26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Sky Cross Binjai jadi Sarang Walet

Pembangunan Habiskan Biaya Rp23 Miliar

BINJAI- Gedung megah bernama sky cross yang seyogianya menjadi motor penggerak ekonomi Kota Binjai, kini menjadi bangunan tua yang kumuh. Padahal, bangunan berlantai 8 dengan panjang 38 meter dan ketinggian 32 meter ini, sudah menghabiskan uang rakyat sebesar Rp23 miliar daslam pembangunannya.

SKY CROSS: Jembatan penghubung antargedung (sky cross)  Kota Binjai  tidak berfungsi. //afandi/sumut pos
SKY CROSS: Jembatan penghubung antargedung (sky cross) di Kota Binjai yang tidak berfungsi. //afandi/sumut pos

Sumbangsihnya terhadap perekonomian Kota Binjai juga tak jelas. Sampai sekarang, bangunan yang membelah jalan utama Kota Binjai itu, tak juga dioperasikan. Seharusnya, gedung tersebut menjadi penghasil pendapatan asli daerah (PAD) Kota Binjai.

Sebenarnya, gedung tersebut sempat difungsikan untuk menampung pedagang kaki lima (PKL), tepatnya di lantai 2 dan 3 pada 2006 silam. Tapi tak berlangsung lama. PKL menolak ditampung di lokasi itu dengan alasan tempat tersebut sepi dari pembeli. Merekapun akhirnya memilih kembali berdagang di Pasar Tavip, Binjai.

Dengan tambahan anggaran cat sebesar Rp360 juta dan lift yang sudah terpasang, tapi tak mampu menarik simpatik pedagang untuk kembali berjualan di gedung megah itu. Bahkan, kondisi sky cross saat ini semakin parah. Lapak yang sudah disediakan untuk para PKL di lantai 2 dan 3 masih kosong melompong dan berserakan.

Lokasi itupun menimbulkan bau tak sedap dari berbagai sudut. Lampu penerangan di dalam gedung tak ada. Suasana gelap gulita itu, kini dimanfaatkan segerombolan burung walet yang numpang tidur di jembatan seharga Rp23 miliar tersebut.

“Tahun 2007 lalu, kami dipaksa pindah ke lantai 2 dan 3 sky cross dan akhirnya kami berdagang di tempat itu. Tapi beberapa minggu berjualan di situ, suasananya nggak hidup, sepi dari pembeli.Apalagi pas mau lebaran, pembeli lebih memilih belanja di toko-toko dan pasar di bawah sana dari pada harus naik ke sky cross,” kata Aini (37) pedagang yang ditemui di lokasi sky cross Binjai, Kamis (17/1).

Sudah 10 tahun lebih gedung sky cross berdiri, namun bangunan pengganti water laeding itu, tak kunjung dimanfaatkan oleh Pemko Binjai. Malah tempat tersebut kerab dijadikan lapak judi dan prostitusi bagi sebagian kalangan.

“Kalau nggak salah, sky cross ini dibangun tahun 2003 lalu, sudah sepuluh tahun lebih berdiri, tapi masih belum difungsikan. Sekarang jembatan itu sering dijadikan tempat mangkal anak muda dan lapak judi,” kata Amin (47) warga di seputaran sky cross.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Binjai HM Idaham pun tampak bingung mengoprasikan jembatan layang tersebut. Dia belum memiliki perencanaan untuk menghidupkan gedung yang tak terawat itu. “Wah kalau itu (sky cross), kita belum tentukan lagi peruntukannya,” katanya. (ndi)

Pembangunan Habiskan Biaya Rp23 Miliar

BINJAI- Gedung megah bernama sky cross yang seyogianya menjadi motor penggerak ekonomi Kota Binjai, kini menjadi bangunan tua yang kumuh. Padahal, bangunan berlantai 8 dengan panjang 38 meter dan ketinggian 32 meter ini, sudah menghabiskan uang rakyat sebesar Rp23 miliar daslam pembangunannya.

SKY CROSS: Jembatan penghubung antargedung (sky cross)  Kota Binjai  tidak berfungsi. //afandi/sumut pos
SKY CROSS: Jembatan penghubung antargedung (sky cross) di Kota Binjai yang tidak berfungsi. //afandi/sumut pos

Sumbangsihnya terhadap perekonomian Kota Binjai juga tak jelas. Sampai sekarang, bangunan yang membelah jalan utama Kota Binjai itu, tak juga dioperasikan. Seharusnya, gedung tersebut menjadi penghasil pendapatan asli daerah (PAD) Kota Binjai.

Sebenarnya, gedung tersebut sempat difungsikan untuk menampung pedagang kaki lima (PKL), tepatnya di lantai 2 dan 3 pada 2006 silam. Tapi tak berlangsung lama. PKL menolak ditampung di lokasi itu dengan alasan tempat tersebut sepi dari pembeli. Merekapun akhirnya memilih kembali berdagang di Pasar Tavip, Binjai.

Dengan tambahan anggaran cat sebesar Rp360 juta dan lift yang sudah terpasang, tapi tak mampu menarik simpatik pedagang untuk kembali berjualan di gedung megah itu. Bahkan, kondisi sky cross saat ini semakin parah. Lapak yang sudah disediakan untuk para PKL di lantai 2 dan 3 masih kosong melompong dan berserakan.

Lokasi itupun menimbulkan bau tak sedap dari berbagai sudut. Lampu penerangan di dalam gedung tak ada. Suasana gelap gulita itu, kini dimanfaatkan segerombolan burung walet yang numpang tidur di jembatan seharga Rp23 miliar tersebut.

“Tahun 2007 lalu, kami dipaksa pindah ke lantai 2 dan 3 sky cross dan akhirnya kami berdagang di tempat itu. Tapi beberapa minggu berjualan di situ, suasananya nggak hidup, sepi dari pembeli.Apalagi pas mau lebaran, pembeli lebih memilih belanja di toko-toko dan pasar di bawah sana dari pada harus naik ke sky cross,” kata Aini (37) pedagang yang ditemui di lokasi sky cross Binjai, Kamis (17/1).

Sudah 10 tahun lebih gedung sky cross berdiri, namun bangunan pengganti water laeding itu, tak kunjung dimanfaatkan oleh Pemko Binjai. Malah tempat tersebut kerab dijadikan lapak judi dan prostitusi bagi sebagian kalangan.

“Kalau nggak salah, sky cross ini dibangun tahun 2003 lalu, sudah sepuluh tahun lebih berdiri, tapi masih belum difungsikan. Sekarang jembatan itu sering dijadikan tempat mangkal anak muda dan lapak judi,” kata Amin (47) warga di seputaran sky cross.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Binjai HM Idaham pun tampak bingung mengoprasikan jembatan layang tersebut. Dia belum memiliki perencanaan untuk menghidupkan gedung yang tak terawat itu. “Wah kalau itu (sky cross), kita belum tentukan lagi peruntukannya,” katanya. (ndi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/