25 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Ijek : Saya Pilih Kepentingan Orang Banyak

Foto: Andika/Sumut Pos
Musa Rajekshah (Ijek)

SUMUTPOS.CO – Menjelang dimulainya tahapan pemilihan calon gubernur Sumut (Pilgubsu) 2018, sejumlah nama-nama mulai bermunculan. Baik dari kalangan politisi, pengusaha, TNI maupun Polri. Beberapa hari terakhir, nama Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Medan, Musa Rajekshah (Ijek) santer diberitakan bakal maju pada ajang Pilgubsu.

Bukan untuk menjadi calon gubernur. Tapi, pengusaha muda itu memilih menerima pinangan Letjen TNI Edy Rahmayadi untuk menjadi calon wakil gubernur Sumut. Apa yang membuat Ijek memilih untuk terjun kedalam gemerlap politik di Sumut. Berikut petikan wawancara Sumut Pos dengan Ijek saat ditemui di Kantor Harley Davidson, Senin (17/7).

Pertanyaan     : Belakangan ramai pemberitaan di media massa mengenai keputusan Anda untuk mengikuti kontestasi Pilgubsu 2018?

Jawaban         : Mengikuti Pilgubsu bukanlah hal yang saya cita-citakan. Akhirnya saya melihat takdir harus seperti ini, saya masuk ke sini. Niat bersama Bang Edi adalah untuk kepentingan masyarakat banyak. Yang pasti kepentingan pribadi akan kita korbankan demi kepentingan orang banyak.

Pertanyaan     : Bagaimana respon keluarga Anda ketika memutuskan untuk terjun ke dunia politik?

Jawaban         : Saya harus memberikan penjelasan kepada keluarga. Awalnya mereka menentang, hanya saja setelah diberikan penjelasan, mereka mau menerimanya.

Pertanyaan     : Keinginan pribadi seperti apa. Apakah tetap ingin menjadi pengusaha, atau terjun ke dunia politik?

Jawaban         : Jujur, kalau ditanya keinginan pribadi yakni tetap dengan kondisi seperti saat ini yakni bebas. Bahkan bebas dalam segala hal mulai dari mengelola keuangan sendiri. Ketika mengelola keuangan sendiri tentu waktu diatur sendiri, mau ada uang gak ada uang, itu urusan sendiri. Tapi, kini saya sudah putiskan untuk mengabdi, tentu dengan segala konsekuensinya, mengikuti aturan yang ada.

Pertanyaan     : Kapan tepatnya Bang Edy Rahmayadi meminta anda untuk mendampingi dirinya maju di Pilgubsu 2018?

Jawaban         : Itu biar menjadi rahasia kami. Yang pasti, tidak mudah untuk mengambil keputusan ini, butuh pertimbangan matang. Saya sampai Umroh untuk meminta petunjuk dari Allah. Saya berangkat umroh 3 hari sebelum Ramadan, dan kembali Ramadan ke 3. Di Tanah Suci akhirnya saya bulatkan tekad untuk menerima pinangan Bang Edy dan mengabdikan diri untuk kepentingan orang yang lebih banyak.

Pertanyaan     : Apa yang membuat Anda yakin untuk merima pinangan Bang Edy?

Jawaban         : Sebenarnya saya bermimpi untuk terjun ke dunia ini saja tidak pernah. Ada yang bilang politik itu kejam, belum lagi fitnah-fitnah yang akan bermunculan. Saya sadar akan resiko itu. Begini, saya lahir, besar, berkeluarga bekerja di Sumut, mungkin juga saya meninggal dan dikebumikan di Sumut. Anak-anak saya pun sepertinya demikian. Kalaulah keadaan kedepan tidak lebih baik, kita harus merencanakan, apakah anak-anak kita akan dapat kehidupan yang layak. Apakah masyarakat yang dibawah itu bisa bangkit, apakah tambah baik atau sebaliknya. Bukan berarti Bang Edi dan Saya kepemimpinan pasti lebih baik. Tapi, niat kita kalau diizinkan menang oleh Allah dan masuk ke sana, dengan jabatan yang dimiliki ingin memperbaiki apa-apa yang tidak atau kurang baik.

Foto: Andika/Sumut Pos
Musa Rajekshah (Ijek)

SUMUTPOS.CO – Menjelang dimulainya tahapan pemilihan calon gubernur Sumut (Pilgubsu) 2018, sejumlah nama-nama mulai bermunculan. Baik dari kalangan politisi, pengusaha, TNI maupun Polri. Beberapa hari terakhir, nama Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Medan, Musa Rajekshah (Ijek) santer diberitakan bakal maju pada ajang Pilgubsu.

Bukan untuk menjadi calon gubernur. Tapi, pengusaha muda itu memilih menerima pinangan Letjen TNI Edy Rahmayadi untuk menjadi calon wakil gubernur Sumut. Apa yang membuat Ijek memilih untuk terjun kedalam gemerlap politik di Sumut. Berikut petikan wawancara Sumut Pos dengan Ijek saat ditemui di Kantor Harley Davidson, Senin (17/7).

Pertanyaan     : Belakangan ramai pemberitaan di media massa mengenai keputusan Anda untuk mengikuti kontestasi Pilgubsu 2018?

Jawaban         : Mengikuti Pilgubsu bukanlah hal yang saya cita-citakan. Akhirnya saya melihat takdir harus seperti ini, saya masuk ke sini. Niat bersama Bang Edi adalah untuk kepentingan masyarakat banyak. Yang pasti kepentingan pribadi akan kita korbankan demi kepentingan orang banyak.

Pertanyaan     : Bagaimana respon keluarga Anda ketika memutuskan untuk terjun ke dunia politik?

Jawaban         : Saya harus memberikan penjelasan kepada keluarga. Awalnya mereka menentang, hanya saja setelah diberikan penjelasan, mereka mau menerimanya.

Pertanyaan     : Keinginan pribadi seperti apa. Apakah tetap ingin menjadi pengusaha, atau terjun ke dunia politik?

Jawaban         : Jujur, kalau ditanya keinginan pribadi yakni tetap dengan kondisi seperti saat ini yakni bebas. Bahkan bebas dalam segala hal mulai dari mengelola keuangan sendiri. Ketika mengelola keuangan sendiri tentu waktu diatur sendiri, mau ada uang gak ada uang, itu urusan sendiri. Tapi, kini saya sudah putiskan untuk mengabdi, tentu dengan segala konsekuensinya, mengikuti aturan yang ada.

Pertanyaan     : Kapan tepatnya Bang Edy Rahmayadi meminta anda untuk mendampingi dirinya maju di Pilgubsu 2018?

Jawaban         : Itu biar menjadi rahasia kami. Yang pasti, tidak mudah untuk mengambil keputusan ini, butuh pertimbangan matang. Saya sampai Umroh untuk meminta petunjuk dari Allah. Saya berangkat umroh 3 hari sebelum Ramadan, dan kembali Ramadan ke 3. Di Tanah Suci akhirnya saya bulatkan tekad untuk menerima pinangan Bang Edy dan mengabdikan diri untuk kepentingan orang yang lebih banyak.

Pertanyaan     : Apa yang membuat Anda yakin untuk merima pinangan Bang Edy?

Jawaban         : Sebenarnya saya bermimpi untuk terjun ke dunia ini saja tidak pernah. Ada yang bilang politik itu kejam, belum lagi fitnah-fitnah yang akan bermunculan. Saya sadar akan resiko itu. Begini, saya lahir, besar, berkeluarga bekerja di Sumut, mungkin juga saya meninggal dan dikebumikan di Sumut. Anak-anak saya pun sepertinya demikian. Kalaulah keadaan kedepan tidak lebih baik, kita harus merencanakan, apakah anak-anak kita akan dapat kehidupan yang layak. Apakah masyarakat yang dibawah itu bisa bangkit, apakah tambah baik atau sebaliknya. Bukan berarti Bang Edi dan Saya kepemimpinan pasti lebih baik. Tapi, niat kita kalau diizinkan menang oleh Allah dan masuk ke sana, dengan jabatan yang dimiliki ingin memperbaiki apa-apa yang tidak atau kurang baik.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/