30 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Sendirian setelah Ditolak Wanita, Eh Dituduh Maling Lembu

Foto: Sopian/Sumut Pos Tukimin ketika di bawa ke Mapolsek Tebingtinggi dengan luka lembam dibagian wajah dan sekujur badannya, Selasa (3/11).
Foto: Sopian/Sumut Pos
Tukimin ketika di bawa ke Mapolsek Tebingtinggi dengan luka lembam dibagian wajah dan sekujur badannya, Selasa (3/11).

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Sial dialami Tukimin (61). Penarik betor ini babak belur usai diteriaki pencuri lembu. Kejadian itu berlangsung di areal kebun karet PT Mendaris Dusun III, Desa Laut Tador, Kecamatan Tebing Syahbandar, Selasa (3/11) pukul 03.30 WIB.

Dituturkan korban yang tinggal di Jalan Yos Sudarso Lingkungan I, Kelurahan Lalang Kota Tebingtinggi ini, malam itu dirinya hendak pulang ke rumah setelah menarik betor. Di tengah jalan, tepatnya Jalan Prof HM Yamin Kota Tebingtinggi, seorang penumpang perempuan paruh baya bernama Mebot, memanggilnya.

“Perempuan itu saya rayu. Kemudian kami sepakat membeli minuman beralkohol sebanyak dua motol dari merk yang berbeda. Setelah membeli minuman, kami berdua kembali mencari tempat duduk nyantai,” kata Tukimin.

Di atas betor, Mebot mengajak pulang ke rumahnya di Desa Laut Tador. Lalu, keduanya pun langsung menuju lokasi gubuk di areal tengah kebun rambung sembari menenggak alkohol yang mereka beli.

Di bawah pengaruh alhokol, libido Tukimin naik dan ingin menggauli Mebot. Namun Mebot permisi pulang untuk mengambil uang mengganti biaya minuman yang dibeli Tukimin. Ketika ditunggu-tunggu, Mebot tak kunjung kembali. “Kondisi malam itu gelap gulita di tengah kebun karet. Dengan kondisi mabuk berat, aku menyusuri jalan kebun menggunakan senter mancis,“ tutur Tukimin.

Karena dirinya tidak mengetahui lokasi, dia terus berjalan hingga tiba di perkampungan (pondok) milik PT Mendaris Afdeling III. “Sampai situ, aku langsung diteriaki maling. Puluhan warga keluar rumah memukul tubuhku beramai-ramai. Dimassakan warga saya pak,“ ungkapnya dengan mimik sedih.

Pemilik lembu, Heri (51) mengatakan, malam itu sedang ronda malam. Dilihatnya tepat di belakang rumah, ada cahaya berjalan. Ia pun curiga ada maling lembu. Karenanya dian-diam, Heri membangunkan warga dan langsung menangkap orang yang dicurigai. “Terus terang kami curiga, karena lembu disini sering hilang dicuri orang,” jelas Heri.

Kapolsek Tebingtinggi, AKP Burju Siahaan mengatakan pihaknya mendapat informasi dari warga ada pencuri lembu tertangkap langsung turun kelokasi, selain mengamankan Tukimin. “Hasil pemeriksaan sementara, korban pemukulan mengonsumsi alkohol. Warga salah tangkap orang yang diduga maling lembu. Karena keduanya tidak membuat pengaduan, kita tempuh jalur kekeluargaan,” kata Burju. (ian)

Foto: Sopian/Sumut Pos Tukimin ketika di bawa ke Mapolsek Tebingtinggi dengan luka lembam dibagian wajah dan sekujur badannya, Selasa (3/11).
Foto: Sopian/Sumut Pos
Tukimin ketika di bawa ke Mapolsek Tebingtinggi dengan luka lembam dibagian wajah dan sekujur badannya, Selasa (3/11).

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Sial dialami Tukimin (61). Penarik betor ini babak belur usai diteriaki pencuri lembu. Kejadian itu berlangsung di areal kebun karet PT Mendaris Dusun III, Desa Laut Tador, Kecamatan Tebing Syahbandar, Selasa (3/11) pukul 03.30 WIB.

Dituturkan korban yang tinggal di Jalan Yos Sudarso Lingkungan I, Kelurahan Lalang Kota Tebingtinggi ini, malam itu dirinya hendak pulang ke rumah setelah menarik betor. Di tengah jalan, tepatnya Jalan Prof HM Yamin Kota Tebingtinggi, seorang penumpang perempuan paruh baya bernama Mebot, memanggilnya.

“Perempuan itu saya rayu. Kemudian kami sepakat membeli minuman beralkohol sebanyak dua motol dari merk yang berbeda. Setelah membeli minuman, kami berdua kembali mencari tempat duduk nyantai,” kata Tukimin.

Di atas betor, Mebot mengajak pulang ke rumahnya di Desa Laut Tador. Lalu, keduanya pun langsung menuju lokasi gubuk di areal tengah kebun rambung sembari menenggak alkohol yang mereka beli.

Di bawah pengaruh alhokol, libido Tukimin naik dan ingin menggauli Mebot. Namun Mebot permisi pulang untuk mengambil uang mengganti biaya minuman yang dibeli Tukimin. Ketika ditunggu-tunggu, Mebot tak kunjung kembali. “Kondisi malam itu gelap gulita di tengah kebun karet. Dengan kondisi mabuk berat, aku menyusuri jalan kebun menggunakan senter mancis,“ tutur Tukimin.

Karena dirinya tidak mengetahui lokasi, dia terus berjalan hingga tiba di perkampungan (pondok) milik PT Mendaris Afdeling III. “Sampai situ, aku langsung diteriaki maling. Puluhan warga keluar rumah memukul tubuhku beramai-ramai. Dimassakan warga saya pak,“ ungkapnya dengan mimik sedih.

Pemilik lembu, Heri (51) mengatakan, malam itu sedang ronda malam. Dilihatnya tepat di belakang rumah, ada cahaya berjalan. Ia pun curiga ada maling lembu. Karenanya dian-diam, Heri membangunkan warga dan langsung menangkap orang yang dicurigai. “Terus terang kami curiga, karena lembu disini sering hilang dicuri orang,” jelas Heri.

Kapolsek Tebingtinggi, AKP Burju Siahaan mengatakan pihaknya mendapat informasi dari warga ada pencuri lembu tertangkap langsung turun kelokasi, selain mengamankan Tukimin. “Hasil pemeriksaan sementara, korban pemukulan mengonsumsi alkohol. Warga salah tangkap orang yang diduga maling lembu. Karena keduanya tidak membuat pengaduan, kita tempuh jalur kekeluargaan,” kata Burju. (ian)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/