27.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Bangun Kawasan Nani’o, Pemdes Sondregeasi Ucapkan Terimakasih Kepada Bupati Nias Selatan

NIASSELATAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten Nias Selatan bangun kawasan Nani’o untuk menunjang perekonomian masyarakat di bidang pertanian dan pariwisata, Pemerintah Desa Sondregeasi Kecamatan Luahagundre Maniamolo mengucapkan terimakasih kepada Bupati Nias Selatan.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Sondregeasi, Perhatikan Gee, S.P.d didampingi tokoh adat dan masyarakat, kepada sejumlah wartawan. Sabtu, (6/1/2024) sekira pukul 14:33 Wib di lokasi Nani’o. Bahwa Nani’o ini sebenarnya sangat potensi untuk memajukan Desa Sondregeasi dan Hiliamaetaniha Kecamatan Luahagundre Maniamolo secara khusus dan secara umum adalah Kabupaten Nias Selatan.

Desa Sondregeasi ini termasuk icon baik dari agro wisata maupun agro pertanian. Awalnya Nani’o ini merupakan lahan tidur yang tidak bisa dimanfaatkan sama sekali oleh masyarakat dan setelah masyarakat mencoba memberikan kelurahan kepada Pemerintah Kabupaten Nias Selatan dan pemerintah Kabupaten mencoba survei apakah layak membuka akses jalan Nani’o Paradise.

“Pemerintah Desa Sondregeasi dan Desa Hiliamaetaniha sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Nias Selatan telah memberikan perhatian tulus dengan membuka lahan tidur tersebut sehingga sampai saat ini masyarakat kedua desa bahkan disekelilingnya termasuk Kecamatan Fanayama ikut merasakan dampak atas terbukanya lahan ini di Nani’o,” ucap Perhatikan Gee.

Saat ini masyarakat dapat beraktivitas di lahan tidur (Nani’o) ini setelah pemerintah Kabupaten Nias Selatan membuka akses jalan. Kemudian masyarakat memanfaatkan lahan tidur dengan menanam daun ubi berbagai jenis seperti singkong dan ubi jalar.

Kades Sondregeasi menambah bahwa sejumlah janda dapat memanfaatkan lahan tidur ini yang dulunya mereka mengharapkan makan minum kepada anaknya sendiri, namun sekarang sudah bisa bekerja mandiri akibat dibukanya lahan di Nani’o.

“Pemerintah Desa Sondregeasi merasa bangga dan bersyukur dimana bantuan Pemerintah Kabupaten Nias Selatan para janda tersebut bisa mendapatkan penghasilan dari hasil penanaman daun ubi di lahan tidur Nani’o,” imbuhnya.

Kemarin sempat saya tanyakan kepada janda itu terkait pemerintah Kabupaten Nias Selatan membuka lahan tidur di Nani’o? Janda tersebut menjawab saya sangat bersyukur dan berterimakasih yang saat ini tidak lagi bergantung kepada anaknya sendiri tetapi sudah mandiri dengan membeli beras gegara menanam daun ubi jalar.

“Rata-rata penghasilan janda tersebut setiap Minggu sebesar satu juta rupiah artinya dalam sebulan bisa menghasilkan uang sebesar satu juta rupiah,” ujarnya.

Selanjutnya, 80 persen masyarakat Desa Sondregeasi dan Desa Hiliamaetaniha sebagai petani kelapa. Dulu sebelum ada pembangunan jalan akses Nani’o ini pengangkutan hasil kelapa masyarakat sangat susah bahkan membutuhkan tenaga yang benar-benar kuat dan menyerap energi masyarakat.

Dengan terbukanya badan jalan ini sangat memudahkan masyarakat kita tidak lagi berjalan kaki bahkan mobil sudah bisa menjemput hasil pertanian di daerah Nani’o.

Saya secara pribadi dan pemerintah Desa Sondregeasi memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada Bupati Nias Selatan dan Ketua serta anggota DPRD Kabupaten Nias Selatan atas perhatian kepada masyarakat Desa Sondregeasi dan Desa Hiliamaetaniha.

Menurutnya, setelah diamati pantai Sondregeasi ini adalah termasuk pantai terpanjang di Kepulauan Nias dengan panjang 13,5 Kilometer tanpa dibentangi sungai, dan potensi menjadi pariwisata baru sangat memungkinkan.

Lanjutnya, Kades Sondregeasi menjelaskan bahwa pada tahun 2020 bersama tokoh dan masyarakat kedua desa melakukan audiensi kepada Bupati Nias Selatan, kemudian pemerintah Kabupaten mencoba mensurvei apakah layak dijadikan agro pertanian dan agro pariwisata. Ternyata setelah memenuhi persyaratan barulah pemerintah Kabupaten Nias Selatan mengambil keputusan.

“Jelas, adanya pembangunan jalan kawasan Nani’o ini merupakan semata-mata pengajuan pemerintah Desa Sondregeasi dan Hiliamaetaniha dan bersama masyarakat,” tegas Perhatikan Gee.

terbukti bahwa pembangunan Nani’o ini tidaklah dibeli oleh pemerintah Kabupaten Nias Selatan tetapi dihibahkan dari masyarakat dan tidak diminta uang sepeser pun kepada pemerintah.

Informasi yang menyesatkan bahwa Kawasan Nani’o itu milik para elit, dan itu adalah hoax karena saya sebagai kepala Desa Sondregeasi tidak pernah menandatangani apabila ada yang mau membeli kawasan Nani’o, pasalnya setiap pembeli pasti akan melalui saya.

“Saya pastikan sampai sekarang satu meter pun tanah yang dibeli oleh Ketua maupun anggota DPRD Nias Selatan tidak ada disini, demikian pula pemerintah Kabupaten Nias Selatan tidak ada saya tanda tangani atas nama Dr. Hilarius Duha, SH., MH kecuali surat hibah dari masyarakat,” tegasnya

Hal senada juga disampaikan salah seorang tokoh masyarakat, Amori Zohahau Wau mengucapkan terimakasih kepada pemerintah Kabupaten Nias Selatan atas pembangunan jalan tersebut. Menurutnya, infrastruktur jalan sangat penting untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan, sambil menyoroti keindahan panorama pantai Nanio.

“Dengan adanya akses jalan yang memadai, usaha tani dan pengangkutan hasil pertanian dan perkebunan tidak terhambat lagi,” ungkap Amori.

Dia juga menambahkan bahwa kegiatan pembangunan di Nanio banyak menyerap tenaga kerja dari Desa Sondregeasi, Hiliamaetaniha, dan desa sekitar.

Sementara, ditempat yang berbeda. Salah seorang janda berinisial TB petani ubi jalar di Nani’o menyampaikan rasa kegembiraannya terkait pembukaan lahan tidur dan pembangunan akses jalan Nani’o.

“Saya merasakan dampaknya dengan jelas. Pesanan daun ubi jalar untuk makanan ternak meningkat pesat sejak akses jalan ini dibuka,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa sebelumnya hasil penjualan daun ubi jalar hanya pas-pasan, tetapi sekarang, tiap minggunya bisa mencapai ratusan hingga jutaan rupiah.

Warga sekitar berharap agar pembangunan di Nanio dapat berlanjut, termasuk aspalisasi akses jalan yang telah dibuka, untuk memberikan dampak yang lebih besar pada perekonomian dan kehidupan mereka. (mag8/tri)

NIASSELATAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kabupaten Nias Selatan bangun kawasan Nani’o untuk menunjang perekonomian masyarakat di bidang pertanian dan pariwisata, Pemerintah Desa Sondregeasi Kecamatan Luahagundre Maniamolo mengucapkan terimakasih kepada Bupati Nias Selatan.

Hal itu disampaikan Kepala Desa Sondregeasi, Perhatikan Gee, S.P.d didampingi tokoh adat dan masyarakat, kepada sejumlah wartawan. Sabtu, (6/1/2024) sekira pukul 14:33 Wib di lokasi Nani’o. Bahwa Nani’o ini sebenarnya sangat potensi untuk memajukan Desa Sondregeasi dan Hiliamaetaniha Kecamatan Luahagundre Maniamolo secara khusus dan secara umum adalah Kabupaten Nias Selatan.

Desa Sondregeasi ini termasuk icon baik dari agro wisata maupun agro pertanian. Awalnya Nani’o ini merupakan lahan tidur yang tidak bisa dimanfaatkan sama sekali oleh masyarakat dan setelah masyarakat mencoba memberikan kelurahan kepada Pemerintah Kabupaten Nias Selatan dan pemerintah Kabupaten mencoba survei apakah layak membuka akses jalan Nani’o Paradise.

“Pemerintah Desa Sondregeasi dan Desa Hiliamaetaniha sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Nias Selatan telah memberikan perhatian tulus dengan membuka lahan tidur tersebut sehingga sampai saat ini masyarakat kedua desa bahkan disekelilingnya termasuk Kecamatan Fanayama ikut merasakan dampak atas terbukanya lahan ini di Nani’o,” ucap Perhatikan Gee.

Saat ini masyarakat dapat beraktivitas di lahan tidur (Nani’o) ini setelah pemerintah Kabupaten Nias Selatan membuka akses jalan. Kemudian masyarakat memanfaatkan lahan tidur dengan menanam daun ubi berbagai jenis seperti singkong dan ubi jalar.

Kades Sondregeasi menambah bahwa sejumlah janda dapat memanfaatkan lahan tidur ini yang dulunya mereka mengharapkan makan minum kepada anaknya sendiri, namun sekarang sudah bisa bekerja mandiri akibat dibukanya lahan di Nani’o.

“Pemerintah Desa Sondregeasi merasa bangga dan bersyukur dimana bantuan Pemerintah Kabupaten Nias Selatan para janda tersebut bisa mendapatkan penghasilan dari hasil penanaman daun ubi di lahan tidur Nani’o,” imbuhnya.

Kemarin sempat saya tanyakan kepada janda itu terkait pemerintah Kabupaten Nias Selatan membuka lahan tidur di Nani’o? Janda tersebut menjawab saya sangat bersyukur dan berterimakasih yang saat ini tidak lagi bergantung kepada anaknya sendiri tetapi sudah mandiri dengan membeli beras gegara menanam daun ubi jalar.

“Rata-rata penghasilan janda tersebut setiap Minggu sebesar satu juta rupiah artinya dalam sebulan bisa menghasilkan uang sebesar satu juta rupiah,” ujarnya.

Selanjutnya, 80 persen masyarakat Desa Sondregeasi dan Desa Hiliamaetaniha sebagai petani kelapa. Dulu sebelum ada pembangunan jalan akses Nani’o ini pengangkutan hasil kelapa masyarakat sangat susah bahkan membutuhkan tenaga yang benar-benar kuat dan menyerap energi masyarakat.

Dengan terbukanya badan jalan ini sangat memudahkan masyarakat kita tidak lagi berjalan kaki bahkan mobil sudah bisa menjemput hasil pertanian di daerah Nani’o.

Saya secara pribadi dan pemerintah Desa Sondregeasi memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada Bupati Nias Selatan dan Ketua serta anggota DPRD Kabupaten Nias Selatan atas perhatian kepada masyarakat Desa Sondregeasi dan Desa Hiliamaetaniha.

Menurutnya, setelah diamati pantai Sondregeasi ini adalah termasuk pantai terpanjang di Kepulauan Nias dengan panjang 13,5 Kilometer tanpa dibentangi sungai, dan potensi menjadi pariwisata baru sangat memungkinkan.

Lanjutnya, Kades Sondregeasi menjelaskan bahwa pada tahun 2020 bersama tokoh dan masyarakat kedua desa melakukan audiensi kepada Bupati Nias Selatan, kemudian pemerintah Kabupaten mencoba mensurvei apakah layak dijadikan agro pertanian dan agro pariwisata. Ternyata setelah memenuhi persyaratan barulah pemerintah Kabupaten Nias Selatan mengambil keputusan.

“Jelas, adanya pembangunan jalan kawasan Nani’o ini merupakan semata-mata pengajuan pemerintah Desa Sondregeasi dan Hiliamaetaniha dan bersama masyarakat,” tegas Perhatikan Gee.

terbukti bahwa pembangunan Nani’o ini tidaklah dibeli oleh pemerintah Kabupaten Nias Selatan tetapi dihibahkan dari masyarakat dan tidak diminta uang sepeser pun kepada pemerintah.

Informasi yang menyesatkan bahwa Kawasan Nani’o itu milik para elit, dan itu adalah hoax karena saya sebagai kepala Desa Sondregeasi tidak pernah menandatangani apabila ada yang mau membeli kawasan Nani’o, pasalnya setiap pembeli pasti akan melalui saya.

“Saya pastikan sampai sekarang satu meter pun tanah yang dibeli oleh Ketua maupun anggota DPRD Nias Selatan tidak ada disini, demikian pula pemerintah Kabupaten Nias Selatan tidak ada saya tanda tangani atas nama Dr. Hilarius Duha, SH., MH kecuali surat hibah dari masyarakat,” tegasnya

Hal senada juga disampaikan salah seorang tokoh masyarakat, Amori Zohahau Wau mengucapkan terimakasih kepada pemerintah Kabupaten Nias Selatan atas pembangunan jalan tersebut. Menurutnya, infrastruktur jalan sangat penting untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan, sambil menyoroti keindahan panorama pantai Nanio.

“Dengan adanya akses jalan yang memadai, usaha tani dan pengangkutan hasil pertanian dan perkebunan tidak terhambat lagi,” ungkap Amori.

Dia juga menambahkan bahwa kegiatan pembangunan di Nanio banyak menyerap tenaga kerja dari Desa Sondregeasi, Hiliamaetaniha, dan desa sekitar.

Sementara, ditempat yang berbeda. Salah seorang janda berinisial TB petani ubi jalar di Nani’o menyampaikan rasa kegembiraannya terkait pembukaan lahan tidur dan pembangunan akses jalan Nani’o.

“Saya merasakan dampaknya dengan jelas. Pesanan daun ubi jalar untuk makanan ternak meningkat pesat sejak akses jalan ini dibuka,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa sebelumnya hasil penjualan daun ubi jalar hanya pas-pasan, tetapi sekarang, tiap minggunya bisa mencapai ratusan hingga jutaan rupiah.

Warga sekitar berharap agar pembangunan di Nanio dapat berlanjut, termasuk aspalisasi akses jalan yang telah dibuka, untuk memberikan dampak yang lebih besar pada perekonomian dan kehidupan mereka. (mag8/tri)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/