31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Produk Kerajinan Ulos Diyakini Sukses di Luar Negeri

Dekranasda Samosir Segera Berangkat ke Belanda

ULOS: Seorang pengerajin ulos sedang menunjukkan hasil tenunannya.//dok/sumutpos
ULOS: Seorang pengerajin ulos sedang menunjukkan hasil tenunannya.//dok/sumutpos

SUKSES mengikuti even di Jakarta, tim Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Samosir, kini tengah bersiap-siap berangkat ke Belanda, guna mengikuti even pameran terbesar yang digelar setiap sepuluh tahun sekali.

Diyakini, tidak hanya produk-produk kerajinan tangan Ulos akan mendapat tempat. Namun juga masyarakat internasional diyakini juga akan tergugah untuk kembali berkunjung ke Danau Toba.

“Kebetulan kita dibantu oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kita dari tim Dekranasda akan berangkat sekitar minggu 3-4 bulan Juli ini ke Belanda,” kata Bupati Samosir Mangindar Simbolon, secara khusus kepada koran ini, kemarin.

Di Belanda, kata Mangindar, ada even pameran terbesar. Mulai dari produk pariwisata dan lain-lain selama 10 bulan dan itu berlangsung sekali sepuluh tahun. Kita akan bawa produk tenun dan penampilan seni budaya tradisional. Hal ini untuk menarik wistawan. Karena Belanda merupakan salah salah gerbang ekonomi dan pariwisata untuk Sumut.

Tentu harapan suksesnya mengikuti even kali ini, tidak muluk-muluk. Pasalnya saat mengikuti even di Jakarta beberapa waktu lalu saja, ratusan produk kerajinan tangan berbahan dasar ulos hasil karya masyarakat Samosir, habis terjual. Karena selain disainnya yang cukup menarik, bahannya juga bercitarasa seni yang sangat tinggi. Sehingga bermodalkan hal ini, diyakini masyarakat dunia internasional juga pasti akan sangat menikmatinya.

“Jadi dari apa yang kita lakukan, merupakan bukti jika ulos bisa dimodifikasi. Apalagi lewat cara ini, nilai dasarnya tidak hilang, tapi manfaatnya berkembang. Ulos kini tidak hanya digunakan dalam ritual adat, tapi mampu hadir dalam berbagai bentuk busana. Dalam acara kemarin, kita bawa produk yang basicnya tenun batak. Dimana pewarnaannya juga berasal dari alam. Jadi benar-benar merupakan produk unggulan. Dan sekaligus kita memperkenalkan daerah kita lewat produk itu,” ungkap Mangindar.

Tim Dekranasda Samosir yang berangkat nantinya, direncanakan sebanyak sepuluh orang. Dimana mereka akan mengikuti even sejak tanggal 23 Juli hingga 5 Agustus mendatang. Meski hanya dua minggu, namun Mangindar yakin ada hasil yang diperoleh dari hal tersebut. Apalagi langkah tersebut merupakan salah satu upaya Dekranasda untuk memperluas pasar yang ada. Karena sebelumnya, Dekranasda yang merupakan perpanjangan tangan Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir, sejak empat tahun lalu secara intensif terus melakukan pembinaan. Baik itu memberi bantuan alat tenun, benang, dan pelatihan-pelatihan modifikasi disain yang ada.

“Kita juga kerjasama dengan pemerintahan daerah dan kelompok masyarakat pengrajin di Jawa Barat, karena mereka sudah lebih tinggi ketrampilannya. Jadi harus kita akui, kadang-kadang pelatih dari sana kita datangkan ke Samosir. Atau kelompok sanggar ataupun pengrajin dari samosir kita bawa magang ke Jawa Barat. Hal ini untuk memotivasi, jadi dalam 4 tahun ini sudah memperlihatkan hasil.” ungkap suami dari Ketua Tim Penggerak PKK yang menaungi Dekranasda Samosir, Artha br.Sitinjak.(gir)

Dekranasda Samosir Segera Berangkat ke Belanda

ULOS: Seorang pengerajin ulos sedang menunjukkan hasil tenunannya.//dok/sumutpos
ULOS: Seorang pengerajin ulos sedang menunjukkan hasil tenunannya.//dok/sumutpos

SUKSES mengikuti even di Jakarta, tim Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Samosir, kini tengah bersiap-siap berangkat ke Belanda, guna mengikuti even pameran terbesar yang digelar setiap sepuluh tahun sekali.

Diyakini, tidak hanya produk-produk kerajinan tangan Ulos akan mendapat tempat. Namun juga masyarakat internasional diyakini juga akan tergugah untuk kembali berkunjung ke Danau Toba.

“Kebetulan kita dibantu oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kita dari tim Dekranasda akan berangkat sekitar minggu 3-4 bulan Juli ini ke Belanda,” kata Bupati Samosir Mangindar Simbolon, secara khusus kepada koran ini, kemarin.

Di Belanda, kata Mangindar, ada even pameran terbesar. Mulai dari produk pariwisata dan lain-lain selama 10 bulan dan itu berlangsung sekali sepuluh tahun. Kita akan bawa produk tenun dan penampilan seni budaya tradisional. Hal ini untuk menarik wistawan. Karena Belanda merupakan salah salah gerbang ekonomi dan pariwisata untuk Sumut.

Tentu harapan suksesnya mengikuti even kali ini, tidak muluk-muluk. Pasalnya saat mengikuti even di Jakarta beberapa waktu lalu saja, ratusan produk kerajinan tangan berbahan dasar ulos hasil karya masyarakat Samosir, habis terjual. Karena selain disainnya yang cukup menarik, bahannya juga bercitarasa seni yang sangat tinggi. Sehingga bermodalkan hal ini, diyakini masyarakat dunia internasional juga pasti akan sangat menikmatinya.

“Jadi dari apa yang kita lakukan, merupakan bukti jika ulos bisa dimodifikasi. Apalagi lewat cara ini, nilai dasarnya tidak hilang, tapi manfaatnya berkembang. Ulos kini tidak hanya digunakan dalam ritual adat, tapi mampu hadir dalam berbagai bentuk busana. Dalam acara kemarin, kita bawa produk yang basicnya tenun batak. Dimana pewarnaannya juga berasal dari alam. Jadi benar-benar merupakan produk unggulan. Dan sekaligus kita memperkenalkan daerah kita lewat produk itu,” ungkap Mangindar.

Tim Dekranasda Samosir yang berangkat nantinya, direncanakan sebanyak sepuluh orang. Dimana mereka akan mengikuti even sejak tanggal 23 Juli hingga 5 Agustus mendatang. Meski hanya dua minggu, namun Mangindar yakin ada hasil yang diperoleh dari hal tersebut. Apalagi langkah tersebut merupakan salah satu upaya Dekranasda untuk memperluas pasar yang ada. Karena sebelumnya, Dekranasda yang merupakan perpanjangan tangan Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir, sejak empat tahun lalu secara intensif terus melakukan pembinaan. Baik itu memberi bantuan alat tenun, benang, dan pelatihan-pelatihan modifikasi disain yang ada.

“Kita juga kerjasama dengan pemerintahan daerah dan kelompok masyarakat pengrajin di Jawa Barat, karena mereka sudah lebih tinggi ketrampilannya. Jadi harus kita akui, kadang-kadang pelatih dari sana kita datangkan ke Samosir. Atau kelompok sanggar ataupun pengrajin dari samosir kita bawa magang ke Jawa Barat. Hal ini untuk memotivasi, jadi dalam 4 tahun ini sudah memperlihatkan hasil.” ungkap suami dari Ketua Tim Penggerak PKK yang menaungi Dekranasda Samosir, Artha br.Sitinjak.(gir)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/