokasi pengungsian, evakuasi tersebut berdasarkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

“Para pengungsi tersebar di empat titik yaitu di Jambur Lau Buah Batu Karang 882 jiwa/315 KK, Paroki Katholik Kabanjahe 974 jiwa/297 KK, Gedung Serbaguna KNPI Kabanjahe 275 jiwa/76 KK yang bertambah 481 jiwa/105 KK dari desa Sukanalu Kecamatan Namanteran dan di Gedung Serbaguna GBKP Kabanjahe  454 jiwa/135 KK,” terangnya.

Evakuasi warga Desa Sukanalu karena adanya rentetan awan panas yang keluar dari Sinabung. Sebagian besar pengungsi berasal dari 5 desa yaitu desa Gurukinayan, Tigapancur, Pintubesi, Desa Berastepu, dan Desa Sukanalu yang masuk radius 6 kilometer.

Koordinator posko pengungsian KNPI Ali Ginting menyatakan, seluruh pengungsi warga Desa Sukanalu dapat ditampung di posko KNPI yang berkapasitas 1.000 lebih jiwa.

Camat Naman Teran Kasman Sembiring mengatakan, seluruh warganya telah dievakuasi. Namun, masih ada warga yang selama ini tinggal di luar desa pasca aktivitas Sinabung meningkat. “Jumlah keseluruhan warga Desa Sukanalu berjumlah 1.225 jiwa ( 350 KK). Yang dievakuasi kemarin 471 jiwa. Sementara sisanya selama ini telah tinggal di luar desa. Tadi (kemarin,Red) BPBD Karo datang ke desa dan menyatakan akan dievakuasi karena ada rentetan awan panas,” ungkapnya.

Menurut Kepala petugas pos pemantau gunung api (PVMBG) Armen Putra, lava pijar masih terus keluar dan apabila aktivitas gunung semakin naik. Bisa saja beberapa desa juga akan dievakuasi karena hingga saat ini Sinabung belum terprediksi kapan akan berhenti erupsi. “Pantauan sementara awan panas dan guguran lava pijar mengarah ke Selatan dan Tenggara. Hingga Senin 15/6 pukul 00:00-06:00 WIB, teramati guguran lava pijar dari puncak sejauh 700-2.000 meter ke Selatan dan sejauh 500-700 meter ke Tenggara,” terangnya.

Sebelumnya berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga pukul 15.00 WIB Minggu (14/6) terekam 11 kali kejadian awan panas guguran dengan jarak luncur 1,5 – 2,5 kilometer (km) ke Tenggara dan Selatan sejauh 3,5 kilometer. Sedangkan arah angin sendiri bergerak ke Timur.

“Aktivitas kegempaan masih cukup tinggi seperti gempa hybrid, low rreqwency dan gempa vulkanik. Namun yang paling dominan ialah gempa guguran yang menjadi pemicu terjadinya awan panas guguran,”ujar Petugas PPGA Windy Cahya.

Untuk itu lanjutnya, pihaknya tak bosan terus menghimbau masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan. Terlebih untuk menjauhi radius 7 kilometer jalur sektoral awan panas Selatan – Tenggara Sinabung. (des/rbb)

desi/SUMUT POS ERUPSI: Dua anak sedang memperhatikan debu vulkanik dari Gunung Sinabung, kemarin.
desi/SUMUT POS
ERUPSI: Dua anak sedang memperhatikan debu vulkanik dari Gunung Sinabung, kemarin.

KARO, SUMUTPOS.CO- Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, hingga saat ini masih menyemburkan abu vulkanik dan awan panas. Akibatnya gelombang pengungsi pun seakan tiada henti.

Berdasarkan data yang diperoleh dari media center penanganan bencana erupsi Sinabung di pendopo rumah dinas bupati Karo, Jalan Veteran Kabanjahe, Senin (15/6). Pengungsi korban erupsi Sinabung yang semula berjumlah 2.738 jiwa yang ditempatkan di empat titik posko pengungsian terpisah, bertambah menjadi 3.066 jiwa atau 928 KK. Angka ini meningkat dibandingkan hari sebelumnya. Menurut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Jhonson Tarigan yang ditemui di lokasi pengungsian, evakuasi tersebut berdasarkan rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

“Para pengungsi tersebar di empat titik yaitu di Jambur Lau Buah Batu Karang 882 jiwa/315 KK, Paroki Katholik Kabanjahe 974 jiwa/297 KK, Gedung Serbaguna KNPI Kabanjahe 275 jiwa/76 KK yang bertambah 481 jiwa/105 KK dari desa Sukanalu Kecamatan Namanteran dan di Gedung Serbaguna GBKP Kabanjahe  454 jiwa/135 KK,” terangnya.

Evakuasi warga Desa Sukanalu karena adanya rentetan awan panas yang keluar dari Sinabung. Sebagian besar pengungsi berasal dari 5 desa yaitu desa Gurukinayan, Tigapancur, Pintubesi, Desa Berastepu, dan Desa Sukanalu yang masuk radius 6 kilometer.

Koordinator posko pengungsian KNPI Ali Ginting menyatakan, seluruh pengungsi warga Desa Sukanalu dapat ditampung di posko KNPI yang berkapasitas 1.000 lebih jiwa.

Camat Naman Teran Kasman Sembiring mengatakan, seluruh warganya telah dievakuasi. Namun, masih ada warga yang selama ini tinggal di luar desa pasca aktivitas Sinabung meningkat. “Jumlah keseluruhan warga Desa Sukanalu berjumlah 1.225 jiwa ( 350 KK). Yang dievakuasi kemarin 471 jiwa. Sementara sisanya selama ini telah tinggal di luar desa. Tadi (kemarin,Red) BPBD Karo datang ke desa dan menyatakan akan dievakuasi karena ada rentetan awan panas,” ungkapnya.

Menurut Kepala petugas pos pemantau gunung api (PVMBG) Armen Putra, lava pijar masih terus keluar dan apabila aktivitas gunung semakin naik. Bisa saja beberapa desa juga akan dievakuasi karena hingga saat ini Sinabung belum terprediksi kapan akan berhenti erupsi. “Pantauan sementara awan panas dan guguran lava pijar mengarah ke Selatan dan Tenggara. Hingga Senin 15/6 pukul 00:00-06:00 WIB, teramati guguran lava pijar dari puncak sejauh 700-2.000 meter ke Selatan dan sejauh 500-700 meter ke Tenggara,” terangnya.

Sebelumnya berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga pukul 15.00 WIB Minggu (14/6) terekam 11 kali kejadian awan panas guguran dengan jarak luncur 1,5 – 2,5 kilometer (km) ke Tenggara dan Selatan sejauh 3,5 kilometer. Sedangkan arah angin sendiri bergerak ke Timur.

“Aktivitas kegempaan masih cukup tinggi seperti gempa hybrid, low rreqwency dan gempa vulkanik. Namun yang paling dominan ialah gempa guguran yang menjadi pemicu terjadinya awan panas guguran,”ujar Petugas PPGA Windy Cahya.

Untuk itu lanjutnya, pihaknya tak bosan terus menghimbau masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang telah dikeluarkan. Terlebih untuk menjauhi radius 7 kilometer jalur sektoral awan panas Selatan – Tenggara Sinabung. (des/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/