26.7 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Pasien BPJS Meninggal, Keluarga Mengamuk

Menaria Garingging, pasien BPJS yang meninggal di RSUD Djasamen Saragih Siantar setelah ditelantarkan pihak rumah sakit.
Menaria Garingging, pasien BPJS yang meninggal di RSUD Djasamen Saragih Siantar setelah ditelantarkan pihak rumah sakit.

Dia mencoba menenangkan keluarga pasien dengan membawa mereka ke kamar rawat korban. Saat itu dr Haposan mengatakan bahwa pihak rumah sakit tidak menelantarkan korban. Dia mengklaim, pihaknya sudah melakukan tindakan sesuai prosedur.

“Dari awal kan dia di IGD. Dibawalah ke ruang inap. Sesuai petunjuk dokter IGD, dia kan harus ditangani dokter spesialis. Kami kan nggak bisa memaksa dokter itu datang segera. Tapi kan datang juga. Tidak ada penelantaran,” jelas dr Haposan.

Namun, keterangan dr Haposan malah kembali menyulut kemarahan keluarga pasien. Seketika mereka kembali marah hingga menendang pintu dan meja di kamar rawat berukuran 4 x 3 meter tersebut.

Sementara sebagian keluarga yang lain terlihat terus menangis seakan tak memperdulikan keributan di sebelahnya. Namun, kali ini, beberapa keluarga yang lain coba menenangkan keluarga lainnya.

Mereka meminta agar lebih tenang supaya tak mengganggu pasien lainnya. dr Haposan juga turut meminta agar keluarga tenang. Namun, saran dokter umum itu membuat mereka semakin marah.

Ketegangan sedikit mereda saat Rasyidin, keponakan korban, datang dan meminta semua keluarga untuk tenang. Dia juga meminta para perawat dan dokter mempersiapkan segala sesuatunya agar pasien dibawa ke rumah duka di Jalan Mahoni, Kelurahan Kahean, Siantar Utara.

Seketika keluarga lainnya tenang dan selanjutnya pasien dibawa ke ruangan forensik untuk disuntik formalin sebelum diantarkan ke rumah duka.

Saat dibawa dari ruang inap ke ruangan forensik yang berjarak sekitar 200 meter, keluarga masih terus menangisi jenazah sembari memeluk dan menciumi korban.

Menaria Garingging, pasien BPJS yang meninggal di RSUD Djasamen Saragih Siantar setelah ditelantarkan pihak rumah sakit.
Menaria Garingging, pasien BPJS yang meninggal di RSUD Djasamen Saragih Siantar setelah ditelantarkan pihak rumah sakit.

Dia mencoba menenangkan keluarga pasien dengan membawa mereka ke kamar rawat korban. Saat itu dr Haposan mengatakan bahwa pihak rumah sakit tidak menelantarkan korban. Dia mengklaim, pihaknya sudah melakukan tindakan sesuai prosedur.

“Dari awal kan dia di IGD. Dibawalah ke ruang inap. Sesuai petunjuk dokter IGD, dia kan harus ditangani dokter spesialis. Kami kan nggak bisa memaksa dokter itu datang segera. Tapi kan datang juga. Tidak ada penelantaran,” jelas dr Haposan.

Namun, keterangan dr Haposan malah kembali menyulut kemarahan keluarga pasien. Seketika mereka kembali marah hingga menendang pintu dan meja di kamar rawat berukuran 4 x 3 meter tersebut.

Sementara sebagian keluarga yang lain terlihat terus menangis seakan tak memperdulikan keributan di sebelahnya. Namun, kali ini, beberapa keluarga yang lain coba menenangkan keluarga lainnya.

Mereka meminta agar lebih tenang supaya tak mengganggu pasien lainnya. dr Haposan juga turut meminta agar keluarga tenang. Namun, saran dokter umum itu membuat mereka semakin marah.

Ketegangan sedikit mereda saat Rasyidin, keponakan korban, datang dan meminta semua keluarga untuk tenang. Dia juga meminta para perawat dan dokter mempersiapkan segala sesuatunya agar pasien dibawa ke rumah duka di Jalan Mahoni, Kelurahan Kahean, Siantar Utara.

Seketika keluarga lainnya tenang dan selanjutnya pasien dibawa ke ruangan forensik untuk disuntik formalin sebelum diantarkan ke rumah duka.

Saat dibawa dari ruang inap ke ruangan forensik yang berjarak sekitar 200 meter, keluarga masih terus menangisi jenazah sembari memeluk dan menciumi korban.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/