31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Hewan Ternak Mati Mendadak Terserang Penyakit di Dairi, Kabid Peternakan: Jenis Penyakit Belum Diketahui

PETERNAK: Robistok saat ditemui di peternakan babi miliknya di Jalan Sisingamangaraja, Sidikalang. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
PETERNAK: Robistok saat ditemui di peternakan babi miliknya di Jalan Sisingamangaraja, Sidikalang.
RUDY SITANGGANG/SUMUT POS

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Hewan peliharaan mati mendadak terserang penyakit, para peternak babi di 11 Kecamatan di Kabupaten Dairi alami kerugian ratusan juta rupiah. Atas kondisi itu, para peternak babi mengharapkan perhatian Pemkab Dari dan Pemprovsu.

“Kami sudah menargetkan akan menjual pada bulan Desember mendatang, tetapi semuanya itu tinggal kenangan,”ujar Robistok Sihombing (42).

Peternak babi yang menetap di Jalan Sisingamangaraja Bawah Sidikalang tersebut, sebanyak 55 ekor ternaknya mati mendadak.

“Bobotnya sampai 60-80 Kg. Hampir rata indukan, hanya 10 ekor anakan. Kalau dihitung- hitung kerugian sudah mencapai Rp 120 juta lebih. Harga daging Rp 55 ribu per kilo gram,”ungkapnya.

Mirisnya lagi, lanjut Robistok, ternaknya yang sudah dibeli pembeli juga turut mati mendadak, namun karena belum diangkat dari kandangnya.

“Kami berharap pemerintah secepatnya menemukan jenis penyakit yang menyerang ternak kami, dan secepatnya melakukan penanganan,”harapnya.

Hal senada dikatakan staf peternakan Petrasa, Ganda Sinambela dan Divisi Advokasi Petrasa Gloria Sinaga mengatakan, peternak dampingan Petrasa juga mengeluhkan ternak mereka mati mendadak. Bahkan jumlahnya 150-200 ekor. “Dampingan kami sudah mengalami kerugian. Jumlah ternak mereka yang mati bervariasi,”imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Dairi, Jhon Manurung yang dihubungi mengaku sampai kini pihaknya belum mengetahui jenis penyakit yang menyerang babi para peternak. “Sampai sekarang jenis penyakit itu belum diketahui,” ucapnya.

Disebutkan Jhon, Balai Veteriner telah melakukan penelitian lanjutan, dan sampel sudah dibawa ke Jakarta.

Dari 15 kecamatan di Kabupaten Dairi, hanya Kecamatan Tigalingga, Silahisabungan, Tanah Pinem dan Gunung Sitember, yang hewan ternak babinya belum diserang penyakit belum diketahui tersebut.

Jhon menambahkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi penerapan Biosekuriti dan membersihkan kandang, supaya ternak yang sehat tidak terjangkit penyakit. Dan mengimbau para peternak agar babi yang mati dibakar lebih dulu, baru dikubur. (rud/han)

PETERNAK: Robistok saat ditemui di peternakan babi miliknya di Jalan Sisingamangaraja, Sidikalang. RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
PETERNAK: Robistok saat ditemui di peternakan babi miliknya di Jalan Sisingamangaraja, Sidikalang.
RUDY SITANGGANG/SUMUT POS

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Hewan peliharaan mati mendadak terserang penyakit, para peternak babi di 11 Kecamatan di Kabupaten Dairi alami kerugian ratusan juta rupiah. Atas kondisi itu, para peternak babi mengharapkan perhatian Pemkab Dari dan Pemprovsu.

“Kami sudah menargetkan akan menjual pada bulan Desember mendatang, tetapi semuanya itu tinggal kenangan,”ujar Robistok Sihombing (42).

Peternak babi yang menetap di Jalan Sisingamangaraja Bawah Sidikalang tersebut, sebanyak 55 ekor ternaknya mati mendadak.

“Bobotnya sampai 60-80 Kg. Hampir rata indukan, hanya 10 ekor anakan. Kalau dihitung- hitung kerugian sudah mencapai Rp 120 juta lebih. Harga daging Rp 55 ribu per kilo gram,”ungkapnya.

Mirisnya lagi, lanjut Robistok, ternaknya yang sudah dibeli pembeli juga turut mati mendadak, namun karena belum diangkat dari kandangnya.

“Kami berharap pemerintah secepatnya menemukan jenis penyakit yang menyerang ternak kami, dan secepatnya melakukan penanganan,”harapnya.

Hal senada dikatakan staf peternakan Petrasa, Ganda Sinambela dan Divisi Advokasi Petrasa Gloria Sinaga mengatakan, peternak dampingan Petrasa juga mengeluhkan ternak mereka mati mendadak. Bahkan jumlahnya 150-200 ekor. “Dampingan kami sudah mengalami kerugian. Jumlah ternak mereka yang mati bervariasi,”imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Dairi, Jhon Manurung yang dihubungi mengaku sampai kini pihaknya belum mengetahui jenis penyakit yang menyerang babi para peternak. “Sampai sekarang jenis penyakit itu belum diketahui,” ucapnya.

Disebutkan Jhon, Balai Veteriner telah melakukan penelitian lanjutan, dan sampel sudah dibawa ke Jakarta.

Dari 15 kecamatan di Kabupaten Dairi, hanya Kecamatan Tigalingga, Silahisabungan, Tanah Pinem dan Gunung Sitember, yang hewan ternak babinya belum diserang penyakit belum diketahui tersebut.

Jhon menambahkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi penerapan Biosekuriti dan membersihkan kandang, supaya ternak yang sehat tidak terjangkit penyakit. Dan mengimbau para peternak agar babi yang mati dibakar lebih dulu, baru dikubur. (rud/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/