29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Sadis! Beru Sitepu Dibunuh Suami sambil Bersetubuh

Foto: Marko Sembiring /PM
Jenazah Sinta Br Sitepu di RSUD Kabanjahe.

Puas melampiaskan hasrat sekaligus emosinya, Dedy segera memakai kembali celananya. Sementara Shinta sekarat dalam posisi telungkup akibat kepalanya berulang kali dihantamkan ke lantai.

Istilah ‘perselisihan suami istri dituntaskan di ranjang’ ternyata tak berlaku bagi Dedy. Bukannya iba melihat Shinta sekarat, dia malah membalikkan tubuh korban lalu kembali mencekiknya.

Untuk memastikan istrinya telah tewas, Dedy mengambil baju jeans lengan panjang warna biru. Lengan baju itu lantas diikatkan ke leher Shinta dengan sekuat tenaga. Dalam hitungan menit, ibu muda itu pun meregang nyawa.

Yakin ibu dari putranya yang masih bayi sudah meninggal dunia, Dedy menutupi jasad Shinta dengan selimut lalu memakaikan kain sarung ke tubuhnya, lantas menggesernya ke belakang pintu kamar dan ditutupi dengan tikar.

Mengantisipasi bau pembusukan, Dedy menyemprotkan minyak wangi ke seluruh ruangan kamar dan tubuh korban. Setelah itu dia mengemas bajunya dan anaknya lalu pergi ke Kabanjahe. Tak lupa dia menggembok pintu kamar dan rumahnya. Saat meninggalkan rumah, tujuannya adalah kampung halamannya di Palembang.

Semua aksi kekejian itu diperagakan langsung oleh Dedy pada rekontruksi Rabu (19/7) kemarin sekira pukul 10:00 wib di TKP kejadian. Masih terlihat bercak darah berceceran yang sudah kering di karpet warna merah jambu dalam rumah itu.

Ada sebanyak 18 adegan diperankan oleh pelaku sendiri. Sementara korban diperankan dalam wujud manekin. Gelar reka ulang itu disaksikan warga dan pihak keluarga.

Turut hadir Kapolsek Tigapanah, AKP Dearma Munthe,SH  didampingi  anggotanya serta JPU dari Kejari Kari Karo, Agustinus Perangin-angin,SH, penasehat tersangka Ripalino Bukit,SH, saksi-saksi yakni Sahat Maruli Tua Sihombing dan Rafles Sihombing, serta ibu kandung korban, Rehulina Beru Bukit.

“Bunuh aja anak itu. Keji kali perbuatannya. Kalau tidak suka lagi kan lebih baik diceraikan, kenapa mesti dibunuh. Semoga kau mati di dalam penjara. Manusia biadap, otak binatang, tidak berprikemanusiaan” teriak warga saat Dedy berjalan meninggalkan lokasi reka ulang.

Sementara ibu korban, Rehulina Beru Bukit terlihat murung seakan tak tahu harus berkata apa-apa. Lidahnya seolah kaku dan airmatanya telah kering. “Hukum lah dia seberat perbuatannya. Kami keluarga menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada penegak hukum,” ujarnya pasrah.(ius/ras)

Foto: Marko Sembiring /PM
Jenazah Sinta Br Sitepu di RSUD Kabanjahe.

Puas melampiaskan hasrat sekaligus emosinya, Dedy segera memakai kembali celananya. Sementara Shinta sekarat dalam posisi telungkup akibat kepalanya berulang kali dihantamkan ke lantai.

Istilah ‘perselisihan suami istri dituntaskan di ranjang’ ternyata tak berlaku bagi Dedy. Bukannya iba melihat Shinta sekarat, dia malah membalikkan tubuh korban lalu kembali mencekiknya.

Untuk memastikan istrinya telah tewas, Dedy mengambil baju jeans lengan panjang warna biru. Lengan baju itu lantas diikatkan ke leher Shinta dengan sekuat tenaga. Dalam hitungan menit, ibu muda itu pun meregang nyawa.

Yakin ibu dari putranya yang masih bayi sudah meninggal dunia, Dedy menutupi jasad Shinta dengan selimut lalu memakaikan kain sarung ke tubuhnya, lantas menggesernya ke belakang pintu kamar dan ditutupi dengan tikar.

Mengantisipasi bau pembusukan, Dedy menyemprotkan minyak wangi ke seluruh ruangan kamar dan tubuh korban. Setelah itu dia mengemas bajunya dan anaknya lalu pergi ke Kabanjahe. Tak lupa dia menggembok pintu kamar dan rumahnya. Saat meninggalkan rumah, tujuannya adalah kampung halamannya di Palembang.

Semua aksi kekejian itu diperagakan langsung oleh Dedy pada rekontruksi Rabu (19/7) kemarin sekira pukul 10:00 wib di TKP kejadian. Masih terlihat bercak darah berceceran yang sudah kering di karpet warna merah jambu dalam rumah itu.

Ada sebanyak 18 adegan diperankan oleh pelaku sendiri. Sementara korban diperankan dalam wujud manekin. Gelar reka ulang itu disaksikan warga dan pihak keluarga.

Turut hadir Kapolsek Tigapanah, AKP Dearma Munthe,SH  didampingi  anggotanya serta JPU dari Kejari Kari Karo, Agustinus Perangin-angin,SH, penasehat tersangka Ripalino Bukit,SH, saksi-saksi yakni Sahat Maruli Tua Sihombing dan Rafles Sihombing, serta ibu kandung korban, Rehulina Beru Bukit.

“Bunuh aja anak itu. Keji kali perbuatannya. Kalau tidak suka lagi kan lebih baik diceraikan, kenapa mesti dibunuh. Semoga kau mati di dalam penjara. Manusia biadap, otak binatang, tidak berprikemanusiaan” teriak warga saat Dedy berjalan meninggalkan lokasi reka ulang.

Sementara ibu korban, Rehulina Beru Bukit terlihat murung seakan tak tahu harus berkata apa-apa. Lidahnya seolah kaku dan airmatanya telah kering. “Hukum lah dia seberat perbuatannya. Kami keluarga menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada penegak hukum,” ujarnya pasrah.(ius/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/