30.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Anak Aktif Hingga Berkeringat, Kulitnya Cerah

Foto Ilustrasi Angger Bondan/Jawa Pos
Foto Ilustrasi Angger Bondan/Jawa Pos

SUMUTPOS.CO- SEBAGAI orang tua, kita tak perlu melarang ketika anak pecicilan, bergerak aktif. Biarkan mereka berkeringat.

”Keringat memang proses alami tubuh untuk mengeluarkan sisa metabolisme. Jadi, jangan dilarang,” tutur dr Yolanda Ikasari Ongkowiryo.

Dokter yang berpraktik di salah satu klinik kecantikan di Surabaya itu menuturkan bahwa masa anak-anak adalah masa emas buat kulit.

Menurut dia, produksi kolagen dan elastin mencapai puncaknya di bawah usia pubertas. Tak heran, kulit mereka tampak sehat, kenyal, dan minim masalah. Apalagi, mereka punya aktivitas fisik tinggi. Kulit akan tampak cerah dan memiliki rona segar.

Sebelum memasuki usia pubertas, anak juga belum mengalami perubahan kadar hormon dalam tubuh. ”Itu kenapa anak jarang yang terkena masalah jerawat, komedo, atau kulit beruntusan,” tutur perempuan kelahiran 27 Februari 1987 itu.

Namun, dengan cuaca yang tidak bersahabat ini, kulit anak bisa saja bermasalah. Menurut Yolanda, udara penuh polusi, debu, dan kotoran bisa menimbulkan gangguan pada kulit anak. Belum lagi radiasi sinar matahari siang yang berpotensi mengakibatkan gangguan kulit.

“Kombinasi keringat dan debu, polusi, serta malas menjaga kulit bisa menimbulkan bahaya,” ujarnya.

Solusinya, anak harus dikenalkan pada kegiatan merawat kulit. Perawatan kulit anak, menurut Yolanda, terbilang simpel.

Cukup cuci muka secara rutin dan menggunakan tabir surya sebelum beraktivitas di luar rumah. Jika si anak memang mudah berkeringat, sebaiknya sediakan tisu atau sapu tangan untuk menyeka keringat.

”Untuk produknya, anak-anak yang belum menginjak puber bisa pakai produk bayi,” ujar dokter sekaligus konsultan kecantikan itu.

Dia menjelaskan bahwa produk bayi minim kandungan bahan kimia dan teruji klinis rendah efek alergi (hypoallergenic). Dengan demikian, itu aman untuk kulit anak yang masih tipis dan sensitif. (fam/c10/ayi)

Foto Ilustrasi Angger Bondan/Jawa Pos
Foto Ilustrasi Angger Bondan/Jawa Pos

SUMUTPOS.CO- SEBAGAI orang tua, kita tak perlu melarang ketika anak pecicilan, bergerak aktif. Biarkan mereka berkeringat.

”Keringat memang proses alami tubuh untuk mengeluarkan sisa metabolisme. Jadi, jangan dilarang,” tutur dr Yolanda Ikasari Ongkowiryo.

Dokter yang berpraktik di salah satu klinik kecantikan di Surabaya itu menuturkan bahwa masa anak-anak adalah masa emas buat kulit.

Menurut dia, produksi kolagen dan elastin mencapai puncaknya di bawah usia pubertas. Tak heran, kulit mereka tampak sehat, kenyal, dan minim masalah. Apalagi, mereka punya aktivitas fisik tinggi. Kulit akan tampak cerah dan memiliki rona segar.

Sebelum memasuki usia pubertas, anak juga belum mengalami perubahan kadar hormon dalam tubuh. ”Itu kenapa anak jarang yang terkena masalah jerawat, komedo, atau kulit beruntusan,” tutur perempuan kelahiran 27 Februari 1987 itu.

Namun, dengan cuaca yang tidak bersahabat ini, kulit anak bisa saja bermasalah. Menurut Yolanda, udara penuh polusi, debu, dan kotoran bisa menimbulkan gangguan pada kulit anak. Belum lagi radiasi sinar matahari siang yang berpotensi mengakibatkan gangguan kulit.

“Kombinasi keringat dan debu, polusi, serta malas menjaga kulit bisa menimbulkan bahaya,” ujarnya.

Solusinya, anak harus dikenalkan pada kegiatan merawat kulit. Perawatan kulit anak, menurut Yolanda, terbilang simpel.

Cukup cuci muka secara rutin dan menggunakan tabir surya sebelum beraktivitas di luar rumah. Jika si anak memang mudah berkeringat, sebaiknya sediakan tisu atau sapu tangan untuk menyeka keringat.

”Untuk produknya, anak-anak yang belum menginjak puber bisa pakai produk bayi,” ujar dokter sekaligus konsultan kecantikan itu.

Dia menjelaskan bahwa produk bayi minim kandungan bahan kimia dan teruji klinis rendah efek alergi (hypoallergenic). Dengan demikian, itu aman untuk kulit anak yang masih tipis dan sensitif. (fam/c10/ayi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/