SUMUTPOS.CO – Ribuan tanaman jagung milik petani di Kabupaten Langkat diserang organisme pengganggu tanaman (OPT) berupa penggerek batang, hawar daun dan belalang.
“Saat ini, petani sedang berusaha menanggulangi hama-hama itu,” ujar Koordinator Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat, Miswandi, Kamis (19/10) via selularnya.
Miswandi menjelaskan, paling parah serangan hama penggerek batang. Hama tersebut merusak 4,7 hektare tanaman jagung di Kecamatan Sei Bingei dan 0,7 hektare di Kecamatan Selesai.
“Selain itu juga serangan berupa hama belalang seluas 2,7 hektare. Terluas berada di Kecamatan Secanggang 1,2 hektare, Kecamatan Wampu 1 hektare dan Kecamatan Hinai 0,5 hektare,” katanya.
Sedangkan OPT hawar daun menyerang 1,4 hektare lahan petani. Di Kecamatan seluas 1 hektare dan Kuala 0,4 hektare.
Pun demikian, berbagai upaya penyelamatan sudah dilakukan oleh petani dan penyuluh pertanian.
“Sekarang ini untuk menyelamatkan tanaman jagung milik petani itu sudah dilakukan upaya pengendalian berupa pemberian insektisida sesuai anjuran dan eradikasi daun terserang,” ujarnya.
Sementara, untuk tanaman pangan lainnya yang diserang OPT yaitu kacang tanah. Hama yang menyerang berupa penggulung daun seluas 0,1 hektare di Kecamatan Sawit Seberang. Kemudian, karat daun seluas 0,3 hektare di Kecamatan Wampu dan Hinai seluas 0,6 hektare. Selain itu, cercospora seluas 0,1 hektare di Batang Serangan.
“Serangan hama terhadap tanaman jagung itu dari panen yang sudah dilakukan oleh petani sekarang ini seluas 11.109 hektare,” tegasnya.
Sementara, akibat dampak banjir beberapa waktu lalu, sedikitnya 240 hektare tanaman jeruk petani di Kabupaten Langkat rusak. “Kerusakan terjadi di Kecamatan Besitang. Namun, hingga kini masih bisa diselamatkan karena air mulai surat,” kata Camat Besitang Ibnu Hajar yang dihubungi via selular.
Ibnu Hajar menjelaskan, tanaman jeruk yang terluas terdampak banjir berada di Desa Sekoci mencapai 190 hektare. Selanjutnya, di Desa Bukit Mas seluas 50 hektare.
Namun, saat ini air sudah mulai surut dari sebelumnya mencapai 1,5 meter. “Selain itu tanaman padi petani juga terdampak banjir sekarang ini. Baik yang siap panen, maupun yang belum dipanen,” tuturnya.
Total padi yang terendam banjir seluas 61 hektare. Masing-masing terdiri dari 25 hektare di kelurahan Bukit Kubu, 21 hektare di kelurahan Kampung Lama dan 15 hektare di kelurahan Pekan Besitang.
“Ada juga tanaman jagung petani yang terdampak banjir seluas lima hektare di Desa Sekoci dan 10 hektare di Desa Bukit Mas,” sambungnya.
Namun, semua tanaman yang terdampak banjir itu masih bisa diselamatkan. Saat ini, petugas pertanian dan petani sudah turun ke lapangan untuk mengupayakannya. (bam/ala)