25 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

Festival HAM Indonesia 2018, Bupati Pakpak: Pembangunan Tak Bisa Dilepaskan dari HAM

Sumut Pos/Dok.Hms
Festival HAM: Bupati Remigo saat memaparkan Implementasi Kabupaten/Kota HAM dalam acara Festival HAM Indonesia 2018, di Sasana Adipura Pemkab Wonosobo, Jawa Tengah, pada Rabu (14/11).

PAKPAK BHARAT, SUMUTPOS.CO – ”Pembangunan tidak bisa dilepaskan dari HAM, bahkan secara eksplisit penegakan HAM terdeskripsi dalam visi dan misi Kabupaten Pakpak Bharat”,ujar Bupati Pakpak Bharat, Dr Remigo Yolando Berutu, MFin MBA saat menjadi narasumber pada Workshop Implementasi Kabupaten/Kota HAM dalam rangkaian acara Festival HAM Indonesia 2018, di Sasana Adipura Pemkab Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (14/11).

Di hadapan peserta yang terdiri berbagai elemen pemerintahan, organisasi masyarakat sipil, dan akademisi, secara gamblang dengan gayanya yang khas dan lugas, Bupati yang simpatik ini memaparkan implementasi penegakan HAM di Kabupaten Pakpak Bharat. Bahkan Remigo mengilustrasikan berbagai unsur pembangunan terkait HAM, bahkan sampai komponen yang sering terabaikan.

Dalam acara yang dimoderatori oleh Komisioner Komnas HAM, Sandrayati Moniaga, Bupati tak segan mengungkapkan bahwa masih banyak kekurangan yang dihadapi pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dalam penegakan HAM. “Karena sesungguhnya banyak sekali sisi kehidupan yang menyangkut hak azasi”, jelasnya.

Selain Bupati Remigo, tampak hadir sebagai narasumber Bupati Serdangbedagai, Ir H Soekirman, pegiat HAM dari INFID, Zainal Abidin dan Ketua Komisi HAM Daerah Wonosobo, Sumaedi.

Ketua Komnas HAM, Drs Ahmad Taufan Damanik MA, juga turut mengapresiasi Bupati Remigo yang begitu berperan dalam penegakan HAM. “Ini merupakan bentuk komitmen menjadikan HAM sebagai nilai dasar kehidupan. Konsep HAM merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari dan dapat berbentuk hal kecil sekalipun. Jika masyarakat sudah familiar dengan konsep itu, aplikasinya di kehidupan nyata akan semakin mengakar”, tuturnya.

Acara workshop berakhir pada petang hari dengan diisi deklarasi bersama untuk penegakan HAM. Selain itu diisi juga dengan doa bersama untuk Indonesia, pemberian cendera mata kepada narasumber oleh Komisioner Komnas HAM, Hairansyah, dan tukar menukar cendera mata dengan Pemkab Wonosobo yang diserahkan/diterima oleh Bupati Wonosobo, Eko Purnomo.(tam/han)

Sumut Pos/Dok.Hms
Festival HAM: Bupati Remigo saat memaparkan Implementasi Kabupaten/Kota HAM dalam acara Festival HAM Indonesia 2018, di Sasana Adipura Pemkab Wonosobo, Jawa Tengah, pada Rabu (14/11).

PAKPAK BHARAT, SUMUTPOS.CO – ”Pembangunan tidak bisa dilepaskan dari HAM, bahkan secara eksplisit penegakan HAM terdeskripsi dalam visi dan misi Kabupaten Pakpak Bharat”,ujar Bupati Pakpak Bharat, Dr Remigo Yolando Berutu, MFin MBA saat menjadi narasumber pada Workshop Implementasi Kabupaten/Kota HAM dalam rangkaian acara Festival HAM Indonesia 2018, di Sasana Adipura Pemkab Wonosobo, Jawa Tengah, Rabu (14/11).

Di hadapan peserta yang terdiri berbagai elemen pemerintahan, organisasi masyarakat sipil, dan akademisi, secara gamblang dengan gayanya yang khas dan lugas, Bupati yang simpatik ini memaparkan implementasi penegakan HAM di Kabupaten Pakpak Bharat. Bahkan Remigo mengilustrasikan berbagai unsur pembangunan terkait HAM, bahkan sampai komponen yang sering terabaikan.

Dalam acara yang dimoderatori oleh Komisioner Komnas HAM, Sandrayati Moniaga, Bupati tak segan mengungkapkan bahwa masih banyak kekurangan yang dihadapi pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dalam penegakan HAM. “Karena sesungguhnya banyak sekali sisi kehidupan yang menyangkut hak azasi”, jelasnya.

Selain Bupati Remigo, tampak hadir sebagai narasumber Bupati Serdangbedagai, Ir H Soekirman, pegiat HAM dari INFID, Zainal Abidin dan Ketua Komisi HAM Daerah Wonosobo, Sumaedi.

Ketua Komnas HAM, Drs Ahmad Taufan Damanik MA, juga turut mengapresiasi Bupati Remigo yang begitu berperan dalam penegakan HAM. “Ini merupakan bentuk komitmen menjadikan HAM sebagai nilai dasar kehidupan. Konsep HAM merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari dan dapat berbentuk hal kecil sekalipun. Jika masyarakat sudah familiar dengan konsep itu, aplikasinya di kehidupan nyata akan semakin mengakar”, tuturnya.

Acara workshop berakhir pada petang hari dengan diisi deklarasi bersama untuk penegakan HAM. Selain itu diisi juga dengan doa bersama untuk Indonesia, pemberian cendera mata kepada narasumber oleh Komisioner Komnas HAM, Hairansyah, dan tukar menukar cendera mata dengan Pemkab Wonosobo yang diserahkan/diterima oleh Bupati Wonosobo, Eko Purnomo.(tam/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/