25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Korban Meminta Hubungan Sesama Sejenis

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
Tersangka Hendra melihat lubang anus korban yang modelnya diperankan oleh orang lain dalam rekonstruksi kasus pembunuhan yang digelar Satreskrim Polres Binjai.

BINJAI, SUMUTPOS.CO –Rekontruksi pembunuhan Guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Stabat, H Abdul Haris (51) warga Jalan DI Panjaitan Pasar V Sidomulyo Stabat Langkat digelar di Halaman Polres Binjai, Jumat (20/10). Dalam adegan menunjukan bahwa tersangka, Suhendra Adi Nata alias Hendra (35) warga Desa Perdamaian Lingkungan 12 Sempurna Stabat nekat melakukan pembunuhan karena dipaksa melakukan hubungan badan sesama sejenis oleh korban.

“Bapak selaku haji dan guru dari anak saya, apakah pantas bapak melakukan ini sesama jenis,” ujar tersangka Suhendra Adi Nata alias Hendra (35) pada adegan ke 10 dalam rekonstruksi yang digelar Satuan Reserse Kriminal Polres Binjai.

Ya, Hendra menghabisi nyawa H Abdul Haris (51) warga Jalan DI Panjaitan, Pasar V, Sidomulyo, Stabat, Langkat karena memaksa hubungan sesama jenis yang ingin dilakukan oleh korban.

Dalam adegan ke 10 itu, nyawa guru SDN 050660 Stabat ini meregang. Tersangka mencekek dan melilitkan tali pinggang yang kemudian memutar tali pinggang tersebut hingga 3 kali. Meski korban berusaha melepaskan tali pinggang di lehernya, namun tetap saja ajal menjemputnya.

Terungkap dalam rekonstruksi pembunuhan ini, korban yang meminta tersangka untuk melangsungkan hubungan sesama jenis. Tepat adegan ke 6, korban sudah bersedia melakukan terlarang itu.

Di adegan ke 9, mendadak timbul niat Hendra untuk membunuh korban. Tak ayal, tali pinggang yang dipakainya langsung dilepas kemudian dililitkan ke leher korban.

Meski korban sudah tidak berdaya, Hendra tetap menusuk leher korban sebanyak 2 kali. Ketepatan saat itu Hendra melihat sebilah pisau yang tertumpuk di balik rerumputan dan dedaunan.

Di adegan ke 14, tersangka memastikan denyut nadi korban sudah tidak berdetak lagi yang posisinya dalam keadaan telungkup. Celana dalam korban yang sudah diturunkan, dinaikan kembali oleh Hendra. Seolah-olah mayat tersebut bukan korban pembunuhan.

Di adegan ke 17, mayat korban digulingkan dengan kedua tangan tersangka ke arah bawah pohon beringin guna menghindari simpati warga. Di adegan terakhir 18, Hendra sempat menikmati sebatang rokok sebelum membawa kabur barang-barang dan sepedamotor korban.

Foto: Teddy Akbari/Sumut Pos
Tersangka Hendra melihat lubang anus korban yang modelnya diperankan oleh orang lain dalam rekonstruksi kasus pembunuhan yang digelar Satreskrim Polres Binjai.

BINJAI, SUMUTPOS.CO –Rekontruksi pembunuhan Guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Stabat, H Abdul Haris (51) warga Jalan DI Panjaitan Pasar V Sidomulyo Stabat Langkat digelar di Halaman Polres Binjai, Jumat (20/10). Dalam adegan menunjukan bahwa tersangka, Suhendra Adi Nata alias Hendra (35) warga Desa Perdamaian Lingkungan 12 Sempurna Stabat nekat melakukan pembunuhan karena dipaksa melakukan hubungan badan sesama sejenis oleh korban.

“Bapak selaku haji dan guru dari anak saya, apakah pantas bapak melakukan ini sesama jenis,” ujar tersangka Suhendra Adi Nata alias Hendra (35) pada adegan ke 10 dalam rekonstruksi yang digelar Satuan Reserse Kriminal Polres Binjai.

Ya, Hendra menghabisi nyawa H Abdul Haris (51) warga Jalan DI Panjaitan, Pasar V, Sidomulyo, Stabat, Langkat karena memaksa hubungan sesama jenis yang ingin dilakukan oleh korban.

Dalam adegan ke 10 itu, nyawa guru SDN 050660 Stabat ini meregang. Tersangka mencekek dan melilitkan tali pinggang yang kemudian memutar tali pinggang tersebut hingga 3 kali. Meski korban berusaha melepaskan tali pinggang di lehernya, namun tetap saja ajal menjemputnya.

Terungkap dalam rekonstruksi pembunuhan ini, korban yang meminta tersangka untuk melangsungkan hubungan sesama jenis. Tepat adegan ke 6, korban sudah bersedia melakukan terlarang itu.

Di adegan ke 9, mendadak timbul niat Hendra untuk membunuh korban. Tak ayal, tali pinggang yang dipakainya langsung dilepas kemudian dililitkan ke leher korban.

Meski korban sudah tidak berdaya, Hendra tetap menusuk leher korban sebanyak 2 kali. Ketepatan saat itu Hendra melihat sebilah pisau yang tertumpuk di balik rerumputan dan dedaunan.

Di adegan ke 14, tersangka memastikan denyut nadi korban sudah tidak berdetak lagi yang posisinya dalam keadaan telungkup. Celana dalam korban yang sudah diturunkan, dinaikan kembali oleh Hendra. Seolah-olah mayat tersebut bukan korban pembunuhan.

Di adegan ke 17, mayat korban digulingkan dengan kedua tangan tersangka ke arah bawah pohon beringin guna menghindari simpati warga. Di adegan terakhir 18, Hendra sempat menikmati sebatang rokok sebelum membawa kabur barang-barang dan sepedamotor korban.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/