Lalu, dalam tayangan video, seorang perempuan yang datang dari arah rombongan Marudut kemudian berjalan cepat ke arah Boby yang duduk di kursi area meja bar. Perempuan itu terlihat menengahi keduanya. Dalam rekaman, tak jelas apakah terjadi selisih paham atau sekadar saling menyapa.
Masih dalam video, tampak Marudut meninggalkan pria di meja bar dan duduk di sebuah meja makan panjang di depan meja bar bersama rombongan. Rekaman lalu menunjukkan adegan selanjutnya, yaitu rombongan Marudut sudah duduk rapi di meja makan.
Selanjutnya Marudut menuangkan minuman keras dari botol ke gelas, lalu penghuni meja lain bersulang bersama. Dia pun sempat melakukan salam komando dengan pria di seberang mejanya. Adegan CCTV selanjutnya berganti. Boby yang duduk di seberang meja dengan Marudut menaruh kepala di atas meja seperti mabuk berat.
Marudut lalu meninggalkan kursinya dan berjalan menghampiri kursi Boby yang mabuk berat. Dalam rekaman tampak jelas Marudut memegang gelas dan mengarahkannya ke mulut pria yang sudah mabuk berat tersebut.
Adegan kembali berganti. Marudut meninggalkan pria yang mabuk berat. Seseorang yang duduk di samping Boby, agak gempal, lalu menghampiri Marudut. Entah apa yang dibicarakan pria berperawakan gempal itu kemudian, seperti menghadang Marudut.
Adegan-adegan selanjutnya tampak Boby mabuk berat, terlihat lemas dan tergelepar ke belakang kursi yang dia duduki. Sedangkan Marudut kembali asyik mengangkat botol dan mengarahkan bibir botol ke mulut pengunjung lokasi lainnya.
Di saat yang sama, Boby seperti kepayahan dan tidak sadarkan diri. Hal itu menarik perhatian pengunjung dan pegawai lokasi minum-minum tersebut. Mereka menyimak keadaan tersebut sambil berdiri. Perhatian tertuju ke si pria yang mabuk berat.
Aksi Liberty tersebut menuai reaksi dari Polri Watch. Direktur Polri Watch, Abdul Salam Karim menilai aksi itu menunjukkan seorang perwira menengah Polri telah memberi contoh tak baik kepada masyarakat, alih-alih kepada bawahannya. Evaluasi dirasa hal yang perlu dilakukan. Kapoldasu diminta untuk bersikap tegas terkait hal itu.
“Hal itu tidak boleh polisi tidak boleh masuk tempat hiburan malam sembarangan. Apalagi itu kapolres. Kalau personel TNI-Polri akan masuk tempat hiburan malam itu harus disertai surat tugas, dalam tugas menyamar misalnya. Anggota saja bisa ditindak kalau tempat hiburan malam tanpa alasan, ini kapolres pula,” kata Abdul Salam Karim.
Pria yang akrab dipanggil Salum ini meminta Kapolda Sumut melakukan evaluasi atas jabatan yang diemban AKBP Liberty Panjaitan sebagai pucuk pimpinan Polri di kabupaten Simalungun. “Masih banyak perwira polisi lain yang berkompeten. Gak boleh dibiarkan hal seperti itu. Kapoldasu harus memberikan sikap tegas,” sebutnya. (dvs/ain/ril)