32.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Sahril : Saya Sudah Siapkan Cost Politik

ANDIKA/SUMUT POS
DIALOG: Sahril Tumanggor berdialog dengan Komunitas Pendeta Interdenominasi Indonesia Sumut Bersama Tokoh Muda di Restoran Kenanga, Senin (17/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bakal calon (Balon) Gubernur Sumut (Gubsu) Sahril Tumanggor terus menggalang kekuatan dalam rangka menghadapi perhelatan Pilgubsu 2018 mendatang. Kali ini Sahril bertemu dan berdialog dengan Komunitas Pendeta Interdenominasi Indonesia Sumut Bersama Tokoh Muda di Restoran Kenanga, Senin (17/7).

Pada pertemuan itu, Sahril mengutarakan niatnya untuk maju di Pilgubsu 2018. Dia juga meminta dukungan serta doa agar niatannya itu bisa terealisasi. Di hadapan para puluhan pendeta, Sahril mengaku memiliki konsep pemerataan pembangunan. Dimana kawasan pedalaman dan daerah perbatasan akan dijadikan prioritas utama.

“Selama ini daerah pinggiran, pedalaman, perbatasan terkesan diabaikan, luput dari perhatian pemerintah. Kondisi ini yang sebenarnya membuat gejolak, sehingga muncul desakan untuk pemekaran,” ujar Sahril.

Menurutnya, wajar ketika desakan itu muncul. “Contohnya Nias, terlalu sedikit pembangunan di sana. Potensi wisata Nias itu luar biasa, kalau dikembangkan maka akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun manca negara,” terangnya.

Belum lagi daerah perbatasan, kata dia, yang kondisi infrastrukturnya sangat menghawatirkan. Buruknya infrastruktur juga membuat masyarakat kesulitan menjual hasil pertaniannya. “Ini mempengaruhi harga jual tentunya,” terangnya.

Oleh karena itu, Sahril juga meminta maaf kepada masyarakat Kota Medan. Apabila, dirinya terpilih menjadi gubernur Sumut, karena pembangunan dimulai dari daerah pinggiran, pedalaman serta pembatasan.

“Saat ini investor hanya melirik Medan dan Belawan untuk berinvestasi. Kenapa terjadi seperti ini, karena tidak adanya pemerataan pembangunan. Saya ini tahu wilayah mana saja yang infrastruktur buruk, saya ini anak gunung, anak pedalaman,” bilangnya.

Dia juga menyinggung promosi wisata oleh Pemprovsu, menurutnya sangat minim. Sehingga, dia tidak terkejut ketika jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata di Sumut seperti Danau Toba, Brastagi, Nias sangat sedikit.

ANDIKA/SUMUT POS
DIALOG: Sahril Tumanggor berdialog dengan Komunitas Pendeta Interdenominasi Indonesia Sumut Bersama Tokoh Muda di Restoran Kenanga, Senin (17/7).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bakal calon (Balon) Gubernur Sumut (Gubsu) Sahril Tumanggor terus menggalang kekuatan dalam rangka menghadapi perhelatan Pilgubsu 2018 mendatang. Kali ini Sahril bertemu dan berdialog dengan Komunitas Pendeta Interdenominasi Indonesia Sumut Bersama Tokoh Muda di Restoran Kenanga, Senin (17/7).

Pada pertemuan itu, Sahril mengutarakan niatnya untuk maju di Pilgubsu 2018. Dia juga meminta dukungan serta doa agar niatannya itu bisa terealisasi. Di hadapan para puluhan pendeta, Sahril mengaku memiliki konsep pemerataan pembangunan. Dimana kawasan pedalaman dan daerah perbatasan akan dijadikan prioritas utama.

“Selama ini daerah pinggiran, pedalaman, perbatasan terkesan diabaikan, luput dari perhatian pemerintah. Kondisi ini yang sebenarnya membuat gejolak, sehingga muncul desakan untuk pemekaran,” ujar Sahril.

Menurutnya, wajar ketika desakan itu muncul. “Contohnya Nias, terlalu sedikit pembangunan di sana. Potensi wisata Nias itu luar biasa, kalau dikembangkan maka akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan lokal maupun manca negara,” terangnya.

Belum lagi daerah perbatasan, kata dia, yang kondisi infrastrukturnya sangat menghawatirkan. Buruknya infrastruktur juga membuat masyarakat kesulitan menjual hasil pertaniannya. “Ini mempengaruhi harga jual tentunya,” terangnya.

Oleh karena itu, Sahril juga meminta maaf kepada masyarakat Kota Medan. Apabila, dirinya terpilih menjadi gubernur Sumut, karena pembangunan dimulai dari daerah pinggiran, pedalaman serta pembatasan.

“Saat ini investor hanya melirik Medan dan Belawan untuk berinvestasi. Kenapa terjadi seperti ini, karena tidak adanya pemerataan pembangunan. Saya ini tahu wilayah mana saja yang infrastruktur buruk, saya ini anak gunung, anak pedalaman,” bilangnya.

Dia juga menyinggung promosi wisata oleh Pemprovsu, menurutnya sangat minim. Sehingga, dia tidak terkejut ketika jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata di Sumut seperti Danau Toba, Brastagi, Nias sangat sedikit.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/